Mendukung Lansia Pejuang Nafkah Bersama 'Ketimbang Ngemis Surabaya'

Kabar Komunitas

Mendukung Lansia Pejuang Nafkah Bersama 'Ketimbang Ngemis Surabaya'

Katherine Yovita - detikJatim
Rabu, 02 Jul 2025 21:00 WIB
Komunitas Ketimbang Ngemis Surabaya saat mengunjungi salah satu sosok mulia pedagang tisu.
Komunitas Ketimbang Ngemis Surabaya saat mengunjungi salah satu sosok mulia pedagang tisu. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Di tengah cepatnya laju kehidupan di kota-kota besar masih sering terlihat sosok-sosok yang bekerja keras mencari nafkah dan berjualan di usia yang sudah senja. Di balik wajah dan keriput mereka ada kisah perjuangan dan harapan untuk bertahan hidup yang besar.

Orang-orang seperti itulah yang menjadi sasaran Komunitas Ketimbang Ngemis Surabaya. Anggota komunitas ini hadir sebagai jembatan harapan, sebuah gerakan yang didedikasikan untuk mengangkat harkat dan martabat para pejuang nafkah jalanan yang memilih untuk tidak mengemis.

Komunitas ini berjejaring untuk mencari mereka yang berada di batas garis kemiskinan tapi dengan gigih memilih untuk berdagang daripada mengemis. Orang-orang itu dalam istilah Ketimbang Ngemis disebut Solia yang merupakan singkatan dari "sosok mulia".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada akhir Mei 2025, Komunitas Ketimbang Ngemis Surabaya menggelar kegiatan memborong dagangan milik salah satu Solia di Surabaya. 'Sosok mulia' itu adalah Zein, penjual tisu keliling berusia 67 tahun yang biasa menjajakan barang dagangan di sekitar daerah Klampis.

Dengan sepeda tuanya, Pak Zein memiliki semangat yang berkobar untuk bertahan hidup melalui usaha sederhana di usia yang tak lagi muda. Pak Zein tampak gigih dalam mencari rezeki.

ADVERTISEMENT

Melihat semangat juang yang dimiliki Pak Zein, Komunitas Ketimbang Ngemis Surabaya memutuskan untuk memberikan apresiasi dan bantuan kepadanya. Tujuh orang anggota komunitas berangkat ke lokasi Pak Zein biasanya berjualan.

Tiba di lokasi, mereka mendapati Pak Zein tengah beristirahat di bawah pohon rindang dengan tumpukan tisu di sepeda yang belum terjual. Para anggota komunitas mendekatinya dan menjelaskan maksud kedatangan mereka.

Raut wajah Pak Zein yang semula tampak lelah berubah menjadi senyum haru saat mengetahui dagangannya akan diborong habis. Rasa syukur menyelimuti wajahnya, matanya berkaca-kaca, dan tak henti-hentinya ia melantunkan doa baik dan harapan bagi anak-anak muda yang telah membantunya.

Tak berhenti sampai di situ, Komunitas Ketimbang Ngemis telah menyiapkan sejumlah bantuan sembako yang akan diserahkan kepada Pak Zein. Mereka pun saling membagi tugas, beberapa di antaranya mengikuti Pak Zein perlahan, pulang ke rumahnya, sementara yang lain menyusul.

Ketika semua telah berkumpul di rumah Pak Zein, perbincangan hangat pun dimulai. Terlihat setiap anggota menyimak dengan baik kisah hidup Pak Zein dan memberikan dukungan moral. Momen kebersamaan ini adalah bukti bahwa kepedulian yang sederhana bisa membawa dampak besar bagi para solia.

Lahir di Jogja, Tumbuh di Surabaya

Komunitas Ketimbang Ngemis bermula dari gerakan yang muncul dari Kota Yogyakarta. Komunitas ini berkembang luas ke regional lainnya hingga akhirnya sekitar 2015 lahir di Surabaya. Komunitas ini hadir untuk mengapresiasi sosok-sosok lansia yang masih bekerja keras mencari nafkah.

Ketua Komunitas Ketimbang Ngemis Surabaya, Agisdian Wardhani menyebutkan bahwa program berbagi sembako ke rumah solia ini termasuk sebagai agenda baru di komunitas.

"Jadi kami itu ngide (punya ide) mau main ke rumah Solia. Baru 2 kali ini programnya, jadi kami sekalian borong, plus berbagi dengan orang-orang sekitar, kita kasi sembako plus bantuan gitu," Ujar wanita yang akrab dengan panggilan Agis tersebut.

Agis melanjutkan ada beberapa kriteria khusus untuk Solia yang akan dibantu, di antaranya yaitu berumur di atas 60 tahun, dan dipastikan berjualan untuk memenuhi kebutuhan hidup bukan sebagai pekerjaan sampingan.

Meski demikian, ia mengaku mencari Solia memiliki tantangan tersendiri. Ini karena sebagian besar Solia yang berdagang di jalanan memiliki mobilitas yang tinggi alias tidak diam di satu tempat.

Pihak komunitas terkadang kesulitan untuk menjangkau para Solia yang sudah ditarget. Belum lagi tidak semua Solia terbuka untuk berinteraksi dengan orang-orang baru, sehingga informasi yang diterima oleh komunitas semakin terbatas.

Sementara itu, alumni Ketimbang Ngemis Surabaya, Afgani Ardi Maryanto menyebutkan bahwa Komunitas Ketimbang Ngemis merupakan salah satu komunitas sosial yang paling unik dengan sasaran yang jelas.

"Bisa dibilang ini komunitas yang paling unik dan segmentasinya nggak ada yang nyamain. Biasanya kan komunitas lain kalau sosial, targetnya ke anak yatim, kaum Duafa, dan sebagainya, yang padahal sudah punya badan sendiri dari segi pemerintah, sedangkan dari kita sendiri nggak ada kan nah ini yang jadi keunikan dari Ketimbang Ngemis," jelasnya.

Adapun sejumlah program sosial yang dijalankan oleh komunitas ini seperti kegiatan berbagi berkah atau bagi-bagi sembako, memborong dagangan solia, One Week One Solia, dan Garage Sale.

Salah satu program yang cukup menarik perhatian, bernama "Gejudkan" yang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan modal yang lebih besar dan harus melalui proses survei Solia yang ketat.

Survei dilakukan agar komunitas benar-benar mengetahui bantuan yang dibutuhkan oleh Solia, apakah dari segi transportasi, finansial, borong dagangan, hingga bahan baku jualan. Namun, karena satu dan lain hal, program ini tidak lagi memungkinkan untuk dilanjutkan.

"Komunitas ini seharusnya menjadi pusat perhatian, khususnya di segmentasi kita, karena kesadaran untuk mempedulikan sosok mulia ini mengenai orang-orang yang sudah renta dan masih berjualan, itu kan menjadi kiblat bagi kita yang muda ini untuk, ternyata kita nggak boleh lupa dengan kerja keras, karena nantinya kita akan merasakan tua di masanya nanti," ujar pemuda yang juga sempat menjabat sebagai ketua Komunitas Ketimbang Ngemis tersebut.

Dengan demikian, Komunitas Ketimbang Ngemis bukan sekedar gerakan sosial, melainkan juga mercusuar yang mencerahkan. Mari mendukung dan meneladani semangat komunitas ini agar semakin banyak solia yang merasa dihargai dan memiliki harapan untuk masa depan yang lebih baik.




(dpe/abq)


Hide Ads