Saat minat baca menurun dan literasi mengalami krisis, ini menjadi tantangan nyata bagi anggota salah satu komunitas literasi di Surabaya ini. Komunitas Soerabaca berupaya menjaga denyut literasi agar terus berdetak di Kota Pahlawan.
Berawal dari keresahan sederhana para bibliophile, Komunitas Soerabaca berdiri menjadi salah satu ruang kolektif di Kota Pahlawan yang menyatukan orang-orang yang memiliki semangat yang sama untuk membaca, berdiskusi, dan berbagi cerita.
Salah satu penggerak komunitas tersebut, Safitri mengatakan bahwa Soerabaca telah menjadi wadah alternatif untuk menghidupkan kembali budaya literasi lewat berbagai macam kegiatan yang seru dan menarik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia sebutkan bahwa yang melatarbelakangi terbentuknya Soerabaca mulanya adalah berbagai cuitan di X (dulu Twitter) dari orang-orang Surabaya yang mau mencari teman membaca. Era pascapandemi itu menjadi momen bagi orang Surabaya yang punya hobi membaca untuk berkumpul di Soerabaca.
"Kan ada orang yang suka baca, tapi kalau baca sendiri kayak nggak seru gitu lho. Nah pasti kan pengen cari temen buat baca bareng. Apalagi di books reader itu ada penyakit namanya 'reading slump'. Jadi, di Soerabaca, mereka yang lagi kena reading slump terus dengerin cerita, sharing, rekomendasi buku, itu jadi ada motivasi lagi buat baca," katanya.
Selanjutnya, kata Safitri, pada sekitar awal 2023, anggota komunitas berkumpul secara langsung untuk pertama kalinya. Pertemuan itu dilaksanakan di Taman Bungkul, di area perpustakaan keliling.
![]() |
Momen pertemuan untuk pertama kalinya itu menjadi titik awal kedekatan yang lebih personal antaranggota sehingga terbuka ruang diskusi tentang arah gerak komunitas itu ke depan.
Mulanya jumlah orang yang berpartisipasi di komunitas ini cukup sedikit, yakni di bawah 10 orang. Namun seiring berjalannya waktu jumlah anggota kian meningkat hingga kini yang sudah bergabung dalam grup WhatsApp mencapai lebih dari 200 orang.
Soerabaca punya sejumlah agenda kegiatan rutin di antaranya Moco Bareng yang digelar setiap 2 pekan sekali. Biasanya, agenda ini digelar di alun-alun Balai Pemuda atau Taman Ekspresi.
"Kalo di Moco Bareng itu pastinya kami baca bareng, silent reading, sekitar 1 atau 2 jam, terus 'ngeracun buku'. Jadi habis baca buku kadang kita ngobrolin apa yang sudah dibaca, terus bisa juga ngasih rekomendasi buku. Jadi tuker-tuker bacaan gitu," kata wanita yang akrab disapa Saf' itu.
Saf mengaku bahwa sebelumnya dirinya tidak terlalu memiliki hobi membaca, tetapi sejak bergabung dengan Soerabaca pilihan bukunya menjadi semakin luas dengan kategori yang bermacam-macam.
Bukan hanya agenda rutinan yang digelar internal komunitas, Soerabaca kerap melaksanakan agenda kolaborasi dengan penerbit-penerbit sekitar. Umumnya kegiatan itu meliputi agenda promosi rilis buku baru dengan menghadirkan penulisnya secara langsung.
Selain penerbit, Soerabaca juga melakukan agenda kolaborasi bersama komunitas-komunitas lain yang juga bergerak di bidang literasi seperti Klub Baca Matahari, Klub Seri Buku, hingga Sruntul.
Di tengah ketidakpastian nasib dunia literasi di Indonesia, Safitri berharap komunitas-komunitas membaca bisa terus mempertahankan eksistensinya dan selalu menggiatkan kegiatan masing-masing agar literasi di Surabaya tetap hidup.
Kabar Komunitas adalah salah satu rubrik mingguan detikJatim yang tayang setiap hari Rabu. Jika ada komunitas di Jatim yang punya kegiatan yang menarik bisa berbagi info dengan detikJatim melalui email redaksi@detiksurabaya.com.
(dpe/abq)