Generasi Abdi Surabaya adalah salah satu komunitas sosial yang ada di Kota Surabaya. Beranggotakan 35 pengurus aktif dan kurang lebih sekitar 3 ribu sukarelawan, mereka gencar melakukan berbagai bentuk edukasi ke masyarakat.
Ketua Generasi Abdi Surabaya Hilman Taufiqur Raziq menyampaikan bahwa komunitas itu berdiri sejak 31 Maret 2022 bermula dari keinginan sejumlah anak muda, rata-rata merupakan mahasiswa, yang ingin menjalankan kegiatan sosial bersama-sama.
"Awal terbentuk secara nggak sengaja kami dipertemukan beberapa anak-anak muda yang sering berkegiatan sosial. Akhirnya kami termotivasi bentuk komunitas dan terbentuk Generasi Abdi Surabaya ini biar fokus mengadakan kegiatan sosial," ujar Hilman saat dijumpai detikJatim, Rabu (13/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal cuma beberapa orang, semakin ke sini terus berkembang. Awalnya nggak sampe 10 orang. Sekarang ada 35 pengurus dan volunteer kami sekarang sekitar 3 ribuan," tambahnya.
Komunitas ini mulanya fokus pada pemenuhan hak anak-anak marjinal. Tetapi seiring waktu berjalan, mereka membagi sejumlah sub bagian sesuai divisi di dalam komunitas agar bisa menangani berbagai bidang sosial baik pendidikan, lingkungan, kesehatan, ekonomi kreatif, dan lainnya.
"Awal terbentuk memang fokus ke anak-anak marjinal di Surabaya. Tapi seiring berjalannya waktu, mulai berkembang, banyak anggota yang kami rekrut akhirnya fokus ke masyarakat umum. Jadi kegiatan sosial kami nggak hanya fokus ke anak marjinal aja, tapi juga ke masyarakat umum," kata Hilman.
"Jadi lingkupnya lebih luas. Kegiatannya di antaranya fokus ke kesehatan, lingkungan, pendidikan, dan lainnya," imbuhnya.
Salah satu kegiatan yang pernah digelar komunitas ini adalah edukasi terkait kesehatan reproduksi untuk anak-anak di Rusunawa Tanah Merah Surabaya Utara. Di sana mereka mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi, salah satu hal yang mungkin luput diterima anak-anak.
![]() |
Mereka juga kerap mengedukasi pentingnya menjaga lingkungan melalui aksi bersih pantai atau beach clean up yang telah diadakan beberapa kali, termasuk di Pantai Tengket, Bangkalan. Di sana mereka mengajak warga lokal menjaga kebersihan pantai dengan tidak buang sampah sembarangan.
"Salah satu kegiatan yang menurut kami menarik ada Clean up, acara bersih pantai sekalian edukasi ke warga sekitar. Di Pantai Tengket Madura, saat itu kami 2 hari (menginap) di sana. Ada beberapa kegiatan yang kami lakukan seperti bikin plang edukasi buat masyarakat agar gak buang sampah sembarangan, sekaligus melakukan edukasi langsung kepada warga lokal terkait pentingnya menjaga lingkungan," ujar Hilman.
Setiap menjalankan kegiatannya, tentu ada banyak tantangan yang dijumpai komunitas ini. Diantaranya untuk merawat solidaritas tim internal, tantangan pendanaan, hingga tantangan yang muncul dari masyarakat.
"Tantangan yang kami rasakan diantaranya dari internal agar konsisten, jadi kami rutin laksanakan bonding internal dan rapat divisi. Kemudian tantangan pendanaan juga pasti karena kami lembaga non profit, kebanyakan sumber pendanaan dari swadaya, hasil dana usaha yang kami lakukan, serta donasi,"
"Selain itu juga tantangan dari masyarakat, masih ada beberapa yang memandang kami sebelah mata karena kebanyakan yang kami berikan adalah berupa edukasi, bukan materiil (uang, sembako) seperti yang kerap diharapkan masyarakat," ungkap Hilman.
Hilman dan teman-temannya di Generasi Abdi Surabaya pun cukup menyoroti fenomena ini, banyak masyarakat yang seringkali lebih senang menerima bantuan materiil ketimbang edukasi yang dampaknya tidak akan bisa langsung terlihat.
![]() |
Padahal edukasi adalah gerbang pembuka terhadap banyak hal. Melalui pendidikan yang baik, masyarakat dapat tercerdaskan serta memiliki kapasitas yang lebih baik untuk menghadapi berbagai fenomena maupun permasalahan.
Oleh karena itu, mereka pun tetap konsisten melakukan berbagai gerakan edukasi, bahkan hingga menggandeng berbagai instansi maupun komunitas lain untuk memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat secara jangka panjang.
"Karena kalau edukasi dampaknya memang tidak akan langsung terlihat. Mungkin sekarang dampaknya nggak kerasa, tapi di kemudian hari. Semoga kami terus konsisten dan bisa berkembang lagi, jangkauannya lebih luas untuk bisa bermanfaat terutama bagi warga Surabaya," tandas Hilman.
(dpe/iwd)