Untag Surabaya Kukuhkan 2 Guru Besar Hukum dan Teknologi

Untag Surabaya Kukuhkan 2 Guru Besar Hukum dan Teknologi

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 16 Sep 2025 21:20 WIB
Pengukuhan guru besar Untag 1945 Surabaya
Pengukuhan guru besar Untag 1945 Surabaya (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Dua Guru Besar Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bidang hukum dan teknologi dikukuhkan. Keduanya adalah Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Prof Dr Hufron SH MH dan Guru Besar Bidang Pengolahan Citra Digital Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Prof Dr Fajar Astuti SKom MKom.

Guru Besar Bidang Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Prof Hufron mengangkat orasi ilmiahnya berjudul 'Urgensi Pembentukan Undang-Undang Lembaga Kepresidenan'. Karya ilmiahnya menyoroti persoalan konstitusional terkait lembaga kepresidenan.

"Kekuasaan presiden saat ini sangat luas, sementara peran wakil presiden belum diatur jelas, dan mekanisme pemberhentian presiden masih lemah. Kita harus menegaskan bahwa hukum berada di atas kekuasaan, bukan sebaliknya. Pembentukan Undang-Undang Lembaga Kepresidenan adalah kebutuhan mendesak agar demokrasi terjaga," kata Prof Hufron, Selasa (16/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandangan ini sejalan dengan rekam jejak Prof Hufron yang konsisten pada isu ketatanegaraan. Mulai dari lulusan terbaik di tiga jenjang pendidikan hukum, keterlibatan riset internasional bersama World Bank Group, hingga kiprahnya sebagai tim hukum KPU RI dalam sengketa Pemilu Legislatif 2024 di Mahkamah Konstitusi. Ia juga aktif menyampaikan gagasan hukum di berbagai media nasional.

ADVERTISEMENT

Sementara Guru Besar Bidang Pengolahan Citra Digital Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Prof Fajar mengangkat orasi ilmiahnya bertajuk 'Pengolahan Citra Digital dalam Kerangka Pendidikan Tinggi dan Patriotisme: Manusia, Teknologi, dan Nasionalisme' .

"Perkembangan teknologi dari masa ke masa dan di berbagai bidang, teknologi tidak semata soal algoritma, melainkan instrumen membangun identitas bangsa. Teknologi harus memperkuat karakter bangsa dan menumbuhkan semangat patriotisme, sejalan dengan visi Untag Surabaya menuju universitas unggul berbasis karakter bangsa," jelasnya.

Prof Fajar merupakan lulusan terbaik Program Doktor Ilmu Komputer Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan IPK 4.00, peraih Best Presentation Award di Konferensi Internasional Hanoi (2019), serta penerima hibah penelitian seperti World Class Professor (2022) dan hibah fundamental reguler (2025). Deretan capaian ini menunjukkan konsistensinya dalam mengembangkan pengolahan citra digital sebagai bagian dari penguatan nasionalisme.

Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA mengapresiasi dan bangga atas capaian dua Guru Besar yang memiliki rekam jejak akademik signifikan. Menurutnya, pencapaian ini merupakan sebuah amanah yang mencerminkan dedikasi, integritas, serta kontribusi nyata dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

"Pengukuhan guru besar bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Dari sinilah lahir inovasi, pemikiran strategis, dan karya akademik yang bermanfaat, baik bagi masyarakat maupun bagi bangsa," kata Prof Nugroho.

Sementara Ketua YPTA Surabaya J Subekti SH MM mengatakan, pencapaian ini bukan hanya kebanggaan akademik, tetapi juga tonggak penting bagi Untag Surabaya untuk meneguhkan diri sebagai kampus nasionalis yang memberi dampak nyata bagi masyarakat.

"Pengukuhan guru besar mencerminkan dedikasi dan pengabdian panjang dalam dunia pendidikan. Kami berharap capaian ini dapat menjadi teladan dan inspirasi, sehingga seluruh civitas akademika Untag Surabaya semakin jelsnya untuk menghadirkan karya-karya nyata bagi bangsa," jelasnya.

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur Prof Dr Dyah Sawitri SE MM menekankan, karya nyata dari para Guru Besar menjadi salah satu kunci terwujudnya kampus yang berdampak. Menurutnya, hasil riset dan gagasan dosen harus berkelanjutan, bisa diwujudkan melalui kurikulum berbasis OBE, serta dikolaborasikan dengan dunia industri, dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat luas.

"Proyek sosial yang memberdayakan UMKM maupun inovasi teknologi yang mendukung proses tujuan nasional adalah bentuk kontribusi nyata yang diharapkan. Inilah value added dan multiplayer effect yang akan mendukung kesejahteraan masyarakat, sekaligus sejalan dengan Asta Cita ke-4 Presiden dan visi Kementerian Pendidikan," pungkasnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads