4. Pembunuhan Berencana Diawali Penyekapan di Sampang
Mohammad Razek (34), warga Banyuates, Sampang dilaporkan hilang pada Senin (5/6) pagi. Keluarga menyebut korban hilang kontak sejak Kamis (1/6). Ternyata, pria itu disekap, dibunuh, dan dikubur di atas bukit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mad Dehri (70), kakek warga Desa Ketapang Timur, Ketapang, Sampang yang menjadi otak pembunuhan Razek. Motifnya karena sakit hati, pelaku merasa terhina karena mantan istri anaknya atau mantan menantunya dinikahi oleh korban.
"Betul memang waktu kami interogasi, tersangka (Mad Dahri) ngakunya sakit hati soalnya mantan istri dari anaknya dinikahi oleh korban," ujar Kapolsek Ketapang Iptu Abid Uwais Al-qarni kepada detikJatim, Jumat (9/6/2023).
Sebelum dibunuh, korban sempat dijemput di Surabaya kemudian dibawa ke Ketapang timur. Di sana korban disekap di sebuah rumah selama beberapa hari sebelum akhirnya dihabisi nyawanya dan dikubur.
"Korban dijemput dari Surabaya lalu dibawa ke Ketapang timur. Di sana korban disekap beberapa hari dan dieksekusi oleh beberapa orang," tutur Abid
Saat kuburan digali sedalam satu meter, petugas menemukan korban terkubur dengan kondisi mengenaskan. Kondisi korban masih memakai pakaian biasa dengan kepala ditutupi karung beras serta tangan terikat ke belakang.
Kakek Mad Dehri memerintahkan orang lain untuk melakukan pembunuhan, menyiapkan cangkul dan karung untuk membungkus korban, serta turut menggali lubang untuk mengubur korban.
5. Mayat Termutilasi di Trosobo Sidoarjo dan Kenpark Surabaya
Warga Sidoarjo dan Surabaya digegerkan temuan mayat termutilasi yang berjarak hanya 2 hari. Potongan tubuh bagian atas setelah pusar ditemukan di selokan belakang pos polisi di Trosobo, Sidoarjo pada Sabtu (10/6). Dua hari kemudian, tepatnya pada Senin (12/6), potongan tubuh bagian bawah tanpa pergelangan dan telapak kaki ditemukan di kawasan Kenpark, Kenjeran.
Kedua potongan tubuh itu diduga kuat saling terkait. Mulai dari kemiripan kresek hijau yang dipakai untuk membungkus potongan tubuh itu, hingga hasil autopsi yang menyebutkan bahwa kedua potongan tubuh tersebut identik.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Shabara Porong AKBP dr Eko Yunianto mengatakan potongan tubuh yang ditemukan di Sidoarjo dan Surabaya itu seolah tersambung.
Penemuan dua potongan kaki di Surabaya ada kemiripan dengan mayat termutilasi di Sidoarjo. Yang ditemukan di Kenjeran Surabaya itu dari pinggang ke bawah. Antara kaki kanan dan kiri tetap utuh. Sementara itu kedua telapak kaki terpotong dan tidak ditemukan," katanya.
Untuk memastikan bahwa 2 potongan tubuh itu memang merupakan bagian dari tubuh satu orang, polisi akan melakukan tes DNA. Prosesnya akan memakan waktu sekitar 2 minggu.
Peristiwa mutilasi yang menggegerkan ini terjadi setelah kasus pembunuhan dengan cara memutilasi korban di Pasar Besar, Malang 4 tahun lalu atau pada 2019. Praktisi Psikologi Klinis dan Forensik Surabaya Riza Wahyuni menduga pelaku adalah orang yang dekat. Hal itu terlihat dari upaya mengaburkan identitas dengan cara memutilasi.
6. Mayat dalam Karung Ternyata Siswi SMP Mojokerto yang Dibunuh Teman Sekelas
Siswi kelas 3 SMPN 1 Kemlagi, Mojokerto berinisial AE (15) yang sempat dilaporkan hilang pada 15 Mei ditemukan tewas terbungkus karung di sebuah parit di bawah rel KA di Desa Mojoranu, Sooko, Mojokerto.
Gadis itu dibunuh oleh mantan pacarnya berinisial AB (15) yang mengaku sakit hati karena korban membangunkannya saat tidur pulas di kelas untuk menagih iuran kelas yang menunggak 2 bulan senilai Rp 40.000.
AE dibunuh oleh AB dengan cara dicekik. Bejatnya, saat AB memanggil temannya M Adi untuk membantunya membuang jenazah, Adi yang merupakan buruh di pabrik besi menyetubuhi jenazah AE sebanyak 2 kali.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Wiwit Adisatria mengatakan, AE dibunuh AB di sawah belakang rumah pelaku di Dusun Kemlagi Kidul, Desa/Kecamatan Kemlagi pada Senin (15/5/2023) sekitar pukul 19.00 WIB. AB mencekik gadis asal Desa Mojojajar, Kemlagi itu hingga tewas.
Siswa kelas 3 SMPN 1 Kemlagi itu lantas membawa jasad korban ke rumah orang tuanya sekitar 100-150 meter dari lokasi pembunuhan. AB mengangkutnya dengan sepeda motor Honda BeAT nopol nopol S 2855 TL. Motor matik yang dikendarai korban ke lokasi itu ternyata milik paman korban.
"Rumah itu kosong, hanya digunakan orang tua pelaku untuk memotong dan membersihkan ayam. Karena orang tuanya jualan ayam," kata Wiwit saat jumpa pers di Mapolres Mojokerto Kota, Jalan Bhayangkara, Rabu (14/6/2023).
Selanjutnya, AB menjemput tersangka Adi agar membantunya membuang mayat AE. Sampai di rumah kosong tersebut, AB meninggalkan Adi dengan korban karena harus membeli tali rafia untuk mengikat karung plastik yang akan digunakan membungkus jasad korban.
"Ketika ditinggal itu lah Adi menyetubuhi mayat korban. Dikuatkan juga pengakuan pelaku anak (AB). Ketika dia datang setelah membeli tali, tersangka AD (Adi) senyam-senyum. Ditanya kenapa senyam-senyum, AD mengaku barusan menyetubuhi korban," terang Wiwit.
(dpe/iwd)