Salah satu wujud keberagaman budaya di Jawa Timur terlihat melalui rumah adat. Masing-masing rumah adat memiliki ciri khas tersendiri untuk membedakan dengan jenis rumah adat lainnya.
Berikut detikJatim rangkumkan sembilan rumah adat yang dapat dijumpai di Jawa Timur. Informasi dalam artikel ini dilansir dari unggahan Instagram @jatimpemprov.
Baca juga: 4 Kota Termuda di Jawa Timur |
Rumah Adat Jawa Timur
1. Joglo Situbondo
Rumah adat pertama yang dapat ditemui di Jawa Timur adalah Rumah Adat Joglo Situbondo. Rumah adat ini didirikan dengan bentuk limas. Adapun bentuk limas menggambarkan keharmonisan antar sesama manusia dan alam sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini juga terwujud melalui pondasi bangunan, jumlah saka guru (tiang utama), bebatur (didirikan di tanah yang lebih tinggi dari bangunan di sekitarnya), dan ornamen. Bahan utama pembuatan Joglo Situbondo ialah kayu jati.
2. Rumah Adat Using
![]() |
Berikutnya, rumah adat yang dapat ditemui di Kabupaten Banyuwangi. Rumah Adat Using ini memiliki tiga desain, yakni Tikel Balung (4 rab atap), Baresan (3 rab atap), dan Crocongan (2 rab atap). Rumah adat ini masih berlantai tanah dengan atap genting yang terbuat dari gerabah.
Di dalam bangunan Rumah Adat Using terdapat empat ruang sekaligus, di antaranya ampuer (teras untuk tamu), hek atau baleh (pembatas antara ruang publik dan privasi), jerumah (ruang tengah privasi), dan pawon (dapur).
3. Rumah Adat Suku Tengger
Berada di lereng Gunung Bromo, Desa Ranupane, Kabupaten Lumajang, rumah adat yang bermaterial papan atau batang kayu ini memiliki atap tinggi dengan satu hingga dua jendela. Ciri utama rumah adat ini terlihat dari pondasinya yang tidak bertingkat. Artinya, rumah ini bukan sejenis rumah panggung.
Baca juga: 7 Keistimewaan Jawa Timur |
4. Rumah Adat Dhurung
![]() |
Berbeda dengan rumah adat lainnya, Rumah Adat Dhurung memiliki pondasi seperti gubuk yang dibuat tanpa dinding. Pondasi rumah adat ini dibangun dari bambu/kayu dengan atap dari rumbai daun pohon atau dheun dengan hiasan seni ukir indah.
Dhurung juga dilengkapijhelepang atau jebakan untuk tikus yang diletakkan di depan/samping rumah. Hal ini lantaran rumah adat ini digunakan sebagai lumbung padi dan berbagai kegiatan lainnya. Kamu bisa menjumpai rumah ini di Kecamatan Sangkapura, Kecamatan Tambak, hingga Kabupaten Gresik.
5. Joglo Sinom
Joglo Sinom menjadi rumah adat yang memiliki konsep teras dengan dikelilingi sisi-sisi yang tinggi. Adapun Joglo Sinom memiliki empat sisi yang terbagi menjadi tiga bagian dengan satu bumbungan.
Sementara itu, tiang pada bangunan rumah adat total memiliki 36 tiang, empat di antaranya adalah saka guru atau pilar utama. Rumah Joglo Sinom dapat dijumpai di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
6. Joglo Jompongan
Selain Joglo Sinom, Jawa Timur juga memiliki rumah adat Joglo Jompongan. Adapun ciri rumah adat Joglo Jompongan yakni penggunaan dua buah pengerat, dan memiliki denah berbentuk bujur sangkar.
7. Limasan Lambang Sari
Rumah Adat Limasan dengan memiliki ciri khas atap berbentuk limas, atau persegi panjang untuk menyambung atap berujung dan atap penanggap.
Rumah adat ini memiliki 16 tiang penyangga. Bangunan ini memiliki atap dengan total empat sisi yang tersambung melalui satu bubungan.
8. Limasan Trajumas
Rumah Adat Limasan Trajumas memiliki enam tiang yang terbagi menjadi dua rongrongan. Atap dari rumah ini memiliki empat sisi yang berbentuk seperti rumah limasan lainnya.
Pembangunan Rumah Adat Limasan Trajumas menggabungkan konsep bentuk modern. Gazebo didirikan secara terpisah dari rumah utama.
Baca juga: 7 Rumah Adat Ini Ada di Jawa Timur Lho, Rek! |
9. Limasan Trajumas Lawakan
Pembangunan Rumah Adat Limasan Trajumas Lawakan tidak terlepas dari perkembangan Rumah Adat Limasan Trajumas. Rumah ini dikelilingi dengan emperan, yang memiliki kemiringan berbeda dengan atap pokoknya, di mana dibentuk dua rongrongan di bagian tengah.
Atap rumah adat ini memiliki empat sisi yang masing-masing tersusun dari dua atap, ditambah satu bubungan sebagai titik temu dilengkapi 20 tiang utama. Bangunan ini terbuat dari kayu dengan serat kuat seperti glugu, nangka, jati, dan kayu berserat lainnya.
Artikel ini ditulis oleh Nabila Meidy Sugita, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/sun)