Komunitas Skuter Kota Batu Pertahankan Jargon Satu Vespa Berjuta Saudara

Kabar Komunitas

Komunitas Skuter Kota Batu Pertahankan Jargon Satu Vespa Berjuta Saudara

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Rabu, 25 Jun 2025 22:15 WIB
Komunitas Vespa di Kota Batu.
Komunitas Vespa di Kota Batu. (Foto: Istimewa/dok. Vespa Batu Bersatu)
Kota Batu -

Kota Batu identik dengan keindahan alamnya, namun siapa sangka geliat komunitas vespa di kota apel ini juga tak kalah menarik. Vespa Batu Bersatu (VBB), sebuah wadah yang kini menaungi belasan klub vespa di Kota Batu, menjadi bukti kuatnya ikatan kekeluargaan para scooterean.

Salah satu anggota VBB, Dila Ozy sedikit menceritakan kisah perjalanan komunitas vespa di Kota Batu. Diawali dengan lahirnya komunitas yang menaungi para pecinta vespa asal Kota Batu pada sekitar tahun 1997-1998. Nama komunitas vespa itu adalah Baves atau kepanjangan dari Batu Vespa.

Baves itu pun berjalan sebagai wadah bagi para scooterean Kota Batu untuk bertemu dan merajut ikatan kekeluargaan. Namun, berjalannya waktu komunitas Baves tersebut bubar karena tidak adanya peremajaan kepengurusan sehingga komunitas yang sudah berkembang tidak lagi aktif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bubarnya Baves karena sang ketua tiba-tiba menikah di luar kota dan tidak ada pengisian kegiatan komunitas hingga akhirnya bubar. Dari situ, membuat para pecinta vespa yang sebelumnya ikut Baves terpecah dan membuat klub-klub kecil," terang Ozy saat dihubungi detikJatim, Rabu (25/6/2025).

"Kemudian, lambat laun muncul gagasan untuk kembali bersatu dalam sebuah forum hingga lahirlah VBB pada tahun 2018. Cuman, bedanya kalau Baves itu personalnya (scoterean) semua tergabung di Baves, tapi kalau VBB ini membawahi klub-klub vespa yang saat ini sudah ada di Kota Batu," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Bukan Sekadar Organisasi, tapi Persaudaraan Vespa memang punya kultur berbeda. Dikatakan Ozy, komunitas vespa tidak bisa serta merta menjadi sebuah organisasi baku dengan satu komando.

"Kami lebih konsen pada persaudaraannya, seperti berkumpul di sebuah event atau touring di jalan. Tapi temen-temen (scoterean) menyadari pentingnya memiliki 'rumah' untuk mewadahi mereka dan akhirnya terbentuk lah klub atau komunitas," tuturnya.

Soal event, VBB lebih sering mengadakan kegiatan insidental seperti bagi-bagi takjil saat Ramadan atau galang dana bencana. Namun, untuk event nasional, VBB tetap kompak berangkat bersama.

"Kita saat ini terlibat dalam acara riding dan kontes vespa sebagau peeingatan HUT Bhayangkara ke-79 yang akan diselenggarakan pada Sabtu 28 Juni 2025 mendatang di Kota Batu. Kegiatan ini menjadi pilot project kita kerja bareng VBB," ujar Ozy.

Komunitas Vespa di Kota Batu.Komunitas Vespa di Kota Batu. (Foto: Istimewa/dok. Vespa Batu Bersatu)

Lebih lanjut, ketika membahas terkait perkembangan dunia vespa, khususnya di Kota Batu, Malang, hingga Jawa Timur, menunjukkan peningkatan signifikan. Ozy menyebut bahwa perkembangan vespa pada awal dia terjun tahun 2001 dibandingkan dengan sekarang sangat berbeda sekali.

"Saat itu (2001) vespa masih harga Rp 200-250 ribu, dan sekarang sudah puluhan hingga ratusan juta," katanya.

Memang tidak dipungkiri ada beberapa faktor yang memicu vespa dari kelas bawah bisa naik tingkat seperti sekarang. Salah satu pemicu naik kelas vespa ini berasal dari istilah FOMO (Fear of Missing Out) sebagai salah satu pemicu meroketnya harga vespa.

"Kalau soal harga vespa melambung naik itu, kalau menurut saya pribadi karena hukum ekonomi yang terus berjalan, di mana tingginya permintaan akan menaikkan harga. Selain itu, peran media sosial yang masif. Di mana sekarang siapa saja bisa dengan mudah mendapatkan materi vespa macam-macam dan ada yang istilahnya goreng harga," ungkapnya.

Tak hanya harga, tampilan vespa pun kini banyak mengalami perubahan. Jika dulu mempertahankan orisinalitas, kini banyak yang melakukan pengecatan ulang atau modifikasi ekstrem.

"Ada yang bangun vespa sampai ratusan juta, bahkan ada di Jakarta sampai Rp 800 juta. Ini kemudian turun ke daerah. Terlebih saat ini mendapatkan spare part sangat mudah, tidak seperti dulu untuk mencari spare part vespa itu sangat sulit sekali," terang Ozy.

"Dulu vespa PTS itu tidak laku mungkin salah satunya karena cuman tiga percepatannya. Nah sekarang PTS ini harga udah sampai Rp 60 juta. PTS naik daun itu salah satunya juga karena penggorengan di sosmed. Tentunya dengan semakin ramainya vespa ini akan menumbuhkan generasi-generasi penerus baru," tambahnya.

Ozy pun berharap VBB ini bisa terus berkembang dengan tetap mempertahankan dan mengajarkan jargon yang selama ini telah diusung yakni "satu vespa berjuta saudara". Hal ini menjadi penekanan karena selama ini Ozy mengamati banyak pecinta vespa baru yang tidak memahami route bervespa.

"Harapannya, para pecinta vespa baru ini bisa berbaur dengan anggota lama agar memahami "route bervespa" yang sebenarnya. Kami punya jargon 'satu vespa berjuta saudara', jadi istilahnya ketika ada vespa mogok di jalan kita akan bantu, meski hanya njagongi tok, setidaknya berhenti dan tentu selalu saling sapa dimanapun berada," tuturnya.

Dengan semangat persaudaraan yang kental dan terus berkembangnya jumlah pecinta vespa, VBB optimis dapat terus menjadi rumah bagi para scooterean di Kota Batu, sembari mengawal generasi baru untuk memahami esensi sejati dari 'satu vespa berjuta saudara.'




(dpe/abq)


Hide Ads