Namun, dalam kitab Usana Jawa, tercantum bahwa Gajah Mada dilahirkan di Pulau Bali Agung, lalu pindah ke Majapahit. Dan berdasarkan cerita tutur di Lamongan, Gajah Mada dipercaya lahir di Lamongan tepatnya di Gunung Ratu di Dusun Cancing, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang.
Gajah Mada dilahirkan oleh Indreswari alias Dewi Andongsari. Ibu Gajah Mada ini juga dimakamkan di bukit Gunung Ratu. Cerita tutur masyarakat menyebut di bukit Gunung Ratu inilah tempat Dewi Andongsari menjalani hari-harinya hingga akhirnya melahirkan Joko Modo atau yang kemudian dikenal sebagai Gajah Mada, sang mahapatih Majapahit yang terkenal dengan sumpah palapanya.
Kepala Desa Sendangrejo Suwaji mengatakan bukit Gunung Ratu dulunya merupakan petilasan dari Dewi Andongsari yang diusir dari Majapahit karena iri hati dari permaisuri Dara Petak dan Dara Jingga hingga Dewi Andongsari melahirkan seorang anak yang dikenal oleh warga sekitar dengan nama Joko Modo atau Gajah Mada.
"Masyarakat sekitar situs percaya, Dewi Andongsari adalah nama samaran dari Indreswari, salah satu istri selir pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Diceritakan, saat itu Indreswari sedang mengandung. Karena tidak senang kehamilan Indreswari, salah satu istri Raden Wijaya kemudian memerintahkan pengusiran terhadap Indreswari dari keraton. Dalam pelariannya, Indreswari ditemani dua binatang kesayangannya, yakni, Kucing Condromowo dan Garangan Putih," tuturnya.
Selain menemani Dewei Andongsari, 2 hewan ini jugalah yang menjaga Jaka Mada atau Gajah Mada muda ketika sudah lahir.
"Anak Dewi Andongsari kemudian dititipkan kepada adik perempuannya seorang janda di Modo sehingga ia dikenal sebagai Joko Modo yang setelah besar dibawa oleh Ki Sedowayah ke Majapahit untuk menjadi prajurit," kata Suwaji.
"Masyarakat sekitar menyebut cerita Gajah Mada diperintah oleh Ibunya Dewi Andongsari menuju Majapahit untuk melewati perbukitan di selatan desanya dan dalam perjalanannya kemudian singgah di Desa Bedander. Setelah Gajah Mada menjadi bagian dari pasukan Majapahit, Gajah Mada juga menyembunyikan Raja Jayanegara ke tempat ini," terang Suwaji.
(sun/iwd)