Ada begitu banyak bangunan lawas di Kota Surabaya. Dari yang cagar budaya hingga yang belum menjadi bangunan cagar budaya. Rata-rata memiliki arsitektur yang cantik.
Hal itulah yang membuat Oud Soerabaja Hunter terus berkomitmen untuk memburu bangunan-bangunan lawas seperti itu. Terutama bangunan yang bernuansa kolonial.
Oud Soerabaja Hunter (OSH) adalah Tim Pemburu Bangunan Kolonial. Mereka kerap mendatangi bangunan-bangunan dengan arsitektur unik peninggalan kolonial di berbagai sudut Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Tim OSH, bangunan kolonial di Surabaya bukan sekadar objek foto atau video. Bila beruntung, mereka bisa bertemu dengan penghuni bangunan itu untuk berbincang-bincang.
Selalu ada cerita di balik bangunan-bangunan cantik yang mereka datangi. Setidaknya itulah yang diyakini Disatya Febriary, pendiri OSH yang akrab disapa Febri.
"Biasanya sih kita mendatangi bangunan-bangunan itu karena arsitekturnya dulu. Baru kita cari ceritanya, karena setiap bangunan pasti ada sejarahnya," kata Febri kepada detikJatim, Rabu (8/11/2023).
Awal Mula Berdiri
Mulanya adalah ketertarikan Febri pada bangunan tua sejak dirinya masih anak-anak dan kegemarannya bersepeda keliling Surabaya. Kini aktivitasnya diikuti banyak orang.
![]() |
"Tadinya aku seneng gowes sambil cari objek foto bangunan kuno. Tapi kalau pakai sepeda susah parkirnya, akhirnya jalan kaki. Dari rumah di Kedungdoro kadang sampai Ampel juga," ujarnya.
Seluruh hasil foto yang dia dapatkan itu dia unggah ke akun Instagram yang mulanya bernama Oud Soerabaja Fotografie. Ternyata, banyak pengikut yang tertarik ikut serta.
Dalam perjalanan itu dia kemudian menemukan sejumlah rekan yang berminat untuk terus mencari bangunan-bangunan kolonial di Surabaya. Kini jumlah tim OSH termasuk Febri ada 11 orang.
"Aku menandai berdirinya Oud Soerabaja Hunter ini sejak aku mengubah nama akun Instagram. Itu 13 Desember 2021, jadi Desember 2023 besok ini sudah 2 tahun," katanya.
Cukup banyak bangunan lawas atau bangunan kolonial yang telah terabadikan di Instagram Oud Soerabaja Hunter. Seiring perjalanan, Febri menemukan misi tim pemburu itu.
![]() |
Dia tegaskan bahwa misi Tim Pemburu Bangunan Kolonial itu menemukan sebanyak-banyaknya bangunan kolonial untuk mengabadikannya dan berharap bangunan itu dipertahankan.
Hingga banyak follower Instagram yang disebut Teman Hunter yang mendorongnya menggelar open trip. Bahkan mereka berminat turut serta berburu vandalisme.
"Jadi kemarin kami sempat bikin aktivitas berburu vandalisme. Itu di Jalan Veteran. Kami hapus sisa vandalisme itu dengan mengecatnya lagi sesuai warna aslinya," ujarnya.
Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.
Sempat diusir hingga sering patah hati. Baca di halaman selanjutnya.
Diusir hingga Temukan Hal Tak Terduga
Dalam perjalanan berburu bangunan kolonial, Tim OSH tidak jarang diusir. Pernah sekali mereka diusir bahkan sebelum memasuki gang permukiman tempat bangunan lawas berada.
"Nggak tahu apa sebabnya. Mungkin mereka merasa waswas ada orang yang bukan warga sana mau masuk dan mereka tidak tahu apa tujuannya. Terus diusir 'silakan angkat kaki dari rumah ini' juga pernah," kata Febri lalu tertawa.
Tapi tidak jarang pula mereka menemukan hal-hal tak terduga dan berkesan setiap kali melakukan pencarian bangunan kolonial. Salah satunya makam Emile Rambaldo pelopor penerbangan di Hindia Belanda, di Kompleks Makam Kembang Kuning.
