Museum Naturalis Biodiversity Center, Leiden, Belanda menghibahkan replika tengkorak manusia purba Homo Wajakensis ke Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Jejak manusia purba itu merupakan hasil penelitian tahun 1888.
Kasubbid Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda Tulungagung Andri Syambudi mengatakan hibah replika fosil Homo Wajakensis itu adalah hasil komunikasi yang dijalin melalui surat elektronik dengan Naturalis Biodiversity Center, Belanda.
"Awalnya itu bulan Agustus saya mengirimkan email ke berapa museum Belanda untuk meminta replika fosil Wajakensis. Berselang 1 sampai 2 minggu ada dua museum membalas email kami, salah satunya dari Natasha selaku kurator di Naturalis Biodiversity," kata Andri, Kamis (8/12/2022).
Dalam surat elektronik itu pihak museum mengaku menyimpan fosil asli Homo Wajakensis yang ditemukan van Rietschoten dan Eugene Dubois pada 1888. Pihak museum pun memberikan respons positif dengan membuatkan replika atau tiruan fosil itu.
Saat itu pihak Bappeda sempat ragu terkait tawaran Naturalis Biodiversity Center karena setelah komunikasi sempat terputus selama tiga bulan.
"Kemudian saya kirim email lagi, ya, intinya minta foto asli dari fosil Homo Wajakensis. Ternyata disanggupi dan replika itu benar-benar dibuatkan," jelasnya.
Andri mengaku replika itu didapatkan secara cuma-cuma dari pihak museum. Pihaknya mengaku hanya membayar kliring di bandara.
"Ini gratis, kami hanya bayar Rp 300 ribu untuk bea cukai, kliring di bandara," katanya.
Paket yang dikirim melalui ekspedisi internasional itu sekarang telah diterima Bappeda Tulungagung. Pembukaan paket sengaja dilakukan terbuka di hadapan awak media dan pegiat sejarah.
Diberikan cuma-cuma sebagai bentuk apresiasi lokasi asli fosil ditemukan. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)