Tradisi Nyadran Nelayan Sidoarjo ke Makam Dewi Sekardadu

Tradisi Nyadran Nelayan Sidoarjo ke Makam Dewi Sekardadu

Suparno - detikJatim
Senin, 02 Okt 2023 06:00 WIB
Nelayan di Sidoarjo mengikuti tradisi nyadran ke Makam Dewi Sekardadu
Nelayan di Sidoarjo mengikuti tradisi nyadran ke Makam Dewi Sekardadu (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Melestarikan tradisi leluhur, nelayan Sidoarjo menggelar ritual nyadran ke Makam Dewi Sekardadu. Kegiatan ini diikuti keluarga nelayan asal Desa Bluru Kidul, Kecamatan Sidoarjo. Dari tradisi ini, mereka berharap diberikan keselamatan saat melaut dengan hasil tangkapan yang melimpah.

Kegiatan ritual nyadran ini dilakukan setiap bulan Rabiul Awal atau Maulid Nabi. Ritual nyadran diawali dengan arak-arakan perahu. Kemudian mereka berangkat dari Desa Bluru Kidul ke makam Dewi Sekardadu di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan dengan memakan waktu sekitar 2 jam.

Suwito (49) panitia penyelenggara mengatakan, ritual nyadran ke makam Dewi Sekardadu ini rutin digelar setiap tahun tepatnya pada bulan Maulid. Ia menyebut, peserta yang mengikuti ritual myadran ini mayoritas keluarga nelayan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nyadran ini setiap tahun diadakan, mayoritas diikuti oleh keluarga nelayan. Dengan harapan pada saat nelayan melaut semoga diberikan keselamatan dan hasil tangkapan kerang melimpah," kata Suwito di Sungai Bluru Kidul, Minggu (1/9/2023).

Suwito menjelaskan, ritual nyadran ini untuk melestarikan tradisi leluhur, nenek moyang Desa Bluru Kidul yang setiap tahun melakukan ritual ini. Warga desa pun meneruskan tradisi ini.

ADVERTISEMENT

"Dengan melimpahnya hasil tangkapan kerang, semoga mampu meningkatkan perekonomian para nelayan warga Desa Bluru Kidul," jelas Suwito.

Nelayan di Sidoarjo mengikuti tradisi nyadran ke Makam Dewi SekardaduNelayan di Sidoarjo mengikuti tradisi nyadran ke Makam Dewi Sekardadu Foto: Suparno/detikJatim

"Di makam Dewi Sekardadu warga nelayan ini melakukan doa bersama atau istigasah. Selesai doa bersama warga melakukan larung sesaji ke laut. Kemudian, warga kembali ke kampung," imbuh Suwito.

Sementara itu, Ahmad Rosidi (47) seorang nelayan warga Desa Bluru Kidul mengaku bahwa ritual nyadran ke makam Dewi Sekardadu ini rutin dilakukan, kecuali pada saat adanya COVID-19 di mana saat itu warga dilarang melakukan ritual ini.

"Ritual nyadran ini rutin dilakukan oleh warga nelayan Desa Bluru Kidul. Dengan harapan ritual ke makam Dewi Sekardadu, Khususnya nelayan pada saat melaut diberikan keselamatan," kata Rosidi.

Dalam ritual ini juga diikuti warga selain nelayan, Salah satunya Indah (27). Indah mengaku ingin mengetahui destinasi makam Dewi Sekardadu.

"Kami bersama teman-teman mengikuti ritual Nyadran ini ingin mengetahui lebih dekat Makam Dewi Sekardadu," kata Indah.

"Yang selama ini saya mengetahui hanya sekadar cerita dari masyarakat. Bahwa di pinggiran laut terdapat makam Putri Blambangan. Akhirnya hari ini saya ikut rombongan nyadran ini," tandas Indah.




(hil/dte)


Hide Ads