Saat Pihak Gontor Janji Perbaiki Sistem Pengasuhan Imbas Tewasnya Santri

Saat Pihak Gontor Janji Perbaiki Sistem Pengasuhan Imbas Tewasnya Santri

Tim detikJatim - detikJatim
Rabu, 14 Sep 2022 18:42 WIB
Polisi Gelar Rekonstruksi kematian santri AM (17) asal Palembang
Polisi saat gelar rekonstruksi di Ponpes Gontor/ Foto: Charolin Pebrianti
Ponorogo -

Kasus tewasnya santri (AM) di Pondok Modern Darussalam Gontor beberapa waktu lalu masih terus bergulir. Baru-baru ini, polisi menggelar rekonstruksi dan pihak Gontor juga kembali buka suara.

Rekonstruksi ini bertujuan untuk membuat terang kasus kematian AM yang dianiaya 2 seniornya, MFA dan IH. Sebelumnya, pihak kepolisian juga telah menggelar pra-rekonstruksi.

"Untuk kegiatan pada pagi hari ini, Satreskrim melaksanakan rekonstruksi, yang minggu lalu pra, sekarang rekonstruksi," tutur Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Catur menambahkan pihaknya pun ingin mencari runtutan kejadian dari awal hingga akhir. Mulai dari ruang perlengkapan, jalan dari pondok ke rumah sakit dan di ruang IGD RS Yasyfin Darussalam Gontor.

"Di sini sifatnya melengkapi tahapan-tahapan yang harus kita penuhi. Yang jelas prosesnya biar terang kasusnya," imbuh Catur.

ADVERTISEMENT

Polisi sorot kesalahpahaman senior Gontor

Menurut Catur, kejadian yang paling disorot saat kesalahpahaman antar senior yang mengecek peralatan perkemahan. Hingga hari H, juniornya ternyata tidak melengkapi pasak yang hilang tersebut. Akhirnya, penganiayaan pun terjadi hingga santri AM tewas ditangan seniornya.

"Semua sudah diperagakan. Hingga saat ini masih dua tersangka, belum ada tersangka baru," imbuh Catur.

Sementara, Kasatreskrim Polres Ponorogo AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan total ada 50 adegan. Temuan baru, yakni saat membawa korban dari pondok ke IGD dari semula 3 orang jadi 4 orang.

"Pra rekonstruksi 3 orang, waktu rekonstruksi jadi 4 orang, yaitu 2 tersangka dan 2 korban lain atau rekan santri," pungkasnya.

Baca sosok dokter yang tandatangani surat kematian AM dan pihak Gontor kembali buka suara di halaman selanjutnya

Sosok Dokter yang Tandatangani surat kematian AM

Surat kematian santri AM dikeluarkan RS Yasyfin Darussalam Gontor. Surat tersebut ditandatangani dokter berinisial MH. Siapa sosok MH?

Dokter itu ternyata bernama Mukhlas Hamidy. Dia tergabung dalam tim manajemen RS Yasyfin Darussalam Gontor dan menjabat sebagai Kabid Pelayanan.

Selain itu, Mukhlas Hamidy diketahui membuka praktik di kawasan Desa Gandu, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Ia juga bekerja di Puskesmas Sawoo dan RSU Darmayu.

Sementara itu, tempat praktik Mukhlas Hamidy ini berada satu kecamatan dengan Pondok Pesantren Gontor. Nama Mukhlas Hamidy juga tercantum dalam direktori anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Sementara, Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan pada dokter tersebut. Fokusnya saat ini yakni menyelesaikan kasus penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa santri AM tersebut.

"Kita proses pemeriksaan salah dan tidaknya, nama dokter dan siapapun yang diperiksa kita juga rilis," papar Catur kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

Pihak Gontor buka Suara

Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) kembali buka suara. Pihaknya pun mengakui kasus ini jadi langkah awal perbaikan sistem di pondok.

"Kami juga mohon doa masyarakat Indonesia, Gontor mengambil pelajaran yang sangat banyak dari peristiwa ini. Maka proses perbaikan sedang kami lakukan dari berbagai sisi, sistem pengasuhan, sistem pendidikan secara menyeluruh secara holistic, saat ini kita sedang membentuk tim khusus untuk evaluasi internal untuk memperbaiki kualitas sistem tersebut," tutur salah satu guru di PMDG, Ahmad Saifulloh kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).

Ahmad menambahkan, perbaikan sistem juga memperhatikan tuntutan zaman. Meski Gontor sudah memiliki motto yang menjadi dasar pengembangan sistem.

"Kami juga mohon doa dari masyarakat Indonesia bahwasanya kami sudah berpengalaman hampir 100 tahun melakukan proses pendidikan di Indonesia. Kami mohon doa, supaya bisa terus berkontribusi dalam pengembangan generasi muda Indonesia ke depan lebih baik lagi, dan tentu mencetak generasi bangsa yang terus memberikan kontribusi yang besar di pembangunan Indonesia," imbuhnya.

Ahmad pun ingin ada sistem yang diperbaharui mulai dari pengasuhan santri, kontrol dan bimbingan konseling.

"Kita perlu memperkuat beberapa sisi dalam sistem pengasuhan santri, khususnya sistem pengawasan, kontrol, bimbingan konseling, sisi itu prioritas jadi sistem pengasuhan kita," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(hse/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads