Mitos Tedak Kroman, Siluman Buaya Sungai Kedungpeluk Sidoarjo

Urban Legend

Mitos Tedak Kroman, Siluman Buaya Sungai Kedungpeluk Sidoarjo

Suparno - detikJatim
Kamis, 01 Agu 2024 16:50 WIB
Lokasi buaya sering memunculkan diri di Sungai Kedungpeluk, Sidoarjo.
Sungai Kedungpeluk Sidoarjo (Foto: Istimewa)
Sidoarjo -

Jembatan sungai Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo ambrol karena konstruksi jembatan sudah lapuk. Peristiwa itu sempat viral di media sosial. Bahkan ambrolnya jembatan itu dikaitkan dengan misteri tedak kroman (siluman buaya) yang muncul di Sungai Kedungpeluk.

Sungai Kedungpeluk merupakan akses dari desa menuju lokasi tambak yang menyimpan banyak misteri yang masih dipercaya masyarakat. Seperti misteri siluman buaya atau tedak kroman yang dipercaya masyarakat sampai hari ini.

Mitos yang beredar menyebut warga yang akan berangkat kerja ke tambak sering menjumpai tedak kroman di sungai. Tedak kroman yang ditemui warga ini berwujud kakek-kakek atau nenek-nenek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tedak kroman itu merupakan jelmaan buaya yang berubah wujud menjadi manusia. Biasanya muncul di pinggir-pinggir sungai atau area tambak," kata Arwan (65), warga Desa Kedungpeluk yang menyebut semua warga desanya mengetahui mitos tersebut, Kamis (1/8/2024).

Pria single berusia 65 tahun itu sehari-hari bekerja sebagai penjaga tambak milik warga Desa Kedungpeluk. Ia meyakini bahwa tedak kroman bukanlah cerita belaka, namun memang benar adanya.

ADVERTISEMENT

"Pada saat saya di tambak yang jauh dari pemukiman warga, tiba-tiba muncul seorang perempuan yang sudah berumur. Dia sedang menyapu, membersihkan tanggul pembatas tambak. Dalam waktu tidak lama, perempuan tersebut tiba-tiba menghilang," jelas Arwan menceritakan penyalamannya.

"Kemudian tidak jauh dari penampakan perempuan tadi, muncul seekor buaya yang berenang di atas permukaan air. Anehnya, tiga bulan kemudian, hasil tambak berupa udang melimpah," imbuh Arwan.

Tedak kroman itu, lanjut Arwan, terkadang juga menjelma menjadi seorang laki-laki tua. Biasanya juga muncul secara tiba-tiba di pinggir sungai atau lokasi tambak. Tedak kroman biasanya memakai sarung dan kopiah saat menjelma menjadi laki-laki.

"Saat ketemu dengan warga, tedak kroman selalu memberikan saran atau masukan masalah kehidupan sehari-hari. Tapi, apabila warga tidak menggubris sarannya, dia akan berubah wujud di sekitar warga tersebut," kata Arwan

"Sehingga warga tersebut merasa ketakutan. Sementara jika pada saat memberikan saran, banyak yang memperhatikan, dia akan berubah wujud setelah berjalan puluhan meter dan tidak menampakkan wujudnya," tandas Arwan.

Cerita tedak kroman itu juga dibenarkan Kades Kedungpeluk Muhammad Madenan. Ia menceritakan, berdasarkan cerita masyarakat, mitos tedak kroman hingga saat ini masih dipegang teguh masyarakat desa.

"Tapi, cerita asal-usul tentang tedak kroman yang sebenarnya, kami kurang begitu paham, namun masyarakat desa menyakini itu masih ada," kata Madenan.

Masyarakat masih sangat mempercayai mitos tersebut. Bahkan, masyarakat Desa Kedungpeluk apabila melaksanakan hajatan, mereka akan menyempatkan menyediakan sesaji untuk tedak kroman.

"Pada saat masyarakat desa mempunyai hajatan, tedak kroman datang dengan berubah wujud manusia. Namun, kalau masyarakat mencermati, ada ciri-ciri khusus yang membedakan antar manusia dan tedak kroman," jelas Madenan.




(irb/iwd)


Hide Ads