Kasus tewasnya santri (AM) di Pondok Modern Darussalam Gontor beberapa waktu lalu masih terus bergulir. Baru-baru ini, polisi menggelar rekonstruksi dan pihak Gontor juga kembali buka suara.
Rekonstruksi ini bertujuan untuk membuat terang kasus kematian AM yang dianiaya 2 seniornya, MFA dan IH. Sebelumnya, pihak kepolisian juga telah menggelar pra-rekonstruksi.
"Untuk kegiatan pada pagi hari ini, Satreskrim melaksanakan rekonstruksi, yang minggu lalu pra, sekarang rekonstruksi," tutur Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).
Catur menambahkan pihaknya pun ingin mencari runtutan kejadian dari awal hingga akhir. Mulai dari ruang perlengkapan, jalan dari pondok ke rumah sakit dan di ruang IGD RS Yasyfin Darussalam Gontor.
"Di sini sifatnya melengkapi tahapan-tahapan yang harus kita penuhi. Yang jelas prosesnya biar terang kasusnya," imbuh Catur.
Polisi sorot kesalahpahaman senior Gontor
Menurut Catur, kejadian yang paling disorot saat kesalahpahaman antar senior yang mengecek peralatan perkemahan. Hingga hari H, juniornya ternyata tidak melengkapi pasak yang hilang tersebut. Akhirnya, penganiayaan pun terjadi hingga santri AM tewas ditangan seniornya.
"Semua sudah diperagakan. Hingga saat ini masih dua tersangka, belum ada tersangka baru," imbuh Catur.
Sementara, Kasatreskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan total ada 50 adegan. Temuan baru, yakni saat membawa korban dari pondok ke IGD dari semula 3 orang jadi 4 orang.
"Pra rekonstruksi 3 orang, waktu rekonstruksi jadi 4 orang, yaitu 2 tersangka dan 2 korban lain atau rekan santri," pungkasnya.
Baca sosok dokter yang tandatangani surat kematian AM dan pihak Gontor kembali buka suara di halaman selanjutnya
(hse/fat)