Museum Sunan Drajat Lamongan memiliki beragam koleksi. Setelah beberapa waktu lalu mengkaji kitab amzal koleksinya, Museum Sunan Drajat kembali mengkaji salah satu koleksinya. Kali ini, yang menjadi kajian adalah sejumlah keramik di museum yang berlokasi di Kecamatan Paciran. Hasilnya?
Salah seorang arkeolog dari Universitas Gajahmada (UGM) yang melakukan penelitian adalah Camella Sukma Dara. Dia mengaku fragmen-fragmen keramik yang ditemukan masyarakat sekitar Paciran dan penggunaan keramik menyebar hingga sekitar makam Sunan Drajat, ternyata tertua adalah peninggalan masa abad 9-10 dari masa Dinasti Sung di Tiongkok.
"Fragmen-fragmen keramik tersebut jika dilakukan studi komparasi dengan koleksi keramik hibah AS Sumadi yang saat ini juga menjadi koleksi museum Sunan Drajat maka akan memberikan gambaran wujud utuh keramik tersebut. Selain itu dapat mengungkap dari mana saja fragmen-fragmen keramik ini berasal," kata Kamilah Sukma Dara dalam seminar hasil kajian koleksi Museum Sunan Drajat, Selasa (6/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain fragmen keramik, lanjut Camella, ditemukan pula ratusan uang kepeng atau uang logam dari China yang kini disimpan di Museum Sunan Drajat sesuai dengan berita YinYang Sheng-Lan. Penduduk Majapahit dikenal mata uang China dari beberapa dinasti seperti dinasti Song di abad 10-13 Masehi dan dinasti Ming sekitar abad 15 Masehi.
"Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa hubungan Lamongan dengan negara luar melalui perdagangan atau pertukaran komoditi, dalam hal ini keramik, sudah dilakukan sejak masa lalu," ujarnya.
![]() |
Menurut Camella, lokasi Kabupaten Gresik di mana ditemukan situs Leran dengan Lamongan sendiri tergolong dekat. Apalagi Lamongan juga memiliki potensi pelabuhan bagi kapal-kapal yang akan menuju Gresik. Sehingga, sangat mungkin terjadi pertukaran budaya dan komoditas asing terjadi di Lamongan sebelum abad ke 14.
"Salah satu barang yang berhasil dikaji dan tersimpan rapi di Museum Sunan Drajat salah satunya adalah keramik yang teridentifikasi dari masa Dinasti Sung," tambahnya.
Secara garis besar, Camella menyebut, masa lampau kawasan pesisir Lamongan menjadi awal kontak interaksi antar masyarakat beda bangsa dan daerah. "Bukti banyaknya temuan keramik dan barang antik di tanah pesisir mengidentifikasikan bahwa kawasan pesisir dahulu menjadi pintu awal antara warga lokal dan luar," papar Sukma.
Arkeolog UGM lainnya, Andi Putranto menyebut, keramik adalah salah satu benda sejarah yang cukup dicari para kolektor. Meski demikian, beber Andi, keberadaan keramik di Indonesia tidak langka atau masih banyak ditemui. Andi juga meyakini keramik yang menjadi koleksi Museum Sunan Drajat tersebut adalah keramik impor dari China yang dibawa melalui kepal laut.
"Keramik China yang ditemukan di Indonesia, khususnya yang menjadi koleksi Museum Sunan Drajat ini adalah keramik impor karena di masa itu kita belum menemukan adanya temuan peralatan dan bahan baku keramik seperti yang ditemukan tersebut," jelasnya.
Di masa lampau, ungkap Andi, keramik adalah batang yang dipergunakan sebagai hiasan yang cukup berharga dan setara perhiasan. Kerami-keramik inipun diwariskan secara turun temurun. "Keramik-keramik yang ada di Museum Sunan Drajat ini selain dari sejumlah dinasti yang ada di China masa lampau, juga ada pecahan keramik yang berasal dari daerah Asia Tenggara lainnya," imbuhnya.
(abq/fat)