Menelusuri Jejak Perjuangan Kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas Jombang

Menelusuri Jejak Perjuangan Kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas Jombang

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 20 Apr 2022 18:41 WIB
Jejak kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas Jombang
Masjid di Ponpes Tambak Beras (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jombang -

Masjid Jami Bahrul Ulum di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Kecamatan/Kabupaten Jombang dibangun sebelum Indonesia merdeka. Oleh sebab itu, jejak-jejak perjuangan kemerdekaan masih bisa dijumpai di masjid ini.

Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum, Jombang KH Moh Hasib Wahab Hasbulloh mengatakan, Masjid Jami Bahrul Ulum dibangun KH Chasbulloh Sa'id sekitar tahun 1910. Kala itu, pesantren yang didirikan KH Abdus Salam tahun 1825 tersebut masih bernama Ponpes Tambakberas.

"Masjid ini dibangun sebelum kemerdekaan. Waktu itu masih ala kadarnya, sudah ada santri tapi tak begitu banyak dan orang-orang kampung sekitar yang menjadi jemaah," kata Kiai Hasib kepada wartawan, Rabu (20/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah Kiai Chasbulloh wafat tahun 1920, pengelolaan pesantren dilanjutkan putranya, KH Abdul Wahab Chasbulloh. Kiai Wahab mengelola Pesantren Tambak beras bersama adiknya, Kiai Abdul Hamid dan Kiai Abdurrohim. Tiga bersaudara itu pernah menimba ilmu di Makkah, Arab Saudi.

Seiring bertambah banyaknya santri Ponpes Tambakberas, kebutuhan tempat ibadah juga meningkat. Sehingga Kiai Wahab merenovasi masjid pesantren sekitar tahun 1920.

ADVERTISEMENT

Menurut Kiai Hasib, empat pilar utama Masjid Jami Bahrul Ulum menggunakan pilar bekas bangunan Pendapa Kabupaten Jombang. Masing-masing pilar berbahan kayu jati berukuran 40 x 40 cm setinggi 14 meter.

Bangunan pendapa itu ambruk karena dibombardir penjajah. Kala itu, Jombang dipimpin Bupati Pertama, RAA Soerodiningrat yang memerintah tahun 1910 hingga 1930.

Jejak kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas JombangJejak kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

"Kiai Wabah meminta 4 pilar itu dari Bupati Jombang pertama. Pemindahan dibantu para santri menggunakan cikar yang ditarik sapi. Di bawah cikar dikasih rantai, lalu pilar yang panjang itu dinaikkan ke rantai tersebut," jelasnya.

Jejak perjuangan kemerdekaan masih bisa ditemukan di menara Masjid Jami Bahrul Ulum. Terdapat ukiran huruf Arab kha, ra, ta dan mim pada menara masjid ini. Empat huruf tersebut merupakan singkatan sebuah kalimat dalam Bahasa Arab. Artinya, Kemerdekaan yang Sempurna.

"Penjajah kalau tahu berarti dianggap antipenjajah, maka disiasati dengan huruf kha, ra, ta dan mim. Jadi, jauh sebelum merdeka, Mbah Wahab sudah mengadakan pergerakan untuk merebut kemerdekaan dengan cara menghimpun para ulama sejak tahun 1914," ungkap Kiai Hasib.

Masjid Jami Bahrul Ulum berada tepat di sebelah selatan Ndalem Kasepuhan atau rumah pribadi KH Abdul Wahab Chasbulloh. Sebagian besar bangunan masjid kuno ini masih sama dengan aslinya.

Jejak kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas JombangJejak kemerdekaan di Masjid Ponpes Tambakberas Jombang Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim

Mulai dari kubah yang masing-masing sisinya ditutup kaca bermotif bunga dan lambang Nahdlatul Ulama, menara di sebelah timur pintu masuk masjid, dinding masjid, hingga bagian interiornya.

"Kecuali teras yang dibangun tahun 1950-an karena masjid diperluas seiring santri bertambah banyak, sudah seribu lebih sehingga jemaah masjid semakin banyak," tandas Kiai Hasib.




(hil/fat)


Hide Ads