Ketua Konsorsium Kangen Pacitan Abdilah Yusuf menyebut, deretan atraksi budaya itu akan digelar di beberapa titik berbeda. Venue yang terletak di Jalan Ahmad Yani akan menyajikan aneka tampilan. Semuanya sarat dengan muatan kampanye pengurangan risiko bencana.
Tak hanya ancaman bahaya bencana alam, namun juga bencana kesehatan dan lingkungan. Termasuk pula isu Megathrust yang saat ini menjadi perbincangan banyak kalangan.
"Urutan acaranya masih sama seperti yang dulu cuma tampilannya saja yang berbeda," kata Yusuf yang juga Ketua Panitia Penyelenggara.
Festival Rawat Jagat #3 sendiri mengusung tema "Eling lan Waspodo". Masih menurut Yusuf, kegiatan tersebut juga sebagai agenda yang bukan saja bertujuan menggerakkan ekosistem kebudayaan di Pacitan. Namun lebih dari itu juga sebagai cara kreatif mengolaborasikan tradisi dengan seni pertunjukan kekinian.
"Kita akan membangkitkan kembali Tari Keling dari Kalipelus, Kecamatan Kebonagung, dibangkitkan kembali direkonstruksi ulang," tambahnya.
Sedikit berbeda dari tahun sebelumnya, untuk kegiatan prosesi akan digelar di perempatan Tugu Penceng, termasuk doa, dan pertunjukan seni.
"Rawat Jagat bukan sekadar festival budaya. Aspek pemberdayaan ekonomi juga menjadi aspek yang disasar. Ungkapan syukur terhadap karunia Tuhan, juga ada workshop pengolahan sampah, dan pelepasan tukik," pungkasnya.
(ihc/hil)