Lukisan Soekarno yang jantungnya terlihat berdetak masih menjadi magnet di Perpusnas Bung Karno Blitar. Beberapa pengunjung luar kota yang penasaran dengan cerita tersebut rela menempuh perjalanan jauh untuk membuktikannya.
Seperti pengakuan Suci, seorang pengunjung dari Magetan. Suci yang awalnya enggan mengantar sang bapak ziarah ke Makam Bung Karno (MBK), akhirnya berubah pikiran. Suci penasaran setelah menyaksikan siaran di televisi swasta tentang fenomena lukisan Soekarno yang konon bergerak di bagian jantungnya.
"Iya, jadi penasaran dan semangat nganterin bapak ke sini. Setelah saya amati dari dekat. Fokus sambil tahan napas sekian detik, memang lukisan ini bagian dada kirinya bergerak. Ini kan bagian jantung ya, seperti berdetak beneran," kata Suci kepada detikjatim, Selasa (31/5/2022).
Berbeda dengan perspektif Whawha, pengunjung dari Jogja. Menurut pria yang sampai melepas kacamatanya untuk membuktikan fenomena ini, gerakan di bagian dada lukisan adalah ilusi efek mata yang terlalu fokus pada satu titik.
"Mata kita itu kalau fokus pada satu titik apalagi dalam posisi berdiri, akan muncul bayangan. Di lukisan ini, sebetulnya bayangan ini lah yang maju mundur (bergerak). Dan kalau kita perhatikan dengan saksama, tidak hanya bagian dada kiri yang bergerak, tapi semua bagian lukisan di dalam frame," ulasnya.
Walaupun punya perspektif berbeda, namun Whawha mengakui lukisan karya IB Said ini punya daya tarik tersendiri. Lukisan yang dibuat tahun 2001 ini dibuat seperti konsep lukisan tiga dimensi, padahal tidak. Ditambah, beredarnya testimoni banyak pengunjung soal bergeraknya jantung lukisan Soekarno, membuat daya tariknya makin menguat.
"Saya akui, memang bergerak iya, bagian dada kirinya," imbuhnya.
Tak hanya para pengunjung yang menyaksikan fenomena unik lukisan ini. Bahkan pengakuan serupa juga disampaikan Pustakawan Ahli Muda Perpusnas BK, Hendriyanto. Namun pihak Perpusnas BK belum melakukan kajian ilmiah untuk menjelaskan penyebab berdetaknya jantung lukisan itu.
"Kami memang belum pernah melakukan kajian ilmiah atau penelitian apa penyebab lukisan ini berdetak jantungnya. Kami sering menyampaikan, kami serahkan interpretasi ke pengunjung untuk menstimulus daya kritis mereka. Agar mencermati dan menelaah koleksi kami ini," kata Hendri.
Hendri menambahkan, sebagai petugas perpustakaan yang misinya edukasi atau pendidikan, pihaknya tidak boleh menyampaikan informasi yang berbau mistis dan irasional. Sehingga, interpretasi lukisan itu dikembalikan kepada masing-masing pemustaka atau pengunjung.
"Namun kami punya alternatif penjelasannya. Mungkin ini karena bentangan kanvas yang tipis dan lebar. Dan peka terhadap hentakan kaki pengunjung, dengan angin, sehingga menimbulkan gerakan di bagian tengah lukisan. Kebetulan bagian tengahnya ini lukisan bagian jantung. Jadi seolah-olah jantungnya berdetak. Semua melihat kok, tapi interpretasi kami kembalikan ke pemustaka," tukasnya.
Simak Video "Video Alasan Gibran Ziarah Makam Bung Karno: Ke Blitar Wajib untuk Nyekar"
(hil/dte)