Aksi tipu-tipu yang dilakukanSusanto benar-benar di luar nalar. Pria yang hanya lulusan SMA ini bisa lolos menjadi dokter di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu milik PT PHC. Susanto menjadi dokter umum di klinik tersebut selama 2 tahun.
Rupanya, Susanto juga pernah melakukan penipuan serupa. Susanto ternyata seorang residivis dan korbannya adalah pemerintah daerah (pemda). Ia disebut pernah jadi kepala UPTD hingga kepala puskesmas.
Saat ini, Susanto telah diseret ke meja hijau usai kedok akal bulusnya terbongkar. Susanto mencatut ijazah dr Anggi Yurikno, kemudian foto dokter aslinya itu ia ganti dengan foto dirinya. Kasusnya baru terungkap setelah pihak rumah sakit hendak memperpanjang kontrak Susanto.
Berikut 7 fakta akal bulus Susanto bertahun-tahun jadi dokter gadungan:
1. Awal Susanto Jadi Dokter Gadungan
Aksi Susanto ini berawal pada April 2020, saat itu PHC membuka lowongan pekerjaan pada bagian Tenaga Layanan Clinic sebagai Dokter First Aid.
Susanto yang mengetahui info lowongan itu memutuskan untuk melamar pekerjaan. Dia lalu berselancar ke dunia maya dan mencari identitas dokter sesuai kriteria secara random yang digunakan untuk melamar.
Susanto saat itu diketahui menemukan dan menggunakan identitas milik dr Anggi Yurikno. Susanto hanya mengganti fotonya saja sehingga identitas ini lah yang kemudian disertakan dalam lamaran secara online melalui e-mail HRD PT PHC.
"Saya melamar via email, saya dapatkan via internet file-file-nya. File yang saya ambil dari internet saya buat daftar ke PHC," kata Susanto saat sidang dakwaan di ruang Tirta, PN Surabaya, Senin (11/9/2023).
2. Susanto Diterima Jadi Dokter
Aksi tipu-tipu Susanto ini rupanya berhasil. Sebab ia kemudian mendapat panggilan dari PHC untuk melakukan sesi wawancara secara daring.
Wawancara ini digelar pada 13 Mei 2020 bersama beberapa calon karyawan lainnya. Demi memastikan seperti dokter sebenarnya, Susanto lalu memalsukan foto dari satu bendel data yakni lampiran CV yang berisikan Surat Izin Praktik (SIP) Dokter, Ijazah Kedokteran, Kartu Tanda Penduduk, dan Sertifikat Hiperkes yang mana seluruhnya ia peroleh dari Facebook.
"Saya nggak ada edit ijazah, semua asli punya beliau. Tapi saya scan, saya ganti foto," ujar Susanto.
Usai lolos lamaran, Susanto selanjutnya dipekerjakan sebagai dokter Hiperkes Fulltimer pada PHC Clinic yang ditugaskan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu per tanggal 15 Juni 2020 sampai tanggal 31 Desember 2022.
3. Susanto Dapat Gaji Rp 7,5 Juta per Bulan
Selama bekerja, Susanto menerima upah hingga Rp 7,5 juta per bulan. Begitu juga tunjangan lain-lain dari PT PHC Surabaya. Susanto terus menerima gaji hingga tunjangan terhitung hampir sepertiga kontraknya atau selama 2 tahun. Sedangkan kontrak penuh yang terima dari PHC selama 7,5 tahun.
Akibat ulah Susanto, Rumah Sakit PHC Surabaya merugi hingga Rp 262 juta. Motif Susanto nekat menjadi dokter abal-abal demi memenuhi biaya hidup sehari-hari.
Bagaimana awal mula akal bulus Susanto terendus? Baca di halaman selanjutnya!
(hil/dte)