Tim OSH menemukan makam Rambaldo, yang seringkali disalahpahami sebagai sosok di balik patung pilot di Makam Kembang Kuning itu, saat hendak berkunjung ke makam tokoh sejarah GH von Faber.
Selain itu, Febri juga mengaku terkesan ketika mendatangi bangunan bekas sekolah perempuan untuk bumiputra, Mardi Kenja di kawasan Undaan dekat Jalan Jagalan. Saat itu Tim OSH sempat dipersilakan masuk ke dalam.
"Pemiliknya mengizinkan kita masuk untuk melihat dan memotret bagian dalam bangunan itu. Itu salah satu yang juga berkesan bagi saya karena pemiliknya sangat ramah dan mau menceritakan sejarah bangunan itu," ujarnya.
Dari berbagai aktivitas bersama Tim OSH, Febri sebagai pendiri mengaku justru dirinya yang lebih banyak mendapatkan manfaat. Dia merasakan bahwa perjalanannya bersama Tim OSH mampu mengubah dirinya.
"Dulu banget aku itu nggak bisa ketemu sama orang baru. Sekarang bisa sampai kenal Pak Dukut Imam Widodo (sejarawan), dekat dengan beberapa tokoh, juga sampai berani minta izin motret di asrama jenderal TNI. Itu perubahan yang berarti buat aku sendiri," ujarnya.
![]() |
Sering Patah Hati
Tak jarang Febri mengaku patah hati. Sejumlah bangunan yang dia kagumi kecantikannya, baik itu bangunan cagar budaya maupun tidak, akhirnya roboh juga. Atau sengaja dirobohkan?
Beberapa unggahan foto di Instagram OSH menunjukkan itu. Dalam format carousel terlihat foto bangunan ketika berdiri dan ketika sudah dirobohkan. Febri pun menyatakan harapan.
"Awalnya cuma suka jalan ke mana, foto-foto. Tapi makin ke sini, kami ingin didengar. Kami harap ada pendekatan misalnya dari Pemkot Surabaya kepada pemiliknya, kami ingin bangunan itu tetap lestari," ujarnya.
Febri pun menceritakan bagaimana dirinya dan timnya sempat diundang oleh Dinas Pariwisata Kota Surabaya gegara foto bangunan abad ke-19 di kawasan Genteng yang hancur.
Setelah unggahan itu viral dan mengundang banyak pertanyaan, Febri dan timnya diundang oleh Kepala Dinas Pariwisata. Dia pun mempertanyakan, kenapa tidak ada upaya pendekatan dari Pemkot Surabaya kepada pemilik bangunan itu?
"Jawabannya waktu itu, 'karena lokasi bangunan itu di luar kawasan cagar budaya Mbak'. Jawaban itu kurang memuaskan. Sampai-sampai adalah salah satu tim OSH tertua emosi waktu mempertanyakan itu," ujarnya.
Ironisnya, Febri membandingkan kasus bangunan tua di Genteng itu dengan yang terjadi di Kawasan Cagar Budaya Songoyudan dekat Pasar Pabean. OSH menemukan 3 bangunan di kawasan itu hancur menjadi bangunan baru.
![]() |
Febri sendiri merasa tidak berhak menyimpulkan apapun kecuali berharap ada upaya lebih yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk menjaga bangunan-bangunan peninggalan yang ada di Surabaya agar tetap lestari.
Ada banyak kegiatan yang dilakukan oleh OSH. Termasuk sejumlah open trip dari yang berbayar hingga yang gratis digelar setiap kali ada event nasional. Salah satu open trip gratis yang akan digelar yakni menikmati malam di Kota Tua Surabaya bertepatan Hari Pahlawan pada Jumat (10/11/2023) besok.
Ingin kenalan lebih akrab dengan Tim Pemburu Bangunan Kolonial Surabaya atau ikut open tripnya? Ikuti aktivitas mereka di Instagram @oudsoerabajahunter.
Jika komunitas di Jatim memiliki agenda kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikjatim melalui alamat email: redaksi@detikjatim.com.