Momen pertemuan eks Wali Kota Blitar Samanhudi dengan Wali Kota Blitar Santoso dalam sidang perampokan rumah dinas berlangsung dramatis. Ini merupakan momen pertama kali keduanya bertemu secara langsung usai kasus perampokan yang diotaki Samanhudi.
Pertemuan ini terjadi di Ruang Cakra Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Samanhudi tak hentinya menatap mantan wakilnya tersebut dengan sorot mata yang tajam. Namun, pertemuan ini berakhir dengan gelak tawa dan pelukan.
Diketahui, kasus yang menjerat mantan Wali Kota Blitar, Samanhudi ini sungguh di luar nalar. Ia ditangkap polisi diduga menjadi otak kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar Santoso.
Samanhudi mengenal para pelaku saat ia dipenjara karena kasus korupsi yang menjeratnya. Ia mengaku sakit hati karena aksinya dilaporkan Santoso hingga memberi bocoran pada residivis penjahat untuk melakukan aksi perampokan rumah dinas.
Berikut sederet fakta soal sidang perampokan rumah dinas:
1. Samanhudi Tatap Santoso dengan Tajam
Santoso datang dengan pengawalan ketat 3 orang berbadan kekar menuju Ruang Sidang Cakra, PN Surabaya. Sorot mata Samanhudi begitu tajam sembari mendengarkan dengan saksama saat Santoso memberikan keterangan.
Samanhudi duduk bersama kuasa hukumnya. Sementara Santoso menjadi saksi. Samanhudi tak sedikit pun melepaskan tatapan tajamnya pada Santoso. Sesekali, Samanhudi terlihat menggelengkan kepala, seolah tak setuju dengan keterangan mantan wakilnya itu.
Ketika ketua tim majelis hakim, jaksa, dan pengacara bertanya secara bergantian, Samanhudi tak henti-hentinya memandangi Santoso yang tengah bersaksi. Sesekali, ia tersenyum dan matanya tetap menyorot tajam kepada Santoso.
2. Sempat Dikira Gempa Bumi
Dalam keterangannya, Santoso mengatakan, peristiwa perampokan itu terjadi pada 12 Desember 2022 di Kamar Rumah Dinas Wali Kota Blitar. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB. Ia sempat mengira ini gempa bumi.
"Jam 02.00 WIB baru bisa tidur, istri jam 03.00 WIB habis solat malam (tahajud). Salat belum selesai tiba-tiba pintu sisi timur didobrak. Istri takut dan saya dibangunkan," kata Santoso saat memberikan keterangan sebagai saksi korban dalam sidang, Selasa (8/8/2023).
Dalam posisi setengah sadar, ia mengira kejadian itu hanya getaran lindu atau gempa saja. Namun, saat dikroscek, betapa terkejutnya Santoso lantaran perampok sudah mendobrak pintu timur kamarnya dan masuk ke ruangan.
3. Detik-detik Perampokan
Ia mengaku sempat mengunci pintu kamarnya. Namun, masih saja berhasil didobrak. "Saya berada di kamar langsung disergap diminta tiarap, ada 2 orang yang 1 menyergap istri. Saya diminta tertelungkup di lantai, tangan mulut dilakban, lalu tangan kaki diikat ke belakang," ujarnya.
Santoso lalu diminta menunjukkan brankas. Kepada para perampok, Santoso mengaku tak punya brankas. Perampok lantas mengancam akan menelanjangi istri Santoso.
"Saya memang tidak punya brankas kecuali tas kecil yang saya simpan di lemari pakaian dan tidak dikunci. Lalu uang itu diambil, saya tidak tahu siapa yang ngambil karena saya telungkup di lantai. Lalu diacak-acak diambil uang dan barang-barang lainnya," tuturnya.
Selain uang dalam almari, Santoso mengaku jam tangan, kacamata, hingga beberapa perhiasan milik istrinya raib. Ia menyebut, total kerugian sekitar Rp 400 juta.
Santoso bantah khianati hingga laporkan Samanhudi ke KPK, baca di halaman selanjutnya!
(hil/fat)