Asal-usul Nama Jalan Babat Jerawat yang Unik dan Jarang Diketahui

Muhammad Faishal Haq - detikJatim
Selasa, 16 Des 2025 08:30 WIB
Jalan Babat Jerawat Foto: Website Resmi Pemerintah Kota Surabaya
Surabaya -

Jalan Babat Jerawat bukan sekadar nama jalan yang tertera di peta Kota Surabaya. Di balik sebutannya yang kerap terdengar unik dan memancing rasa penasaran, tersimpan jejak sejarah lokal, identitas wilayah, serta memori kolektif warga yang telah diwariskan lintas generasi.

Nama ini melekat kuat sebagai penanda geografis di Kelurahan Babat Jerawat, Kecamatan Pakal, sekaligus merepresentasikan perjalanan panjang kawasan tersebut dari permukiman tradisional hingga menjadi bagian dari Surabaya modern. Penamaan Babat Jerawat tidak lahir secara tiba-tiba.

Jalan ini berakar dari konteks ruang permukiman tempo dulu, pola tata jalan, serta cerita lisan masyarakat yang kemudian dicatat ulang dalam dokumen resmi kelurahan. Menilik profil dan sejarah wilayahnya, Babat Jerawat berkembang sebagai kawasan dengan karakter sosial yang khas, di mana tradisi, kebersamaan, dan pengalaman kolektif turut membentuk identitas ruang dan penamaan wilayah.

Asal-usul Nama Babat Jerawat

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Surabaya Kelurahan Babat Jerawat, nama Babat Jerawat konon berasal dari frasa babad jejerawat-awat. Kata babad berarti membasmi atau memberantas, sementara jejerawat-awat dimaknai sebagai berbaris sambil mengancam.

Menurut cerita rakyat yang berkembang, wilayah Alas Malang pada masa lampau dikenal sebagai daerah rawan yang kerap dijadikan sarang bandit. Ketika para penjahat melintasi kawasan Babat Jerawat, warga desa tidak tinggal diam.

Mereka bersatu membentuk barikade atau pagar betis untuk menghadang para bandit. Dengan ancaman yang dikenal sebagai awat-awat, warga berhasil mengusir para pelaku kejahatan tersebut. Peristiwa inilah yang dipercaya menjadi latar belakang lahirnya nama Babat Jerawat.

Cerita tersebut tidak hanya merekam peristiwa perlawanan warga, tetapi juga mencerminkan nilai gotong royong dan keberanian kolektif yang menjadi fondasi masyarakat setempat sejak dahulu.

Penyatuan Desa Babad dan Dukuh Jerawat

Selain versi cerita rakyat, terdapat pula penjelasan historis yang lebih administratif mengenai asal-usul nama Babat Jerawat. Secara historis, wilayah ini merupakan gabungan dari dua desa yang dulunya terpisah, yakni Desa Babad dan Desa Dukuh Jerawat.

Kedua desa tersebut resmi disatukan pada tahun 1956. Penyatuan ini dilakukan untuk mencegah potensi perpecahan sosial, terutama setelah kepala desa Babad yang terpilih berasal dari wilayah Dukuh Jerawat. Dengan penggabungan tersebut, lahirlah nama Babat Jerawat sebagai identitas baru yang mewakili persatuan kedua wilayah.

Perangkat kelurahan sedang berbincang di Kantor kelurahan Babat Jerawat Foto: Instagram @kelurahanbabatjerawat

Kantor desa pertama yang digunakan tercatat berdiri pada tahun 1997 di atas Tanah Aset Pemerintah Kota Surabaya yang berada di RW 6. Pada masa itu, sistem pemerintahan desa masih berjalan sederhana.

Saat itu, fokus utamanya pada pengelolaan sumber daya dan peningkatan kesejahteraan warga. Meski infrastruktur belum berkembang pesat, ikatan sosial masyarakat terjalin sangat kuat.

Perubahan Status Menjadi Kelurahan dan Dampaknya

Seiring berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk dan perubahan pola kehidupan masyarakat mendorong Babat Jerawat mengalami transformasi signifikan. Sekitar tahun 2017, status Desa Babat Jerawat resmi diubah menjadi Kelurahan Babat Jerawat. Perubahan ini sekaligus menandai masuknya wilayah tersebut ke dalam struktur administratif Kecamatan Pakal, Kota Surabaya.

