Petrokimia Gresik kembali mencetak 55 agronom muda melalui Program Taruna Makmur Batch 8. Program ini adalah komitmen Petrokimia Gresik dalam mendukung regenerasi petani di Indonesia. Puluhan agronom muda itu disiapkan untuk terjun langsung mendampingi petani di lapangan.
Direktur Manajemen Risiko Petrokimia Gresik Johanes Barus mengatakan para peserta Taruna Makmur merupakan mahasiswa aktif dari sejumlah institusi pendidikan pertanian di Indonesia. Mereka telah mendapatkan pembekalan melalui Sekolah Makmur dan selanjutnya diterjunkan sebagai tenaga agronom lapangan.
"Selama di lapangan, Taruna Makmur diharapkan berperan sebagai pendamping petani sekaligus agen perubahan. Mereka membantu penerapan budidaya yang baik, pemanfaatan teknologi pertanian, serta peningkatan produktivitas dan keberlanjutan usaha tani," ujar Johanes dalam keterangan tertulis yang diterima detikJatim, Senin (22/12/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, program ini sejalan dengan agenda pemerintah dalam menyiapkan sumber daya manusia pertanian yang kompeten. Selain itu juga untuk mendukung percepatan swasembada pangan nasional.
Adapun 55 Taruna Makmur Batch 8 berasal dari berbagai perguruan tinggi vokasi pertanian. Rinciannya, 27 mahasiswa dari Politeknik Pengembangan Pertanian (Polbangtan) Malang, 13 mahasiswa dari Politeknik LPP Yogyakarta, 12 mahasiswa dari Polbangtan Bogor, serta 3 mahasiswa dari Polbangtan Medan.
Johanes menambahkan, melalui program ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pendampingan petani. Mereka juga bisa mengasah kompetensi teknis, manajerial, dan sosial sebagai calon agronom muda.
Ia berharap keberadaan Taruna Makmur dapat menginspirasi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. Regenerasi petani, kata dia, masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan lebih dari 70 persen petani Indonesia berusia di atas 40 tahun, sementara petani muda usia 19-39 tahun masih berada di kisaran 20 persen. Kondisi tersebut dinilai berpotensi memengaruhi keberlanjutan produksi dan ketahanan pangan nasional.
"Kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan sektor industri menjadi kunci untuk membangun ekosistem pertanian yang modern, produktif, dan berkelanjutan," ujarnya.
Program Taruna Makmur merupakan bagian dari Sekolah Makmur yang diinisiasi Petrokimia Gresik sejak 2022. Hingga Batch 8, perusahaan telah mencetak 373 Taruna Makmur sebagai SDM pertanian berkualitas.
Dalam program ini, Petrokimia Gresik merekrut mahasiswa aktif Polbangtan untuk magang sebagai tenaga agronom lapangan selama enam bulan. Program tersebut juga bertujuan memperkuat kawalan budidaya pertanian guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendorong regenerasi petani muda.
Minat mahasiswa terhadap Program Taruna Makmur terus meningkat dari tahun ke tahun. Johanes menilai hal ini menjadi bukti sinergi dunia pendidikan vokasi dan industri.
"Sehingga mampu melahirkan talenta muda pertanian yang siap berkontribusi bagi masa depan pertanian Indonesia," pungkasnya.
(auh/dpe)











































