Tedak Kroman Kedungpeluk Dipercaya Selalu Datang ke Hajatan Warga

Urban Legend

Tedak Kroman Kedungpeluk Dipercaya Selalu Datang ke Hajatan Warga

Suparno - detikJatim
Kamis, 01 Agu 2024 17:56 WIB
Lokasi buaya sering memunculkan diri di Sungai Kedungpeluk, Sidoarjo.
Penampakan buaya di sungai Kedungpeluk yang bermuara ke tambak warga (Foto: Istimewa)
Sidoarjo - Sungai Kedungpeluk di Sidoarjo yang jembatannya ambrol ternyata menyimpan cerita tentang siluman buaya. Cerita tentang siluman buaya atau yang dikenal dengan nama tedak kroman tersebut sampai saat ini masih dipercaya oleh warga Desa Kedungpeluk.

Mitos Tedak Kroman masih melekat di warga Desa Kedungpeluk karena di sungai tersebut sering muncul buaya yang dijumpai warga. Sebagian warga pekerja tambak mengaku menjumpai seorang nenek atau kakek diduga sebagi wujud jelmaan siluman buaya yang disebut Tedak Kroman.

Kades Kedung Peluk Muhammad Madenan membenarkan warga desa masih banyak yang percaya mitos siluman buaya atau tedak kroman. Bahkan warga desa pada saat menggelar hajatan masih banyak yang membuat sesaji.

"Warga desa membuat sesaji saat menggelar hajatan, itu merupakan tradisi nenek moyang. Kalau tradisi itu dikaitkan dengan Tedak Kroman kami belum mengetahui," kata Madenan di jumpai detikJatim, Kamis (1/8/2024).

"Tapi dari cerita warga terdahulu bahwa pada saat warga menggelar hajatan biasanya ada tamu yang tidak diundang. Tamu tersebut biasanya pasutri yang sudah lanjut usia, tapi tuan rumah hajatan tidak mengetahui bahwa tamu yang tidak diundang tersebut merupakan Tedak Kroman," imbuh Madenan.

Madenan menambahkan warga biasanya tidak sadar dan tidak mengetahui jika ada sepasang siluman buaya yang berwujud manusia. Sebenarnya ada ciri khusus yang membuktikan bahwa manusia tersebut merupakan jelmaan siluman buaya.

"Sebenarnya ada ciri khusus, tapi saya sendirian belum pernah membuktikan. Tapi warga merasakan ada aura tersendiri, itu dirasakan pada saat jelmaan buaya sudah menghilang," tandas Madenan.

Hal senada disampaikan oleh Sambudi warga Desa Kedung Peluk yang mengatakan bahwa masih banyak warga desa yang meyakini dengan cerita Tedak Kroman atau jelmaan siluman buaya.

"Cerita dari warga yang sepuh-sepuh dulu, pada saat warga menggelar hajatan bisa dipastikan Tedak Kroman itu buwuh (datang sebagai tamu undangan) ke warga yang menggelar hajatan," kata Sambudi.

Sambudi menerangkan, namun tidak banyak warga yang mengetahui bahwa Tedak Kroman itu menghadiri hajatan warga. Sebenarnya ada ciri khusus untuk membedakan bahwa orang tersebut Tedak Kroman atau bukan.

"Ciri khususnya itu terletak pada bagian bawah hidung itu rata, tidak ada lubangnya seperti layaknya manusia. Namun apabila ada warga yang bertemu dengan Tedak Kroman tidak ada yang memperhatikan hal itu," imbuh Sambudi.

"Namun bila warga yang menggelar hajatan didatangi oleh Tedak Kroman biasanya hajatan tersebut sukses tidak ada aral. Tapi warga yang menggelar hajatan itu dipastikan tidak mengetahui kalau ada tamu yang tidak diundang," tandas Sambudi.


(irb/iwd)


Hide Ads