Senin, 6 November 2023, warga Dusun Talok, Desa Pojok, Garum, Kabupaten Blitar yang hendak pergi ke sawah pagi itu dikagetkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan. Saat ditemukan, mayat tersebut dalam posisi tengkurap di tepi sungai.
Penemuan itu kemudian dilaporkan ke Ketua RT setempat bernama Wardoyo dan diteruskan ke polisi. Tak lama, sejumlah petugas telah tiba di lokasi. Mayat selanjutnya dievakuasi ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.
Menurut Wardoyo yang sempat melihat, sosok mayat tersebut merupakan warganya atas nama Sri Juanah (50). Korban diketahui selama ini tinggal berdua dengan suaminya bernama Santoso.
"Iya warga kita, rumahnya depan situ. Di rumah hanya dengan suaminya saja," ujar Wardoyo saat itu.
Namun saat mayat itu ditemukan, Santoso diketahui menghilang di rumahnya. Polisi selanjutnya memburu kakek berusia 70 tahun itu. Tak butuh waktu lama, polisi berhasil menangkapnya saat hendak kabur ke luar kota.
Santoso tega menghabisi Sri karena menuduhnya selingkuh. Sebab ia mengaku pernah memergoki istrinya itu tengah bersama pria lain yang lebih tua dalam rumahnya. Peristiwa itu ternyata jadi dendam Santoso dan berujung pembunuhan.
Ironisnya, pembunuhan itu dilakukan Santoso saat keduanya setelah berjamaah salat subuh. Saat itu, Santoso menyuruh Sri untuk tobat dan mengakui perselingkuhannya. Namun tudingan itu dibantah mentah-mentah Juana.
"Bu, sampean mbok diakoni sadar, adewe ibadah yowis kate wayahe tobat tenanan, samean mbok tutuk tutukno lek selingkuh ngunu kui dusone kan gede. Sing wis yo wis, yo sadaro to saiki ojo selingkuh (bu kamu akui sadar, kita ibadah ya sudah waktunya tobat serius, kamu puas-puaskan selingkuh itu dosa besar. Yang sudah ya sudah, ya sadar sekarang jangan selingkuh lagi)," ujar Santoso menuturi Juana," ujar Santoso menuturi Sri.
Namun ucapan itu dibalas Juana dengan nada tinggi. Ia langsung membantah tudingan suaminya itu. "Sopo sing selingkuh? Ora tahu selingkuh, ora tahu (siapa yang selingkuh? tidak pernah selingkuh, tidak pernah)," jawab Sri.
Mendapat jawaban itu, Santoso kemudian mengingatkan kejadian yang pernah dipergokinya. Menurut Santoso peristiwa itu adalah bukti yang tak bisa dibantah.
"Saiki mosok ora kelingan? Aku iki genah eruh geleng-geleng aku teko sampean ggruduk mlayu karo nutupi auratmu mlayu neng toko (sekarang masak gak ingat? aku ini melihat sampai geleng-geleng dari kamu kagt lari nutupi auratmu lari ke toko)," tutur Santoso.
(hil/abq)