Penjara Kalisosok Surabaya Saksi Bisu Insiden Kapten Huijer

Urban Legend

Penjara Kalisosok Surabaya Saksi Bisu Insiden Kapten Huijer

Tim detikJatim - detikJatim
Kamis, 06 Okt 2022 15:23 WIB
Penjara Kalisosok merupakan penjara yang dibangun pada 1808 oleh Belanda. Kemudian penjara ini mulai beroperasi pada 1850 hingga zaman Jepang.
Foto: Esti Widiyana/detikJatim
Surabaya - Penjara Kalisosok Surabaya tak hanya menjadi rumah tahanan sejumlah tokoh nasional. Tapi juga saksi bisu insiden Kapten Huijer.

"Penjara ini dibangun sejak zaman VOC. Digunakan hingga zaman Hindia Belanda dan Jepang. Lalu di era revolusi 1945, di tempat ini terjadi insiden Kapten Huijer dan tempat para pejuang ditahan," berikut yang tertulis di plakat cagar budaya, yang dilihat detikJatim, Kamis (6/10/2022).

Kapten Huijer merupakan seorang Marinir Belanda. Ia mewakili Sekutu dan tiba di Surabaya dengan kereta api pada 6 Oktober 1945.

Huijer langsung ditangkap pemuda Surabaya dan dimasukkan ke Penjara Kalisosok. Dalam dokumen yang disita dari Huijer, diketahui bahwa tentara sekutu akan mendarat di Surabaya pada 14 Oktober 1945.

Itu menunjukkan adanya kerja sama antara sekutu dengan Belanda untuk menguasai kembali Surabaya. Penjara Kalisosok menampung 3.000 tahanan. Namun dari kacamata Belanda, mereka adalah sandera.

Keadaan Penjara Kalisosok waktu itu lebih baik dari Penjara Koblen. Sebab, di Kalisosok tersedia klinik untuk merawat tahanan sakit.

Penjara Kalisosok merupakan penjara yang dibangun pada 1808 oleh Belanda. Kemudian penjara ini mulai beroperasi pada 1850 hingga zaman Jepang.Bangunan eks Penjara Kalisosok/ Foto: Esti Widiyana/detikJatim

Pada 25 Oktober 1945, Sekutu mendaratkan 3.000-4.000 pasukan, dua batalion Mahratta dan satu batalion Rajput di Surabaya. Mereka memiliki peralatan perang yang memadai.

Sekutu memilih tanggal 25 untuk mendaratkan pasukan ke Surabaya. Sebab rencana mereka telah bocor karena Huijer tertangkap. Mereka khawatir ada perlawanan kejutan jika memaksakan datang ke Surabaya pada 14 Oktober.

Kol. Pugh bersama Moestopo mencapai kesepakatan, tentara Inggris akan berhenti sejauh 800 meter dari garis pantai di Pelabuhan Tanjung Perak. Pada perjalanan ke Hotel, rombongan Pugh kaget melihat begitu banyak pemuda bersenjata. Mulai dari bambu runcing hingga senapan mesin.

Sehari berselang, sekelompok pemuda bersama Gubernur Soerjo berunding dengan wakil Sekutu di rumah bekas Konsul Inggris, Jalan Kayun. Setelah berunding lebih dari enam jam, tercapai kesepakatan sebagai berikut:

  1. Hanya tentara Jepang yang dilucuti, bukan pemuda-pemuda.
  2. Sekutu jamin dan bantu keamanan serta ketertiban kota
  3. Setelah dilucuti, tentara Jepang keluar Surabaya dari laut

Namun kesepakatan tersebut dilanggar. Sekutu masuk ke daerah niaga dan diduduki dengan penjagaan tentara. Beberapa kelompok Mahratta (India) sampai ke Wonokromo dan membangun sarang senapan mesin.

Bagi para pejuang, itu tanda Sekutu tidak semata hendak membantu jaga keamanan tetapi hendak menduduki kota pula. Petang harinya, Kapten Shaw dan beberapa tentara Mahratta walau ditolak oleh Moetopo, tetap memaksa untuk ke Penjara Kalisosok, guna membebaskan tawanan RAPWI, termasuk Kapten Huijer.


(sun/dte)


Hide Ads