Tak hanya terkenal dengan gunung, pantai, dan kearifan lokalnya, Jawa Timur juga menyimpan jejak panjang peradaban spiritual yang mengakar kuat. Di sejumlah sudut provinsi ini, berdiri vihara-vihara kuno yang menjadi saksi bisu perkembangan agama Buddha sejak berabad-abad silam.
Sejak ribuan tahun lalu, ajaran agama Buddha tumbuh dan berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Kehadirannya ditandai dengan vihara-vihara legendaris dan bersejarah yang hanya menjadi pusat ibadah maupun pendidikan.
Daftar Vihara Tertua di Jawa Timur
Vihara-vihara ini tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat budaya dan destinasi wisata religi yang menarik. Berikut beberapa vihara tua di Jawa Timur yang masih aktif hingga kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Maha Vihara Mojopahit Mojokerto
Maha Vihara Mojopahit menjadi salah satu destinasi wisata religi paling populer di Mojokerto. Ciri khas vihara ini terletak pada patung Buddha Tidur raksasa berwarna emas yang ikonik. Patung ini bahkan mencetak rekor MURI pada tahun 2001 sebagai patung Buddha tidur terbesar di Indonesia dan terbesar ketiga di Asia Tenggara.
Mengutip laman resmi Pemkab Mojokerto, patung tersebut menggambarkan momen wafatnya Siddharta Gautama, yang dalam ajaran Buddha dikenal sebagai Buddha Mahaparinibbana. Patung ini menghadap ke selatan, arah yang diyakini sebagai kiblat umat Buddha.
Tradisi memandikan Patung Buddha Mahaparinibbana masih dipertahankan hingga kini. Tradisi ini merupakan simbol penghormatan dan ungkapan syukur atas ajaran Sang Buddha.
BagiDetikers yang ingin berkunjung, lokasi vihara ini berada di Gang I, SitiInggil,Bejijong, KecamatanTrowulan, KabupatenMojokerto. Vihara dibuka untuk umum mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB.
![]() |
2. Vihara Dhammadipa Arama Batu
Vihara Dhammadipa Arama termasuk salah satu vihara tertua dan terbesar di Jawa Timur. Terletak di Jalan Ir. Soekarno No 311, Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, vihara ini telah berdiri lebih dari 50 tahun. Berdasarkan informasi dari laman resminya, sebelum menjadi vihara, tempat ini awalnya merupakan padepokan yang didirikan pada 1971.
Nama "DhammadipaArama" diberikan oleh Yang MuliaSomdetPhraNyanasamvara dari Thailand, yang berarti "Vihara PulauDhamma". Nama ini menyimpan makna harapan agarDhamma dapat menjadi tempat perlindungan dan pedoman hidup.
![]() |
3. Vihara Bodhigiri Blitar
Terletak di ketinggian 550 meter di atas permukaan laut, Vihara Bodhigiri dikenal sebagai tempat ideal untuk semedi dan meditasi. Suasana sejuk dan tenang, berpadu dengan pemandangan alam yang hijau, menjadikan vihara ini sebagai destinasi spiritual yang menenangkan.
Mengutip laman resmi Kemenag Jatim, di dalam kompleks vihara terdapat Tugu Asoka dengan empat kepala singa, stupa penyimpanan relik para Arahat, serta relief Manggala Gatha yang menyimpan nilai-nilai luhur.
Pada bulan Juli hingga Oktober, ViharaBodhigiri menggelar pelatihan meditasi dalam rangka masavassa, yaitu masa di mana parabhikkhu berdiam di satu tempat selama tiga bulan untuk memperdalam latihan spiritual.
![]() |
4. Vihara Avalokitesvara Madura
Dikenal juga sebagai Klenteng Kwan Im Kiong, vihara ini merupakan tempat ibadah umat Tri Dharma terbesar di Madura. Lokasinya berada di Dusun Candi, Desa Polangan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan.
Arsitektur bangunan yang megah dengan ornamen khas Tionghoa menjadikan Vihara Avalokitesvara sebagai daya tarik tersendiri. Tak jauh dari vihara, pengunjung juga bisa menikmati panorama Pantai Talang Siring. Kompleks vihara ini juga dilengkapi musala dan pura, menjadi simbol nyata kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Pulau Garam.
Baca juga: 4 Vihara di Malang Raya untuk Ibadah Waisak |
5. Klenteng Hok Sian Kiong Mojokerto
Klenteng Hok Sian Kiong merupakan tempat ibadah umat Tri Dharma yang berdiri kokoh di Mojokerto, tepatnya di Jalan Residen Pamuji dan Jalan PB Sudirman. Bangunan ini telah ada sejak 1823, pada masa kolonial Belanda.
Menurut catatanKemdikbud, pada 1955, bagian barat klenteng mulai difungsikan sebagai vihara. Hingga kini, bangunan yang telah berdiri lebih dari dua abad ini tetap menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya, khususnya bagi komunitas Tionghoa dan umat Tri Dharma diMojokerto.
![]() |
(dpe/irb)