Museum Belanda Hibahkan Replika Tengkorak Homo Wajakensis ke Tulungagung

Museum Belanda Hibahkan Replika Tengkorak Homo Wajakensis ke Tulungagung

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 09 Des 2022 01:01 WIB
Replika fosil Homo Wajakensis hasil hibah museum Belanda di Tulungagung
Replika fosil Homo Wajakensis hasil hibah museum Belanda di Tulungagung. (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Tulungagung -

Museum Naturalis Biodiversity Center, Leiden, Belanda menghibahkan replika tengkorak manusia purba Homo Wajakensis ke Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Jejak manusia purba itu merupakan hasil penelitian tahun 1888.

Kasubbid Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Bappeda Tulungagung Andri Syambudi mengatakan hibah replika fosil Homo Wajakensis itu adalah hasil komunikasi yang dijalin melalui surat elektronik dengan Naturalis Biodiversity Center, Belanda.

"Awalnya itu bulan Agustus saya mengirimkan email ke berapa museum Belanda untuk meminta replika fosil Wajakensis. Berselang 1 sampai 2 minggu ada dua museum membalas email kami, salah satunya dari Natasha selaku kurator di Naturalis Biodiversity," kata Andri, Kamis (8/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam surat elektronik itu pihak museum mengaku menyimpan fosil asli Homo Wajakensis yang ditemukan van Rietschoten dan Eugene Dubois pada 1888. Pihak museum pun memberikan respons positif dengan membuatkan replika atau tiruan fosil itu.

Replika fosil Homo Wajakensis hasil hibah museum Belanda di TulungagungReplika fosil Homo Wajakensis hasil hibah museum Belanda di Tulungagung (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)

Saat itu pihak Bappeda sempat ragu terkait tawaran Naturalis Biodiversity Center karena setelah komunikasi sempat terputus selama tiga bulan.

ADVERTISEMENT

"Kemudian saya kirim email lagi, ya, intinya minta foto asli dari fosil Homo Wajakensis. Ternyata disanggupi dan replika itu benar-benar dibuatkan," jelasnya.

Andri mengaku replika itu didapatkan secara cuma-cuma dari pihak museum. Pihaknya mengaku hanya membayar kliring di bandara.

"Ini gratis, kami hanya bayar Rp 300 ribu untuk bea cukai, kliring di bandara," katanya.

Paket yang dikirim melalui ekspedisi internasional itu sekarang telah diterima Bappeda Tulungagung. Pembukaan paket sengaja dilakukan terbuka di hadapan awak media dan pegiat sejarah.

Diberikan cuma-cuma sebagai bentuk apresiasi lokasi asli fosil ditemukan. Baca di halaman selanjutnya.

Dalam surat yang disertakan dalam paket itu, Direktur Koleksi Naturalis Biodiversity Center E Van Der Veer menyampaikan replika tengkorak Homo Wajakensis itu dibuat melalui pemindaian tiga dimensi (3D) sehingga mirip dengan fosil asli yang tersimpan di museum.

"Please find a 3D cast of the Homo Wadjakensis (Dubois, 1921) skull as collected by B.D. van Rietschoten in 1888 included in this shipment. We have scanned the original skull accordingly and it was hand-painted to resemblance," tulis E Van Der Veer.

Pemberian replika dan foto asli itu merupakan salah satu bentuk apresiasi pihak museum Belanda mengingat fosil Homo Wajakensis digali dan diteliti dari wilayah Tulungagung.

"We appreciate that the original location where the skull was excavated is being determined as geological heritage of the Tulungagung Regency," lanjut Van Der Veer.

Andri mengaku bersyukur pihaknya bisa mendapatkan replika Homo Wajakensis langsung dari Belanda. Rencananya benda itu akan dijadikan salah satu media pembelajaran terkait jejak manusia purba di Tulungagung.

Manusia purba Homo Wajakensis ditemukan pertama kali oleh Van Rietschoten pada 24 Oktober 1888 di Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung saat melakukan eksplorasi tambang marmer.

Temuan itu akhirnya ditindaklanjuti oleh peneliti Eugene Dubois dan berhasil menemukan spesimen Homo Wajakensis kedua. Selain itu juga ditemukan sejumlah fosil hewan dan tumbuhan purba.

Halaman 2 dari 2
(dpe/iwd)


Hide Ads