7 Fakta Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Berujung Ngaku Khilaf

7 Fakta Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah Berujung Ngaku Khilaf

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Kamis, 27 Apr 2023 08:23 WIB
Andi Pangerang Hasanuddin viral usai mengancam Muhammadiyah karena penetapan Idul Fitri 1444 H. Andi Pangerang merupakan Peneliti BRIN. Ini sosoknya.
Sosok Andi Pangerang yang mengancam bunuh warga Muhammadiyah/Foto: 20detik
Surabaya -

Kasus peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin dalam ujaran kebencian 'halalkan darah semua Muhammadiyah' terus bergulir. Usai diperiksa Polres Jombang, Andi mengaku komentarnya di Facebook khilaf.

Sebelumnya, pemeriksaan dilakukan setelah ia dilaporkan oleh Pengurus Daerah Muhammadiyah (PD) Jombang pada Senin (24/4). Sedangkan pemeriksaan dilakukan pada Selasa (25/4).

Berikut 7 fakta terbaru soal kasus ini:

1. Diantar Ibu saat Diperiksa Polisi

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan, Andi diperiksa dengan diantar ibunya langsung. Aldo menyebut Andi cukup kooperatif saat diperiksa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia kooperatif datang ke Sat Reskrim Polres Jombang diantar ibunya sendiri," kata Aldo kepada wartawan di kantornya, Rabu (26/4/2023).

Dari foto yang diperoleh detikJatim, tampak ibu Andi ikut mendampingi langsung anaknya saat diperiksa di kantor polisi. Meski demikian polisi hanya fokus pada pemeriksaan Andi sebagai terlapor.

ADVERTISEMENT

"Ibunya tahu setelah beberapa hari anaknya viral di televisi, di medsos. Kami tidak menginterogasi ibunya, kami fokus ke saudara AP," terang Aldo.

2. Status Peneliti BRIN Masih Saksi

Lalu, bagaimana status Andi setelah diperiksa? Polisi menyebut, Andi masih berstatus sebagai saksi.

"Dari AP (Andi Pangerang) sendiri masih status saksi," kata Aldo.

3. Ibu Andi Pangerang Sebut Dirinya Muhammadiyah

Usai viral mengancam untuk membunuh warga Muhammdiyah. Ironisnya, ibu Andi Pangerang mengaku sebagai warga Muhammadiyah.

"Ibunya sendiri kemarin mengaku warga Muhammadiyah," kata Aldo, Rabu (26/4/2023).

Polisi ungkap motif Andi Pangerang ancam bunuh warga Muhammadiyah, baca di halaman selanjutnya!

4. Motif Andi Pangerang Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

Peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin harus berurusan dengan polisi gegara komentarnya di Facebook diduga mengandung ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah. Ia pun mengaku khilaf dan meminta maaf ketika diperiksa polisi. Lantas apa motifnya?

"Terkait motif mungkin ada rasa emosi dari terlapor (Andi) karena pimpinannya atau apanya dari BRIN diserang oleh komentar-komentar yang tidak pas menurut terlapor," kata Aldo.

Aldo menjelaskan, pengakuan Andi itu disampaikan saat peneliti BRIN tersebut diperiksa sebagai saksi terlapor di kantor Satreskrim Polres Jombang pada Selasa (25/4/2023). Andi mengaku memposting komentar tersebut karena emosi sesaat. Ketika itu, ia di rumah ibunya di Desa/Kecamatan Diwek, Jombang. Ia tak berniat menjelekkan Muhammadiyah.

"Emosi sesaat gitu, tidak ada motif khusus untuk menjelekkan. Itu kalau menurut keterangan terlapor. Kami masih mendalami terkait motif," jelasnya.

5. Andi Pangerang Ngaku Khilaf dan Minta Maaf

Andi pun mengakui kesalahannya dan meminta maaf.

"Keterangan saudara AP dia merasa khilaf dan meminta maaf terkait apa yang dilakukan di medsos itu salah," kata Aldo.

6. Tiga Ahli akan Diperiksa

Polisi masih mendalami ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan yang diduga dilakukan Peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin melalui komentarnya di Facebook. Pada tahap ini, polisi menggali keterangan dari 3 saksi ahli sekaligus.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto mengatakan, Unit Tipidter sudah melakukan koordinasi awal dengan 3 saksi ahli. Yaitu ahli ITE, ahli agama dan ahli bahasa. Ketiga ahli bakal dimintai pendapat terkait komentar Andi di Facebook yang diduga mengandung ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.

"Ada beberapa ahli yang akan diperiksa, ahli agama, ahli ITE dan ahli bahasa terkait apa yang ditulis saudara AP di Facebook. Nanti hasil koordinasi dengan ahli apa, selanjutnya mungkin akan kami panggil ulang saudara AP untuk mendalami keterangan saksi AP sendiri," terangnya kepada wartawan, Rabu (26/4/2023).

7. Awal Kasus Andi Pengareng Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

Andi Pangerang Hasanuddin bikin heboh menyusul komentarnya 'halalkan darah semua Muhammadiyah' di Facebook. Dikutip dari detikNews, perihal itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma'mun Murod. Setidaknya ada empat tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:

"Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman."

Di salah satu tangkapan layar, tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.

Kemudian, Andi Pangerang Hasanuddin dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas. AP Hasanuddin melontarkan ancaman.

"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.

Andi diperiksa di menyusul laporan yang dilayangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jombang pada Senin (24/4/2023). Selain di Polres Jombang, Andi juga dilaporkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya ke Ditreskrimsus Polda Jatim hari ini.

Pada laporan di Polda Jatim, Andi Pangerang dilaporkan bersama dengan Thomas Jamaludin yang juga sesama peneliti BRIN. Keduanya dinilai telah melakukan ujaran kebencian terhadap Muhammadiyah melalui media sosial Facebook.



Hide Ads