Ponpes Jhegeteh Bondowoso merupakan salah satu pesantren tertua di kawasan Tapal Kuda. Masyarakat setempat percaya di lingkungan ponpes tersebut tersebar cerita-cerita karomah pendiri dan keluarga kiai atau pengasuh.
Salah satu cerita yang berkembang yakni keluarga pengasuh ponpes yang berjalan di atas tanah yang basah. Tapi kakinya tak sedikitpun basah atau meninggalkan bekas apapun.
"Kejadian itu dialami dan dilihat langsung suami saya saat itu," kata Nur Alifah (38), salah seorang keluarga di lingkungan ponpes kepada detikJatim, Minggu (15/5/2022).
Alifah menambahkan saat itu memang habis turun hujan. Saat itu ada salah seorang putera kiai almarhum Lora Abu Mansur yang tengah berjalan.
"Kebetulan beliau mampir ke rumah ini. Anehnya, saat masuk tak ada bekas lumpur sama sekali. Padahal, saat itu jelas-jelas halaman rumah becek dan berlumpur karena memang habis hujan," tutur perempuan yang akrab disapa Ning Ifa itu.
Menurut Alifah, kejadian seperti seperti mempertegas bahwa para keturunan kiai di Ponpes Jhegeteh memang mempunyai karomah.
"Kejadian-kejadian semacam itu bukan semata mistis dan gaib yang menakutkan. Justru itu sebagai penanda dan perlambang yang diberikan oleh sesepuh yang sudah berpulang terlebih dulu. Semua bisa diambil hikmahnya," tandas Alifah.
Pondok Pesantren Jhegeteh merupakan satu yang tertua di Bondowoso. Pondok ini didirikan pada tahun 1769 Masehi atau 1190 Hijriah oleh Kiai Hasbullah asal Pamekasan, Madura. Kabupaten Bondowoso sendiri baru berdiri pada tahun 1819.
Simak Video "Video: Detik-detik Sound Horeg Jatuh di Bondowoso, Timpa 2 Penonton"
(abq/iwd)