Setelah Disiksa Ibu Selama 2 Tahun, Bocah Itu Kini Tak Merasakan Sakit Lagi

Denza Perdana - detikJatim
Jumat, 25 Nov 2022 07:01 WIB
Wulan, sang ibu kandung dan temannya Lipah, tersangka penganiayaan terhadap AP anak 6 tahun hingga tewas. (Foto: Praditya Fauzi Rahman)
Surabaya -

Polisi menetapkan Wulan (32), ibu kandung yang menyiksa anaknya AP (6) hingga tewas sebagai tersangka. Lipah (19), teman Wulan yang sering ikut menganiaya AP juga dijadikan tersangka. Apa yang dilakukan Wulan sama sekali tak mencerminkan citra ibu yang penuh kasih sayang.

Wulan dan Lipah menganiaya AP dengan berbagai cara. Dari memukul, melempar dengan benda, hingga memukulkan benda-benda keras hanya karena menganggap sang Anak lelet atau sering salah saat disuruh melakukan sesuatu.

Kalau AP menangis ketika dipukul kedua tersangka malah menganiaya korban lebih intens. Anak perempuan itu justru akan mendapatkan lebih banyak pukulan bila menangis hingga anak itu benar-benar terdiam.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKP Arief Ryzki Wicaksana mengatakan bahwa kedua tersangka memukul hampir seluruh bagian tubuh AP. Mulai dari tangan, kaki, hingga kepala bagian belakang.

"Mukulnya pakai gitar, gagang sapu, sampai sandal," kata Arief dalam konferensi pers dengan menghadirkan kedua tersangka, Kamis (24/11/2022).

Pernyataan Arief itu tidak disangkal oleh Wulan maupun Lipah. Mereka mengakui kerap melakukan penganiayaan kepada bocah perempuan yang seharusnya sedang senang-senangnya bermain itu.

"Dia (AP) sering menangis kalau saya suruh apa saja," kata Wulan.

Tapi bukan itu alasan utamanya. Wulan menganiaya anaknya karena dendam kesumat yang sebenarnya dia alamatkan kepada keluarganya yang menyebut AP anak haram, hasil hubungan gelap Wulan dengan mantan suami sirinya.

"Saya emosi dibilang keluarga anak saya ini anak haram. Padahal suami saya yang pertama meninggal, lalu saya kawin siri karena keluarga tidak setuju," tutur Wulan seraya mengakui bahwa dirinya pernah memukul AP dengan gagang sapu dan gitar kecil.

Keberadaan gitar kecil di rumah mereka cukup janggal. Tapi kejanggalan itu sudah terjawab, karena ternyata Wulan tidak hanya sering menganiaya AP tapi setiap harinya dia juga menyuruh anaknya mengamen dengan gitar tersebut.

Wulan biasa meminta AP mengamen di kawasan Mangga Dua, Wonokromo. Tidak jarang pula ibu yang sudah kehilangan kasih sayang itu juga menyuruh AP mengamen di kawasan Wisata Religi Sunan Ampel.

Apa urusan teman Ibu turut menganiaya AP? Baca di halaman selanjutnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork