Menghadang Penerobos Pelintasan KA Bareng Komunitas Sahabat Kereta

Kabar Komunitas

Menghadang Penerobos Pelintasan KA Bareng Komunitas Sahabat Kereta

Denza Perdana - detikJatim
Rabu, 02 Agu 2023 20:14 WIB
Komunitas Sahabat Kereta saat sosialisasi di pelintasan KA.
Komunitas Sahabat Kereta saat sosialisasi di pelintasan KA. (Foto: Istimewa/dok Komunitas Sahabat Kereta)

Sudah tidak seperti dulu, baca di halaman selanjutnya.

Sebagai Ketua Sahabat Kereta, Yan menyebutkan bahwa saat ini para railfans sudah tidak seperti dulu. Meski di dalam hati mereka ada keinginan untuk terus menghalau bahkan menghadang para pelanggar pelintasan KA, mereka sadar tidak bisa berbuat banyak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu para railfans itu selalu bertindak setiap kali menemukan pelanggar seperti itu. Tapi terus pernah ada kasus di Bandung, teman-teman railfans di sana bertindak arogan (menghalau pelanggar) malah dilawan sama preman-preman. Jadi dari situ kami semakin redup. Takut," ujarnya lalu tertawa.

Kasus di Bandung itu menurut Yan sempat menjadi perhatian Dirut PT KAI. Dari kejadian itu, kata Yan, PT KAI mengalokasikan dana corporate social responsibility (CSR) lebih banyak kepada komunitas railfans untuk lebih sering melakukan sosialisasi, sehingga tidak perlu bertindak arogan.

ADVERTISEMENT

"Aku bilang juga ke teman-teman 'kita tetap mengingatkan sewajarnya aja'. Soalnya, kalau kita lihat ya, di sana sudah ada Polsuska tapi mereka tidak begitu bereaksi terhadap itu (pelanggaran). Cuma 'prit, prit, stop!' Nah kami yang juga di sana setidaknya tidak harus melebihi reaksi mereka," ujarnya.

Dari kejadian di Bandung itu Yan bersama teman-temannya anggota Sahabat Kereta pada akhirnya juga menyadari bahwa reaksi sekeras apapun dalam menghadapi para pengendara yang melanggar di pelintasan KA, yang mereka lawan sebenarnya bukan hanya si pelanggar itu.

"Ya kembali lagi, kayak, apa ya. Mengubah kebiasaan itu nggak gampang. Ya kami sih akhirnya untuk mengingatkan itu lebih banyak dengan membentangkan spanduk di palang pintu pelintasan, ya seperti itu aja, yang sewajarnya saja," katanya.

Kompleks. Masih seringnya terjadi kecelakaan dengan kereta api di pelintasan menjadi wujud dari kebiasaan buruk pengguna jalan tidak hanya di wilayah Daop 8. Padahal, menurut Yan, para pengendara ini sebenarnya sudah sadar apa yang harus mereka lakukan saat berada di pelintasan.

"Faktornya banyak. Kalau di Surabaya ini yang saya temui sebenarnya pengendara ini sudah sadar soal pelintasan dan aturan perkeretaapian, tapi banyak di antara pengendara itu nggak sabar aja pas di jalan. Atau mereka nggak fokus saat berkendara. Ada yang ngobrol dan lain-lain," ujarnya.

Komunitas Sahabat Kereta saat sosialisasi di pelintasan KA.Komunitas Sahabat Kereta saat menggelar diskusi seputar kereta api. (Foto: Istimewa/dok Komunitas Sahabat Kereta)

Di luar itu, Yan juga mengakui masalah ketidaksepahaman para stakeholder, baik PT KAI sebagai pengelola kereta api maupun pemerintah di daerah. Terutama berkaitan pelintasan liar yang tidak dijaga dan tidak berpalang pintu.

"Itu sering jadi pembahasan. Kami juga akhirnya gimana, ya, kalau sudah seperti itu ya kami nggak bisa memihak ke mana-mana. Soalnya kadang para pihak ini kayak saling lempar begitu, kan. Sering juga kami sampaikan ke KAI, ya, gimana caranya lah mendesak Pemda bikin palang pintu," ujarnya.

Demikian halnya dengan masalah kompleks lain seperti yang contohnya terjadi di Pasar Dupak Magersari, Surabaya. Ruang bebas pelintasan KA itu turut menjadi perhatian para railfans, bahkan sering pula hal ini menjadi objek foto para penggila kereta.

Namun, kompleksitas masalah yang terjadi pada kasus itu membuat para railfans tidak bisa berbuat banyak selain terus melakukan sosialisasi kepada orang-orang yang beraktivitas di sekitar rel kereta api.

"Kalau untuk kasus ini, saya kira memang PT KAI tidak bisa sepenuhnya disalahkan. Seharusnya ada peran dari pemerintah kota yang turut melakukan tindakan. Gimana, ya, di satu sisi warga ini melanggar tapi di sisi lain mereka butuh solusi. Kami akhirnya memilih berada di tengah saja," ujarnya.

Mengenai tindakan terkait problem di Pasar Dupak Magersari, Yayang Ari Nugraha sebagai salah satu anggota yang bergabung sejak Sahabat Kereta berdiri pada Juli 2016 mengakui bahwa mereka jarang melakukan sosialisasi di sana.

"Seingat saya nggak pernah kami sosialisasi resmi ke Pasar Dupak Magersari itu. Karena apa ya, karena ada yang lebih perlu kami berikan sosialisasi soal keselamatan di pelintasan," ujar Yayang.

"Seperti perkampungan warga yang memang jauh dari early warning sistem. Padahal di sana ada anak-anak yang sering main di sekitar pelintasan, ada yang main layangan. Saya kira mereka justru lebih membutuhkan diberitahu agar mengurangi aktivitas di di pelintasan," ujarnya.



Hide Ads