Ringin Contong, Bangunan Peninggalan Belanda di Jombang

Ringin Contong, Bangunan Peninggalan Belanda di Jombang

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 26 Mei 2022 13:10 WIB
Sejarah Ringin Contong, Landmark Kabupaten Jombang
Ringin Contong Jombang (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Seperti Tugu Monas bagi Jakarta, Bundaran Ringin Contong jadi salah satu landmark Kabupaten Jombang. Bundaran ini populer dengan pohon beringin dan menara air peninggalan Belanda yang dibangun 94 tahun silam.

Bundaran Ringin Contong lekat dengan bangunan menara air peninggalan kolonial Belanda atau watertoren. Tepat di sebelah utaranya terdapat taman kecil dengan pohon beringin besar nan rindang di tengahnya. Sedangkan di sebelah selatan watertoren yang dipisahkan jalan, terdapat Taman ASEAN.

Namun, lokasinya bukanlah di pintu masuk Kabupaten Jombang. Untuk mencapai Bundaran Ringin Contong, kendaraan dari arah Mojokerto atau Surabaya melalui jalan arteri Soekarno-Hatta masuk ke Jalan Gus Dur. Sekitar 1 Km kemudian barulah ketemu bundaran ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua kendaraan dari Jalan Gus Dur harus lebih dulu melalui Bundaran Ringin Contong agar bisa menuju ke barat atau ke Jalan A Yani yang satu arah. Bundaran ini juga menjadi pertemuan arus lalu lintas dari Jalan KH Wahid Hasyim di sebelah selatannya dan Jalan Seroja di sisi utaranya.

Penelusur Sejarah Jombang dari Komunitas Pelestari Sejarah (KompaS) Moch Faisol mengatakan, pohon beringin di Bundaran Ringin Contong ditanam Bupati Jombang pertama, Raden Adipati Arya Soeradiningrat V pada 21 Oktober 1910.

ADVERTISEMENT

"Dulunya di situ dilalui jalan poros Surabaya-Madiun (sekarang menjadi Jalan Gus Dur dan Jalan A Yani)," kata Faisol kepada wartawan di tempat kerjanya, Jalan Airlangga, Jombang, Kamis (26/5/2022).

Faisol menjelaskan, penanaman beringin tersebut untuk menandai berdirinya Pemerintah Kabupaten Jombang setelah berpisah dari Mojokerto pada zaman kolonial Belanda. Sedangkan watertoren dibangun 18 tahun setelahnya.

Ringin Contong, Bangunan Peninggalan Belanda Landmark Kabupaten JombangRingin Contong, Bangunan Peninggalan Belanda di Jombang/ Foto: Enggran Eko Budianto

Berdasarkan data surat kabar lama De Indische Courant, lanjut Faisol, pembangunan menara air itu dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Belanda, Burgelijke Operbare Werken (BOW) sejak 24 Agustus 1928.

Pembangunan watertoren yang dirancang arsitek Belanda, Ir Snuyf itu berjalan satu tahun. Sehingga difungsikan sejak 1929.

"Fungsinya sebagai tandon air untuk menampung air dari sumber air besar di Ngampungan, Bareng, Jombang. Kemudian dialirkan ke wilayah Jombang kota," jelasnya.

Watertoren di Bundaran Ringin Contong menjadi aset Perumdam Tirta Kencana Jombang sejak 1993. Sejak saat itu pula menara air itu tak lagi digunakan. Namun, perawatan berupa pengecatan tower tetap rutin dilakukan. Sebelum itu, watertoren tersebut difungsikan Badan Pengelola Air Minum (BPAM) Jatim.

"Watertoren ini dibangun Belanda untuk menjamin cadangan air untuk Jombang. Air ditarik dari Pacet (di Kabupaten Mojokerto), kemudian dari Ngampungan sejak zaman Belanda," terang Direktur Perumdam Tirta Kencana Khoirul Hasyim.

Budayawan Jombang Nasrul Illah atau Cak Nas berpendapat, Ringin Contong sudah ada sejak zaman kerajaan. Menurutnya, dahulu kala tempat ini ditumbuhi beringin yang rindang dengan mata air di bawahnya. Posisinya persis di samping jalan utama yang menjadi akses Majapahit ke Mataram Kuno.

"Sehingga menjadi tempat masyarakat istirahat sambil berinteraksi, tukar informasi, tukar ilmu, saling mengenal. Waktu itu masih jalan kaki, naik kuda, naik kereta," cetusnya.

Selanjutnya pada masa kolonial, kata Cak Nas, Belanda membangun menara air di tempat itu. "Belanda melihat Ringin Contong sebagai potensi air di situ sehingga mereka bikin tower air," tandasnya.




(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads