Kisah Tragis Kematian Sarip Tambak Oso Diberitakan Koran Belanda

Kisah Tragis Kematian Sarip Tambak Oso Diberitakan Koran Belanda

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Minggu, 28 Agu 2022 11:47 WIB
Makam yang diyakini Sarip Tambak Oso di Kwadengan Sidoarjo
Makam yang diyakini Sarip Tambak Oso di Kwadengan Sidoarjo (Dok. Diskominfo Sidoarjo)
Sidoarjo -

Misteri makam Sarip Tambak Oso legenda menemui titik terang. Ini setelah tim dari Pemkab Sidoarjo menemukan makamnya di tempat pemakaman umum (TPU) di Kwadengan, Lemahputro, Sidoarjo.

M Wildan, Ketua Tim Penelusuran Sarip Tambak Oso menuturkan penemuan makam tersebut setelah pihaknya mendapatkan arsip dari koran Belanda. Di berita tersebut, Sarip digambarkan sebagai seorang kriminal.

Wildan memastikan, Sarip mati tersungkur usai ditembak. Ini juga dijelaskan dalam koran Belanda. Data tersebut sekaligus membantah bahwa Sarip punya kesaktian yang selama ini diyakini masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita berangkat dari literasi, dokumen-dokumen yang menulis sosok Sarip ini ditembak dari jarak 25 meter," kata Wildan kepada detikJatim.

"Saat itu Sarip melakukan perlawanan dengan menggunakan sebilah celurit, akhirnya jatuh tersungkur dan wafat, bukan bangun lagi seperti cerita Ludruk," ujar pria yang juga menjabat Plt Kepala Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Kominfo Sidoarjo itu.

ADVERTISEMENT

Usai kematiannya itu, lanjut Wildan, jenazah Sarip kemudian dibawa ke Kota Sidoarjo untuk ditunjukkan kepada bupati waktu itu. Jenazah Sarip ini yang diyakini dimakamkan di Kwadengan, Lemahputro.

Wildan menuturkan setiap kali usai melakukan aksi perampokan, Sarip selalu kabur. Dari informasi di koran, Dia pernah kabur ke Tambaksari, Surabaya.

"Beliau sempat lari ke Tambaksari dan sebagainya, itu juga kita ketahui dari media-media berbahasa belanda," katanya.

Dalam surat kabar Belanda bernama Het Vaderland yang dipublikasikan tahun 1912 menyebutkan, Sarip kerap beraksi seorang diri. Tak mengajak saudara, rekan, atau pun kelompok dalam aksinya.

"Di media Belanda, sarip ini diceritakan melakukan perampokan sendirian," paparnya.

Wildan menuturkan, sebelum tewas ditembak. Sarip memang telah diikuti dan disergap. Saat itu, Kolonial Belanda mendapatkan informasi bahwa Sarip tengah berada di rumah seorang warga.

Tak ingin buruannya kabur, Kolonial Belanda kemudian mengepung tempat tersebut dan diminta menyerahkan diri. Namun sebaliknya, Sarip malah melawan.

"Sarip disergap, ditunggui estimasi beberapa hari diinteli, sampai akhirnya di rumah Ma'ruf ditemukan, estimasi besok paginya Sarip diminta untuk menyerahkan diri, setelah itu ditodong dengan senjata, kemudian melakukan perlawanan, itu di 1912," kata Wildan.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Kisah Tasripan 19 Tahun Hidup di Gubuk Pinggir Tanggul Lumpur Lapindo"
[Gambas:Video 20detik]
(abq/fat)


Hide Ads