Kesaksian Warga soal Makam Sarip Tambak Oso yang Dipercaya Angker

Kesaksian Warga soal Makam Sarip Tambak Oso yang Dipercaya Angker

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 28 Agu 2022 19:03 WIB
Makam Sarip Tambak Oso di TPU Kwadengan, Sidoarjo
Miskan dan Purwandi di Makam Sarip Tambak Oso TPU Kwadengan, Sidoarjo (Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Sidoarjo - Pemkab Sidoarjo menyakini Sarip Tambak Oso dimakamkan di TPU Kwadengan, Lemahputro. Sarip dimakamkan di sana usai dieksekusi kompeni Belanda pada tahun 1912.

Informasi ini diketahui setelah Tim Penelusuran Sarip Tambak Oso memperoleh data berupa arsip koran Belanda. Data ini kemudian diterjemahkan dan dicocokkan dengan cerita masyarakat setempat.

Purwandi (63) warga setempat memberikan kesaksian mengenai makam Tambak Oso. Ia menyebut saat kecil, sering dilarang bermain di area makam tersebut.

"Unduk-undukan itu sempat diceritakan orangtua saya, anak-anak kecil zaman dulu, termasuk saya, sangat diwanti-wanti kalau mau main di sekitarnya. Apalagi ada pohon uni (mahoni) yang dipercayai angker, karena di Sidoarjo hanya ada 2, di makam Mbah Duwur dan di sini, dekat makam Sarip," kata Purwandi kepada detikJatim, Minggu (28/8/2022).

Purwandi juga mengaku lebih mempercayai mitos kesaktian Sarip. Menurutnya, Sarip mendapat kesaktian dari ibunya, yang disemayamkan di kawasan Gedangan, Sidoarjo.

"Dari bapak, ceritanya Sarip itu kesaktiannya dari ibunya," jelas Purwandi.

Purwandi kemudian mengisahkan kejadian aneh yang pernah dialami warga setempat. Kejadian itu yakni ada seorang warga setempat yang menemukan kendi yang berada di sekitar area makam.

Kendi itu kemudian dibawa pulang dan disimpan di rumah. Namun tak lama, warga tersebut kesurupan lalu sakit stroke. Mengetahui itu, kendi itu langsung dibuang.

"Sejak saat itu, warga sini sudah tidak mau membahas Sarip. Makanya itu orangtua dulu nggak pernah mengizinkan anak-anaknya bermain di sekitar makam," tukas Purwandi.

Hal senada juga disampaikan Miskan. Warga 01 RW 01 itu juga menyakini makam Sarip dikenal angker. Sama, ia juga sejak kecil telah dilarang orangtuanya untuk bermain di sekitar makam karena angker.

"Orangtua saya bilang beliau (Sarip) dimakamkan di sini, entah separuh atau berapa kita tidak tahu detailnya," kata Miskan.

"Tetengernya ada uni (Mahoni), pas saya kelas 4 SD, waktu itu sering disuruh orangtua pulang, mitosnya ya takut angker," tandas Miskan.


(abq/fat)


Hide Ads