Perubahan status tersebut diikuti dengan pembangunan kantor kelurahan yang lebih representatif serta peningkatan berbagai infrastruktur penunjang. Jalan-jalan lingkungan diperbaiki.

Akses listrik dan fasilitas umum diperluas, serta pelayanan publik semakin ditingkatkan. Dampaknya tidak hanya dirasakan dalam aspek fisik, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat.

Perangkat kelurahan Babat Jerawat Foto: Instagram @kelurahanbabatjerawat

Kini, Babat Jerawat berkembang menjadi kawasan yang beragam dan dinamis, memadukan area perumahan modern dan elit dengan perkampungan tradisional yang tetap dipertahankan. Transformasi ini mencerminkan perjalanan panjang Babat Jerawat dari wilayah agraris menuju bagian integral dari metropolitan Surabaya.

Sentra Wisata, Kuliner, dan Fasilitas Sosial

Di balik namanya yang unik, Kelurahan Babat Jerawat juga menyimpan potensi wisata dan fasilitas sosial yang terus dikembangkan. Kawasan ini memiliki sentra wisata kuliner dan taman bermain anak.

Tidak hanya itu, juga ada ruang terbuka yang menjadi tempat interaksi warga. Pemerintah setempat bahkan menyiapkan paket wisata gratis untuk menikmati berbagai destinasi lokal dalam satu perjalanan terpadu.

Daya tarik wilayah Babat Jerawat, Surabaya Foto: Website Resmi Pemerintah Kota Surabaya

Dikutip dari laman resmi Diskominfo Jawa Timur, Pemerintah Kota Surabaya juga merencanakan pembangunan Panti Griya Wreda baru di kawasan Babat Jerawat. Fasilitas ini dirancang sebagai solusi komprehensif untuk menampung lansia terlantar sekaligus mengatasi kelebihan kapasitas di UPTD Griya Wreda Jambangan dan Kalijudan.

Griya Wreda di Jambangan Foto: Esti Widiyana

Panti tersebut memanfaatkan lahan bekas penampungan penderita kusta dan diproyeksikan mampu menampung sekitar 300 hingga 350 lansia, jauh lebih banyak dibandingkan total 223 lansia yang saat ini ditampung di dua UPTD eksisting. Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya menjelaskan bahwa pembangunan yang dimulai pada tahun 2024 bertujuan memusatkan penanganan lansia agar lebih efektif dan terkontrol.

Pemindahan lansia ke Babat Jerawat juga membuka peluang pemanfaatan aset daerah lainnya. Setelah relokasi, UPTD Griya Wreda Jambangan dan Kalijudan akan dialihfungsikan menjadi pusat pendidikan.

UPTD Kalijudan direncanakan menjadi lokasi utama Sekolah Bibit Unggul, program strategis Pemkot Surabaya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) melalui target satu keluarga satu sarjana. Sementara itu, anak-anak berkebutuhan khusus akan dipusatkan di Jambangan.

Dengan demikian, pembangunan di Babat Jerawat tidak hanya menjawab kebutuhan sosial lansia, tetapi juga mendukung agenda besar kota di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.

Kisah di balik nama Babat Jerawat-baik versi cerita rakyat tentang perlawanan warga terhadap bandit melalui awat-awat, maupun versi historis mengenai penyatuan Desa Babad dan Dukuh Jerawat-memberikan kedalaman makna pada identitas wilayah ini. Nama tersebut bukan sekadar penanda geografis, melainkan cerminan semangat persatuan, keberanian, dan kebersamaan masyarakatnya.

Hari ini, meskipun Babat Jerawat telah bertransformasi menjadi bagian dari Surabaya yang modern dan berkembang pesat, nama unik tersebut tetap menjadi pengingat akan sejarah panjang dan nilai-nilai tradisional yang membentuk karakter Kelurahan Babat Jerawat hingga saat ini.



Simak Video "Video: Warna-warni Pohon Natal hingga Kado Raksasa Hiasi Surabaya"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork