Sesosok jenazah ditemukan di tepi Jalan Larangan, Kecamatan Bulak, Surabaya. Jenazah ditemukan warga yang melintas pada Kamis, 23 Maret 2017 sekitar pukul 06.00 WIB.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi bersimbah darah tanpa identitas. Sejumlah bekas luka tusukan juga ditemukan di bagian tubuh seperti di dada dan leher. Mayat segera dievakuasi ke RSU dr Soetomo untuk diautopsi.
Keesokan harinya, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak saat itu, AKP Ardian Satrio Utomo mengungkap identitas jenazah. Korban bernama Denny Ariessandi, seorang manajer ekspedisi di Sidoarjo, yang juga kerja sampingan sebagai sopir taksi online.
"Pekerjaan utama korban adalah sebagai manajer di sebuah ekspedisi di Sidoarjo," kata Ardian saat itu.
Baca juga: Dendam Membara, Cucu Bunuh Kakek di Surabaya |
Korban tinggal di Perumahan Jaya Maspion, Gedangan, Sidoarjo. Ia adalah seorang pekerja keras. Korban bekerja di ekspedisi hingga pukul 00.00 WIB. Setelah itu, korban berlanjut kerja paruh waktu sebagai sopir taksi online hingga pukul 04.00 WIB.
Sehari-hari korban menggunakan mobil Daihatsu Xenia nopol L 1620 MS sebagai taksi online-nya. Di kantor ekspedisi, korban dikenal sebagai rekan dan atasan yang baik. Keluarga pun mengenal Denny sebagai sosok bertanggung jawab.
Minggu, 26 Maret 2017, Kapolres Tanjung Perak AKBP Ronny Suseno mengumumkan dua pelaku pembunuhan Denny telah ditangkap. Pengungkapan itu berawal dari penelusuran aplikasi taksi online.
Kedua pelaku adalah Cipto Roso Wijayanto alias Basili dan Khoirul Muhyi Fajar, oknum anggota TNI AL. Keduanya berasal dari Kediri dan diketahui sebagai penumpang terakhir yang memesan taksi online milik Denny. Karena Khoirul berstatus sebagai anggota militer, maka ia diserahkan ke kesatuannya.
Dalam keterangan pelaku, perampokan yang disertai pembunuhan itu telah direncanakan. Motifnya hanya karena ingin menguasai mobil dan harta korban. Mobil Denny ditemukan di Kediri. Sedangkan dompet dan handphone korban dibuang ke Sungai Brantas.
Pembunuhan itu berawal pada Selasa, 20 Maret 2017. Kedua pelaku berangkat dari Kediri ke Surabaya dengan menumpang bus dan turun di Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo. Tiba di sana, Cipto dan Khoirul kemudian memesan taksi online yang sudah direncanakan akan dirampok.
(abq/sun)