Pengakuan dr Anggi Yurikno yang Identitasnya Dicatut Dokter Gadungan RS PHC

Pengakuan dr Anggi Yurikno yang Identitasnya Dicatut Dokter Gadungan RS PHC

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Selasa, 12 Sep 2023 14:25 WIB
Susanto, lulusan SMA yang lolos jadi dokter gadungan selama 2 tahun di RS PHC Surabaya
dr Anggi Yurikno (baju putih bawah) yang identitasnya digunakan Susanto untuk melamar menjadi dokter di RS PHC Surabaya (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Pria lulusan SMA, Susanto bisa lolos seleksi menjadi dokter di RS PHC Surabaya. Bahkan, Susanto sudah bekerja selama 2 tahun. Ternyata, selama menjadi dokter, Susanto menggunakan identitas dr Anggi Yurikno.

Dalam sidang dakwaan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, dr Yurikno, sapaan akrabnya, juga turut dihadirkan. Ia mengaku kecewa dengan ulah Susanto karena telah merugikan dirinya dan banyak pihak.

"Terdakwa pakai nama saya untuk bekerja sebagai dokter," kata dr Yurikno di PN Surabaya, Senin (11/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku tak kenal dengan Susanto. Termasuk memberikan, meminjamkan, hingga menduplikasi identitasnya demi bisa bekerja di RS PHC.

Alhasil, aksi Susanto terbongkar ketika pihak RS PHC mengkroscek langsung ke Yurikno. Lalu, ia menegaskan kembali bila dirinya tak pernah melamar atau menggunakan identitasnya untuk bekerja di RS PHC.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak pernah kasih data dan identitas," ujarnya.

Dalam fakta sidang, Yurikno menyatakan, ia bekerja di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Artinya, tak mungkin ia berada di 2 tempat yang terpaut jauh lokasinya di waktu yang hampir atau bersamaan sekalipun.

"Saya tahunya setelah dihubungi dokter Ika," tuturnya.

Meski Susanto sudah ditangkap, Yurikno mengaku tetap kesal dan emosi. Ia merasa dirugikan, kendati tak menjelaskan secara detail apa saja kerugian yang dialami.

"Saya dirugikan karena nama saya dipakai, bahkan tanda tangan saya juga," tutup dia.

Diketahui, aksi Susanto ini berawal pada April 2020. Kala itu, Rumah Sakit PHC Surabaya membuka lowongan pekerjaan pada bagian Tenaga Layanan Clinic sebagai Dokter First Aid. Mengetahui hal itu, timbul niat Susanto untuk melamar pekerjaan.

Lalu, ia berselancar ke dunia maya dan mencari identitas dokter sesuai kriteria secara random yang digunakan untuk melamar.

Susanto saat itu diketahui menemukan dan menggunakan identitas milik dr Anggi Yurikno yang hanya mengganti fotonya saja. Identitas ini lah yang kemudian disertakan dalam lamaran secara online melalui e-mail HRD Rumah Sakit PHC Surabaya.

"Saya nggak ada edit ijazah, semua asli punya beliau. Tapi saya scan, saya ganti foto," kata Susanto saat sidang dakwaan di ruang Tirta, PN Surabaya, Senin (11/9/2023).

Demi memastikan seperti dokter sebenarnya, Susanto lalu memalsukan foto dari satu bendel data. Di antaranya lampiran CV yang berisikan Surat Izin Praktik (SIP) Dokter, Ijazah Kedokteran, Kartu Tanda Penduduk, dan Sertifikat Hiperkes. Seluruh data ini diambil dari website Fullerton dan Media Sosial (Facebook).

"Saya melamar via email, saya dapatkan via internet file-filenya. File yang saya ambil dari internet saya buat daftar ke PHC," bebernya.

Aksi tipu-tipu Susanto ini rupanya berhasil. Sebab ia kemudian mendapat panggilan dari PHC untuk melakukan sesi wawancara secara daring. Wawancara ini digelar pada 13 Mei 2020 bersama beberapa calon karyawan lainnya.

Susanto memang melakukan sejumlah penipuan demi lolos menjadi dokter di RS PHC Surabaya. Usai lamarannya diterima, Susanto dipekerjakan sebagai dokter Hiperkes Fulltimer pada PHC Clinic yang ditugaskan di Klinik K3 PT Pertamina EP IV Cepu per tanggal 15 Juni 2020 sampai tanggal 31 Desember 2022.

Selama bekerja itu lah, ia mengaku mendapat upah hingga Rp 7,5 juta per bulan. Begitu juga tunjangan lain-lain dari Rumah Sakit PHC Surabaya.

Aksi Susanto ini terhitung sudah dijalankan hampir sepertiga kontraknya atau selama 2 tahun. Sedangkan kontrak penuh yang terima dari PHC selama 7,5 tahun.

Akibat ulah Susanto, Rumah Sakit PHC Surabaya merugi hingga Rp 262 juta. Motif Susanto nekat menjadi dokter abal-abal demi memenuhi biaya hidup sehari-hari.




(hil/dte)


Hide Ads