Kemiripan Modus Pembunuhan Mbah Slamet dengan Dukun Pengganda Uang Madiun

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Jumat, 07 Apr 2023 14:54 WIB
Agus, dukun pengganda uang di Madiun saat mengikuti persidangan/Foto: Arsip detikcom
Surabaya -

Publik tengah dihebohkan aksi bengis dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, Slamet Tohari alias Mbah Slamet. Di tengah ritual, ia membunuh pengikutnya dengan potasium. Ternyata, jauh sebelum kasus Mbah Slamet mencuat, ada kasus dan modus serupa yang dilakukan dukun pengganda uang di Madiun, Jawa Timur.

Kejadian ini berlangsung pada Januari 2013. Dukun tersebut yakni Agus Basuki. Agus sempat panik saat ia ditagih pengikutnya uang hasil penggandaan. Bukannya bertambah, uang tersebut telah dihabiskan Agus.

Agus lantas berdalih bahwa ritual penggandaan uang yang dilakukan kurang persyaratannya. Agus meminta ritual diulang dengan melengkapi sejumlah persyaratan yang ditentukannya. Akhirnya, pengikutnya yang bernama Giantoro alias Aan (35) dan Retno Sugiharti (35), istrinya setuju.

Keduanya pasrah karena tak ada jalan lain untuk mengembalikan uangnya. Sebab, keduanya telah menyerahkan uang Rp 2.750.000 kepada Agus yang katanya bisa digandakan secara gaib. Namun ternyata tak membuahkan hasil.

Aan dan istrinya pun menyetujui untuk melakukan ritual ulang seperti yang dianjurkan Agus. Namun, kali ini Agus menyarankan untuk menemui Ki Joko Laksono yang biasa dipanggil Abah di Malang.

Sebelum menemui Abah, Agus nantinya akan memberikan minuman untuk ritual. Sosok Abah ini sebenarnya hanya karangan Agus belaka. Sebab, Agus tengah merencanakan untuk membunuh Aan dan istrinya.

Ini agar kedoknya sebagai dukun pengganda uang palsu tak terbongkar dan tentunya ia tak ingin ditagih uang yang katanya bisa digandakan itu. Sebab, uang milik Aan telah habis dipakainya. Skenario pembunuhan lalu dirancang Agus.

Selasa, 8 Januari 2013 sekitar pukul 17.30 WIB Aan dan istrinya telah bersiap menuju Malang menemui Abah. Sebelum berangkat, Agus menemui Aan di rumah kontrakannya di Jalan Margobawero, Madiun.

Rekonstruksi kejadian pembunuhan oleh dukun pengganda uang Madiun Foto: Arsip detikcom

Agus lalu memberikan air minum kemasan ritual kepada Aan dan Retno. Sama seperti Mbah Slamet di Banjarnegara, Agus mencampur larutan itu dengan potasium dan minuman saset.

Agus lalu berpesan agar air diminum saat tiba di hutan dekat Malang. Permintaan ini disetujui. Keesokan harinya, Aan dan istrinya serta anaknya Tania (11) berangkat ke Malang dengan menumpang taksi.

Sesampai di Nganjuk, Retno ternyata telah meminum air kemasan bercampur potasium itu dan tak lama kemudian ia pingsan. Mengetahui ini, Aan lantas menelepon Agus dan mengabarkan istrinya pingsan setelah menenggak minuman yang diberikan.

Agus mencoba tenang karena Aan ternyata belum minum air kemasan yang bercampur potasium. Ia selanjutnya menyuruh Aan menemuinya di alun-alun Jombang.

Setiba di sana, Aan dan istrinya yang sekarat kemudian diajak pulang ke Madiun. Agus rupanya mempunyai rencana lain. Istri Aan disuruh untuk tetap pulang ke Madiun dengan naik taksi.

Sedangkan Aan dan anak perempuannya, Tania ikut bersama Agus. Mereka lantas mengendarai motor bertiga untuk melaksanakan ritual. Anak Aan saat itu ikut karena terus menangis dan ingin bersama ayahnya.

Motor yang ditumpangi mereka akhirnya tiba di hutan wilayah Desa Kuwiran. Mereka selanjutnya masuk ke dalam hutan dengan berjalan kaki kira-kira sejauh 200 meter.

Modus ini sama dengan Mbah Agus dukun pengganda uang Purwakarta, baca di halaman selanjutnya!




(hil/dte)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork