Cara Nelayan Trenggalek Syukuri Anugerah Hidup Lewat Labuh Laut Longkangan

Cara Nelayan Trenggalek Syukuri Anugerah Hidup Lewat Labuh Laut Longkangan

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 28 Mei 2024 17:41 WIB
Upacara adat Longkangan
Upacara adat Longkangan di Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin)
Trenggalek -

Nelayan dan masyarakat yang beraktivitas di Teluk Sumbreng, Munjungan, Trenggalek menggelar upacara adat Longkangan. Tumpeng raksasa dan aneka sesaji dilarung ke tengah laut.

Upacara adat Longkangan diawali dengan kirab budaya dan tumpeng agung dari kantor Kecamatan Munjungan menuju Pantai Blado, Teluk Sumbreng. Upacara adat tersebut berlangsung meriah. Ribuan warga turut menyaksikan jalannya labuh laut.

Usai dikirab, tumpeng agung dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Blado untuk dilakukan seremonial dan doa bersama. Selanjutnya tumpeng dinaikkan perahu nelayan dan dibawa ke tengah laut untuk dilakukan prosesi pelarungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puluhan perahu nelayan cukup berhati-hati saat mengiringi prosesi larung, karena dihadapkan dengan ombak yang relatif besar, terutama saat keluar dari bibir pantai.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan Longkangan merupakan salah satu upacara adat di Pantai Blado yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Tradisi ini merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh dan pendahulu yang membuka kawasan pesisir selatan Munjungan.

ADVERTISEMENT

"Longkangan juga merupakan bentuk rasa syukur masyarakat nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan anugerah berupaya lautan dan alam yang bisa menjadi sumber penghidupan," ujarnya.

Pihaknya berharap tradisi adat ini tetap lestari dan menjadi pengingat bagi masyarakat pesisir selatan untuk terus menjaga alam dan lingkungan. Dengan alam yang terjaga maka alam juga akan memberikan keberkahan kepada masyarakat.

"Semoga ke depan, laut ini terus memberikan limpahan rezeki dan keselamatan, seperti ombak di laut yang tidak pernah terputus, begitu juga dengan rezeki bagi masyarakat Munjungan," imbuhnya.

Bupati menambahkan Longkangan saat ini tidak hanya sebatas upacara adat, namun juga menjadi daya tarik wisata di wilayah Munjungan. Untuk itu dibutuhkan sinergitas lintas sektor agar tingkat kunjungan di Pantai Blado terus meningkat.

Pihaknya mengingatkan salah satu faktor yang menjadi pendorong kunjungan wisata adalah kondisi kebersihan lingkungan. Pantai yang bersih dan tertata cenderung akan lebih ramai dibandingkan dengan pantai yang kotor dan tak terawat.

"Jika pantainya bersih, pengunjungnya nyaman maka suatu saat akan datang lagi dan tentu perekonomian masyarakat ikut berputar," kata Bupati Arifin.




(dpe/iwd)


Hide Ads