Kesaksian Warga soal Makam Hewan Ilegal Diduga Dikelola Dosen UB

Kesaksian Warga soal Makam Hewan Ilegal Diduga Dikelola Dosen UB

Muhammad Aminudin - detikJatim
Selasa, 27 Mei 2025 16:15 WIB
Makam hewan ilegal di Malang
Makam hewan ilegal di Malang/Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim
Malang - Di tengah pemukiman padat dan bersebelahan dengan panti asuhan, warga Jalan Joyo Agung II, Kota Malang, digegerkan dengan keberadaan makam ratusan hewan. Lahan yang disesaki nisan hewan peliharaan itu diduga milik seorang dosen Universitas Brawijaya (UB) berinisial AB.

Pantauan detikJatim di lapangan, Selasa (27/5/2025) siang, terlihat berjajar ratusan papan nisan yang di bawahnya terkubur hewan mati. Pada papan nisan juga tertulis nama hewan yang telah dikebumikan, rata-rata adalah jenis kucing dan anjing.

Lahan kosong dengan luas kurang lebih 10x15 meter ini digunakan sebagai makam ratusan hewan. Lahannya berada persis di depan sebuah panti asuhan.

Sementara itu, lokasi sekitar makam hewan berdiri pemukiman warga serta berhimpitan dengan bangunan masjid berada di sisi timur dari makam hewan tak berizin itu.

Ketua Paguyuban warga Joyo Agung II, Faiz menambahkan bahwa makam hewan itu dikelola oleh dosen Universitas Brawijaya berinisial drh AB. Pengelola juga disebut memiliki rumah sakit hewan di kawasan Tidar, Kota Malang.

"Pengelola makam hewan itu Dosen Universitas Brawijaya, juga pemilik rumah sakit hewan. Lahan itu disewa untuk dijadikan makam hewan komersil," terang Faiz ditemui terpisah.

Faiz mengungkapkan, keberadaan makam hewan awalnya diketahui sejak 4 tahun lalu, ketika warga melihat adanya pusara mirip dengan makam umum. Saat ditelisik ternyata makam hewan yang sudah mati.

"Awalnya ada beberapa pusara atau batu nisan, warga mengira makam orang yang sudah meninggal, ternyata hewan mati," ungkapnya.

Tak berhenti di situ, ternyata aktivitas penguburan hewan justru semakin masif dalam dua tahun terakhir. Faiz menyebut, setidaknya ada 130 hewan mati yang dikubur di lokasi tersebut.

Dugaan area makam hewan dikomersilkan semakin menguat setelah warga mengetahui lokasi makam terpampang di Google Map dengan nama Pemakaman & Kremasi Hewan Satwa Sehat.

Namun warga sekitar malah tidak tahu atau dimintai izin soal beroperasinya lahan makam komersial tersebut.

"Kami yakini dikomersilkan, karena sudah ada 130 makam hewan disitu. Keberadaan makam juga terdaftar di Google Map. Sementara kami tidak pernah tahu soal perijinannya," bebernya.

Menurut Faiz warga berharap aktivitas makam hewan bisa dihentikan. Karena selain meresahkan, selain juga diduga tak mengantongi ijin.

"Tentu ini kan wilayah perumahan, warga resah dengan adanya makam hewan itu. Semoga bisa dihentikan," tuturnya.

Sementara itu, Slamet, pengelola panti asuhan mengaku melihat aktivitas pemakaman hewan sudah berjalan hampir dua tahun ini. Petugas yang diduga merupakan pegawai dari seorang dokter hewan membawa hewan mati dengan kendaraan medis milik sebuah rumah sakit hewan di Kota Malang.

"Sudah dua tahun ini, kucing maupun anjing dimakamkan di situ. Ada batu nisannya, yang mengubur petugas rumah sakit hewan, kadang pakai kendaraan pribadi atau pakai ambulans rumah sakit hewan," ujar Slamet ditemui di panti asuhan miliknya, Selasa (27/5/2025).

Slamet yang sudah tinggal di kawasan perumahan sejak 2008 ini mengatakan, belum pernah bertemu dengan pemilik lahan ataupun pengelola makam hewan itu.
Adanya makam hewan tentu membawa dampak bagi panti asuhan yang kini dikelolanya.

"Tidak ada komunikasi dari pemilik tanah atau pengelola makan hewan. Kalau sudah banyak begini (makam hewan) pastinya kurang elok. Dan banyak donatur yang tanya soal keberadaan makam itu. Kami harap bisa dihentikan," tegasnya.


(auh/hil)


Hide Ads