Kesaksian Warga soal Kebakaran Sukahaji yang Hanguskan 45 Jongko Kayu

Kesaksian Warga soal Kebakaran Sukahaji yang Hanguskan 45 Jongko Kayu

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Kamis, 10 Apr 2025 19:04 WIB
Kebakaran jongko kayu di Sukahaji Bandung.
Kebakaran jongko kayu di Sukahaji Bandung. Foto: Nur Khansa Ranawati
Bandung -

Kebakaran yang melanda lebih dari 45 jongko kayu dan 3 rumah di kawasan Satata Sariksa, Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung pada Rabu (9/4/2025) malam masih menimbulkan tanda tanya di kalangan warga. Salah satunya adalah terkait penyebab pasti kebakaran yang hingga saat ini masih simpang siur.

Salah satu pemilik jongko kayu yang terselamatkan dari kebakaran, yakni Andri (43) menyebut api muncul secara tiba-tiba dan membesar dengan sangat cepat. Api awalnya muncul di tengah-tengah area jongko yang kini rata dengan tanah.

"Enggak sampai 10 menit, semua sudah habis terbakar. Beruntung jongko saya selamat, karena kemarin itu arah anginnya ke depan (ke arah jalan raya). Jadi rumah di belakang juga engak ikut tersambar," ungkapnya ketika ditemui detikJabar di lokasi kebakaran, Kamis (10/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku merasa heran dengan sumber muasal api yang muncul. Api disebut tiba-tiba muncul tanpa pencetus yang jelas.

"Iya tiba-tiba muncul dan langsung besar," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Andri berasumsi bahwa api muncul dari bahan yang mudah terbakar dan menyebar seperti minyak tanah atau bensin. Pasalnya, ia juga menyebut api tiba-tiba muncul dan membesar dengan cepat.

"Kalau dari puntung rokok atau korsleting listrik mungkin ada waktu apinya merambat dulu, ini tiba-tiba langsung besar. Perkiraan saya sih mungkin dari bensin, bisa jadi," ungkapnya.

Adapun sisa asap dari kebakaran tersebut hingga Kamis siang masih mengepul dan menyeruakkan bau terbakar di sejumlah titik. Sejumlah anak kecil terpantau sesekali menyiram kepulan asap tersebut dengan air dari ember.

Andri mengenang kebakaran besar yang terjadi di tempat yang sama pada 2018. Kala itu, jongkonya turut ludes terbakar tanpa sisa. Ia menyebut bahwa api saat itu muncul mula-mula di pabrik kosong yang terletak di sebelah gang Satata Sariksa.

"Api munculnya dari pabrik sebelah, lalu menyambar mobil dan ambulan warga, lalu merambat ke jongko dan rumah-rumah di belakang," terangnya.

Di 2018, setidaknya ada 40 jongko dan 30-an rumah yang habis dilalap si jago merah. Kebakaran disebut lebih besar dari yang terjadi saat ini.

"Tapi anehnya pabik itu kan sudah terbengkalai, sudah sangat lama kosong, tidak ada yang menghuni. Kenapa tiba-tiba ada api dari sana," tanyanya.

Hal serupa diungkapkan Eti, salah satu korban yang rumahnya habis terbakar tanpa sisa. Ia mengaku menyadari kemunculan api saat berada di dalam rumah. Kala itu ia mendengar suara "tak tak tak" tak jauh di area depan rumah.

"Awalnya dikira ada anak-anak yang iseng ngelempar batu, ternyata suara api sudah menyala besar. Apinya kan menyambar atap asbes, jadi bunyinya seperti itu," terangnya.

Eti pun berupaya menyelamatkan diri dengan berlari ke luar rumah. Ia pertama melihat api yang berkobar di atap salah satu jongko kayu. Api disebut langsung menyambar bangunan-bangunan lain dengan cepat.

"Dari atap salah satu jongko. Apinya itu enggak yang nyala sedikit-sedikit lalu membesar, tapi benar-benar langsung muncul besar," ungkapnya.

Ia mengaku tidak mengetahui dari mana sumber api berasal. Ia berspekulasi api bisa jadi muncul dari keteledoran seperti puntung rokok yang dibuang sembarangan.

"Saya enggak mau suuzon dulu, ya bisa jadi dari puntung rokok yang dibuang lupa dimatikan," ungkapnya.

Hingga saat ini, penyebab kebakaran di Sukahaji Rabu malam kemarin masih belum diketahui secara pasti. Pihak kepolisian juga masih menyelidiki penyebab utama kebakaran.

Kebakaran di Tengah Sengketa

Peristiwa kebakaran ini menimbulkan kecurigaan di kalangan warga setempat. Pasalnya, kebakaran tersebut terjadi di tengah konflik berkepanjangan terkait kepemilikan lahan di area tersebut, yang beberapa hari ini kembali memanas.

Warga setempat berselisih dengan pihak atas nama Junus Jen Suherman dan Juliana Kusnandar yang mengaku sebagai pemilik lahan seluas 7,5 hektare di kawasan Sukahaji yang kini terbakar seluas kurang lebih 800 meter tersebut.

Lahan yang telah diklaim itu kini dipagari dengan seng. Pagar seng membentang dari RW 1 hingga RW 4, dan dipasangi plang. Berdasarkan pantauan, plang dengan judul "Pemberitahuan" yang dicetak merah tersebut menyatakan bahwa tanah di sekitarnya adalah milik Junus Jen Suherman dan Julana Kusnandar. Warga juga diminta untuk tidak memasuki wilayah yang dipagari tanpa izin.

Sebagai respons terhadap pemagaran tersebut, warga mengajukan gugatan ke pengadilan dengan nomor perkara perdata 119/Pdt.G/2025/PN Bdg, menuduh tindakan perbuatan melawan hukum terhadap Junus Jen Suherman dan Juliana Kusnandar. Sidang pertama digelar pada pagi hari ini di Pengadilan Negeri Bandung.

Adapun sengketa lahan ini bermula sejak kedatangan dua orang pria pada tahun 2009 ke lahan garapan di wilayah Sukahaji, yang mengklaim memiliki sejumlah luasan tanah di wilayah tersebut. Sejak itu hingga saat ini, warga beberapa kali diminta untuk pindah, namun selalu menolak. Kebakaran serupa pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2018 dan 2022, sehingga menambah kecurigaan warga terhadap insiden yang berulang ini.

Tidak seluruh warga yang tinggal di kawasan Sukahaji, tepatnya di sekitar kawasan Satata Sariksa, miliki rumah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM). Salah satunya seperti Eti, yang rumahnya kini habis terbakar. Ia telah tinggal di kawasan tersebut sejak 1991, sebelum area sekitarnya berubah menjadi toko-toko bahan bangunan kayu.

"Saya akui tidak punya sertifikat dari awal ngebangun di sini. Tapi kalau ternyata benar (kecurigaan warga), ya tidak seperti itu caranya (sengaja dibakar). Saya ini kan manusia," ungkapnya.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads