Ada salah satu tradisi Jawa yang semakin jarang ditemui seiring gencarnya program keluarga berencana (KB). Namanya 'Angon Putu'. Tradisi Angon Putu itu dahulu kerap dilakukan oleh orang-orang Ponorogo, terutama bagi para mbah (kakek/nenek) yang sudah punya minimal 25 cucu.
Bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, tradisi ini bisa disebut 'memelihara cucu'. Pada 2022 ini Mbah Lebrok, warga Kelurahan Paju, Kecamatan Ponorogo menggelar tradisi 'angon putu' karena memiliki 9 anak, 26 cucu, dan 22 cicit.
Tradisi yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur karena telah memiliki banyak keluarga itu dimulai dari diboyongnya semua anak, cucu, hingga cicit yang sudah berkumpul ke Pasar Legi Ponorogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di Pasar Legi mereka bebas jajan. Yang bayar si mbah," ujar salah satu anak Mbah Lebrok, Sudirman kepada wartawan, Sabtu (9/7/2022).
Pria yang akrab disapa Dirman itu menambahkan bahwa keluarganya ingin melestarikan adat kebudayaan Jawa. Pelaksanaan Angon Putu itu juga bentuk syukurnya karena telah memiliki mbah lengkap dengan cucu dan cicit dalam keadaan sehat.
"Mbah kami, Mbah Lebrok bawa pecut. Angon Putu di pasar Legi. Hanya sebagai simbol saja," kata Sudirman.
Menurutnya, setelah puas jajan di Pasar Legi, 25 cucu itu kemudian diajak naik dokar atau kereta kuda untuk kembali ke rumah dan makan bersama.
"Saya anak ketujuh, usia saya hampir 60 tahun. Kakak saya usia 76 tahun, ibu sendiri hampir 100 tahun usianya," kata Sudirman.
Baca juga: 3 Tradisi Unik di Jatim Sambut Idul Adha |
Pantauan detikJatim, saat prosesi angon putu di Pasar Legi itu Mbah Lebrok terlihat membawa pecut. Sementara anak, cucu, dan cicitnya disuruh memegang seutas tali agar tetap dalam barisan. Mereka pun tampak kompak dengan kaos yang sama.
Mbah Lebrok yang berusia 96 tahun itu tampak sehat dan aktif bergerak. Saat diwawancara pun masih semangat.
Saat ditanya tentang rahasia berumur panjang, Mbah Lebrok mengaku hanya salat tahajud dan tidak memilih-milih makanan.
"Angon Putu ini biar semua panjang umur seperti saya," pungkas Mbah Lebrok.
(dpe/sun)