Mesin uang palsu yang ditemukan di Kampus UIN Alauddin Makassar ternyata dibeli oleh Kepala Perpus Andi Ibrahim alias AI dan sindikatnya seharga Rp 600 juta. Mesin itu kemudian diselundupkan ke dalam perpustakaan.
Mulanya, uang palsu itu diproduksi tersangka berinisial AS di Kota Makassar. Saat itu proses pencetakan uang palsu ini masih menggunakan mesin cetak berukuran kecil.
"Atas nama AS, itu di Jalan Sunu, Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka memesan alat yang lebih besar senilai Rp 600 juta mereka beli di Surabaya, namun alat itu dipesan dari China," ujar Kapolres Gowa AKBP Rheonald T Simanjuntak dilansir dari detikNews, Kamis (19/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat tiba di Makassar, mesin cetak itu dibawa ke dalam kampus UIN Alauddin Makassar. Di sinilah peran kunci Kepala Perpustakaan Andi Ibrahim. Dialah yang menyelundupkan mesin cetak itu ke dalam kampus.
"Alat itu dimasukkan salah satu tersangka, inisial AI itu ke dalam salah satu kampus di Gowa menggunakan salah satu gedung, yaitu perpustakaan dan itu di malam hari," ujar AKBP Rheonald.
Menurut Rheonald, mesin cetak itu memang memiliki ukuran yang cukup besar. Selain itu, mesin cetak itu juga sangat berat.
"Dan itu coba kami rekonstruksikan kemarin, dengan 25 personel Polri mengangkat alat itu tidak mampu, jadi menggunakan forklift alat itu masuknya. Masuk dengan forklift, setelah itu didorong yang ada rodanya, yang tadi rodanya 6 sekarang sisa 4, saking beratnya mesin itu. Itulah September 2024, TKP 2 mulai dilaksanakan tindak pidana tersebut," katanya.
Artikel ini sudah tayang di detikNews. Baca selengkapnya di sini.
(dpe/fat)