Jatim Moncer

Mahasiswa Untag Buat Alat Deteksi Kualitas Minyak Goreng

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 18 Feb 2025 07:00 WIB
Adhitiya Dwijaya Ariyanto, mahasiswa Untag Surabaya (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Adhitiya Dwijaya Ariyanto menciptakan alat inovatif untuk mengetahui kualitas minyak goreng. Alat tersebut bernama 'Deteksi Kualitas Minyak Goreng Sawit Berdasarkan Warna, Kejernihan, dan Bau Berbasis Fuzzy'.

Adhitiya mengatakan, latar belakang penelitian ini ketika ia magang di sebuah perusahaan minyak goreng saat Diploma 3 di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Penelitiannya ini dibimbing dua dosen, yakni Lutfi Agung Swarga dan Balok Hariadi.

"Saya melihat proses pengolahan minyak goreng yang tanpa pewarna memiliki warna kuning cerah. Namun, di rumah, banyak ibu-ibu menggunakan minyak goreng berulang kali hingga warnanya berubah coklat pekat. Dari situ, saya mulai bertanya-tanya apakah perubahan warna ini mempengaruhi kualitas minyak," kata Adhitiya saat ditemui detikJatim di Untag Surabaya, Senin (17/2/2025).

Lalu, ia menggali lebih dalam tentang standar kualitas minyak goreng berdasarkan parameter yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI), seperti aroma, kejernihan, dan titik didih. Kemudian, memilih tiga parameter yang dapat diuji dengan alat sederhana, yakni warna, kejernihan, dan bau.

"Ketiga parameter ini dapat dideteksi menggunakan sensor. Data dari ketiga sensor kemudian dianalisis menggunakan metode fuzzy logic untuk menentukan apakah minyak goreng masih layak digunakan atau tidak," jelasnya.

Ia memilih metode fuzzy logic karena mampu mengolah berbagai variabel input untuk mengambil keputusan secara cerdas dan efektif. Alat ini dirancang menggunakan sensor warna, kejernihan, dan gas untuk mendeteksi bau.

Proses pengembangan alat ini membutuhkan waktu 6 bulan. Mulai dari pembuatan perangkat keras, pemrograman mikrokontroler, hingga pengembangan antarmuka grafis (GUI) menggunakan MATLAB.

Ketika menguji dibutuhkan beberapa sampel minyak goreng, mulai dari minyak baru hingga yang sudah digunakan beberapa kali. Lalu, mencoba menggoreng telur, tahu, tempe, ayam, terong, dan ikan untuk melihat pengaruhnya kualitas minyak.

"Hasilnya menunjukkan bahwa minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam atau ikan lebih cepat keruh dibandingkan bahan lainnya karena kandungan lemak dan residu dari makanan tersebut," ujarnya.

Pria kelahiran Surabaya, 22 Maret 1995 ini menceritakan, dosen pembimbingnya saat itu menyarankan agar membuat alat portable agar bisa digunakan saat pengawasan BPOM di lapangan, seperti memeriksa minyak goreng yang digunakan pedagang kaki lima. Namun dia memiliki kendala, karena alatnya sementara hanya bisa digunakan di skala rumah tangga.

Meski begitu, Adhitiya berharap alat ini dapat dikembangkan agar lebih praktis dan bermanfaat untuk masyarakat.

"Saya berharap karyanya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, tentang pentingnya menggunakan minyak goreng yang sehat. Semoga alat ini bisa membantu masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan, karena sebenarnya minyak goreng idealnya hanya digunakan sekali saja," pungkasnya.



Simak Video "Video: Diduga 20 Tahun KDRT Istri, Suami di Surabaya Ditangkap Polisi"

(abq/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork