Ponpes Nurul Huda Kuningan, Titik Awal Penyebaran Islam di Blitar

Ponpes Nurul Huda Kuningan, Titik Awal Penyebaran Islam di Blitar

Erliana Riady - detikJatim
Jumat, 15 Apr 2022 07:35 WIB
Masjid Ponpes Nurul Huda Kuningan Blitar yang diyakini sebagai titik awal penyebaran Agama Islam di Blitar.
Masjid Ponpes Nurul Huda Kuningan Blitar yang diyakini sebagai titik awal penyebaran Agama Islam di Blitar. (Foto: Erliana Riady/detikJatim)
Blitar -

Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Huda terletak di Desa Kuningan, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar. Masyarakat setempat percaya itu adalah Pondok Pesantren tertua di Blitar. Ponpes yang dilengkapi masjid itu dipercaya merupakan titik awal penyebaran Islam di Blitar.

Kala berkunjung pagi hari ke Ponpes itu, suasana asri dan sejuk menyambut kedatangan detikJatim. Masjid Nurul Huda yang dominan bercat biru muda tampak berdiri megah di areal itu. Empat soko guru penyangganya terlihat baru saja direnovasi.

Sebuah mimbar dari kayu berukir menghiasi sebelah utara ruang imam. Mimbar ini terlihat semacam singgasana. Bentuknya memanjang, tinggi, dan berundak. Bagian atas mimbar itu lancip menjulang seperti piramida atau gaya Meru Masjid di Demak.

Masjid Ponpes Nurul Huda Kuningan Blitar yang diyakini sebagai titik awal penyebaran Agama Islam di Blitar.Masjid Ponpes Nurul Huda Kuningan Blitar yang diyakini sebagai titik awal penyebaran Agama Islam di Blitar. Foto: Erliana Riady/detikjatim

Terdapat banyak motif ukiran kayu di sekujur masjid itu. Ada bunga melati, teratai, kenanga, juga ukiran buah nanas hingga pola garis dan kotak mirip tribal. Menurut Pengelola Ponpes Nurul Huda Moh Kirom Sidiq bangunan ini diperkirakan sudah berusia ratusan tahun.

"Seorang sejarawan pernah membaca, ukiran ini sebenarnya motif kaligrafi. Bila dibaca berbunyi kalimat Tauhid. Lalu di langit-langit yang disangga empat soko itu, ditulis masjid ini didirikan tahun 1823. Tapi di atap masjid, ditemukan huruf Arab bertuliskan angka 1796. Saya tidak bisa memastikan, kapan masjid ini berdiri," kata keturunan ke-4 Syekh Abu Hasan ini, Selasa (12/4/2022).

Walaupun bangunan masjid itu lebih megah, bangunan panggung berbentuk joglo di sisi timur cukup menarik perhatian. Bangunan kayu itu menjadi tempat para santri menimba ilmu. Sedangkan sisi utara, ada tempat wudhu bagi siapapun yang akan salat dan beribadah di tempat itu.

Melihat dari dekat bangunan joglo ponpes itu, hampir semua bagian bangunan terbuat dari kayu jati. Lantai pondok itu juga masih dominan papan kayu jati. Hanya saja ada sebagian yang diganti bambu karena lapuk termakan usia. Lalu dindingnya kombinasi antara papan kayu dan anyaman bambu.

Tiap kamar terpasang terali kayu berukir. Tampak terali itu banyak yang bolong dan kayu di beberapa sudut kamar telah lapuk termakan zaman. Pondok ini terdiri dari enam kamar untuk para santri beristirahat.

Masjid Ponpes Nurul Huda Kuningan Blitar yang diyakini sebagai titik awal penyebaran Agama Islam di Blitar.Masjid Ponpes Nurul Huda Kuningan Blitar yang diyakini sebagai titik awal penyebaran Agama Islam di Blitar. Foto: Erliana Riady/detikjatim

"Pondok ini sekarang dipakai menginap peziarah dari luar kota. Bangunan panggung itu masih asli. Dan di sinilah, dulu, para santri digembleng ilmu agama. Ya di sini inilah lokasi awal Agama Islam tumbuh dan disebarkan di Blitar," kata pria berusia 67 tahun ini.

Antara masjid dengan bangunan kayu dan tempat wudhu itu ada bancik atau deretan batu andesit yang berfungsi sebagai pijakan kaki usai bersuci. Bancik ini menandakan betapa lawas lokasi ini. Karena batuan andesit umumnya menjadi struktur utama bangunan candi.

Secuil Sejarah Penyebaran Islam di Ponpes Nurul Huda Kuningan

Pengelola Ponpes Nurul Huda Moh Kirom Sidiq menceritakan secuil dari sejarah panjang pondok Nurul Huda. Ulama bernama Syekh Abu Hasan yang disebut-sebut sebagai pembabat alas wilayah Kuningan inilah yang konon mendirikan pondok pesantren pertama di Blitar itu.

Sejumlah literasi menyebutkan, Syekh Abu Hasan adalah putra guru agama alim dari Sleman. Separuhnya dia gunakan untuk menuntut ilmu di Mamba'ul Oeloem, satu di antara Madrasah Dinniyah milik Keraton Ngayogyakarta pasca perjanjian Gianti 1775.

Karena kecerdasannya, Syekh Abu Hasan diangkat menjadi salah satu penghulu keraton Yogya dan dianugerahi tombak Dwi Sula oleh Guru Besar Haryo Diponegoro atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Diponegoro.

"Pada 1818, empat tahun sebelum perang Jawa (1825-1830), Syekh Abu Hasan berangkat berdakwah ke wilayah timur. Dipilihkan wilayah Blitar yang waktu itu dipimpin Raden Aryo Blitar, seorang bangsawan keturunan Mataram," ujar Kirom

Setibanya di Blitar, Syech Abu Hasan singgah pertama kali di Desa Sumbediren Kecamatan Garum. Ia menikah dengan gadis desa yang bernama Riyah. Karena tidak kerasan di sana, mereka pun pindah ke Desa Kuningan dan mendirikan masjid serta pondok pesantren.

Syiar agama Islam di Kuningan berjalan baik. Cara berdakwah Syekh Abu Hasan yang lemah lembut tanpa kekerasan menjadi daya tarik warga sekitar untuk memeluk agama Islam.

"Syiar ala Wali Songo katanya. Lemah lembut tanpa kekerasan karena Islam itu "Rahmatan lil alamin". Nama masjid dan pondok Nurul Huda diperoleh sekitar tahun 1960. Sebelum itu, tidak ada namanya," jelasnya.

Sekitar tahun 1833, putra Kiai Nuriman Mlangi, yakni Kiai Toya yang masih keturunan Raja Mataram menyusul ke Kuningan. Kiai Toya ini menjadi murid Syech Abu Hasan yang kemudian berganti nama menjadi Abu Mansyur.

Dari pernikahan Abu Mansyur dengan putri Syech Abu Hasan itulah banyak lahir ulama hebat di Blitar. Di antaranya, Kiai Soleh, Kiai Ali Yasin atau Mbah Manshur Kalipucung yang terkenal mengijazahi bambu runcing pasukan Hisbullah saat perang 10 November 1945.

Kirom mengaku tidak tahu pasti kapan kedua ulama ini wafat. Namun makamnya berada di sisi barat komplek masjid dan ponpes Nurul Huda. Empat nisan di bangunan bercungkup ini tertutup kelambu putih. Para peziarah dari berbagai pelosok di Indonesia pun berdatangan terutama saat Ramadan.



Simak Video "Banjir Merendam Masjid Bersejarah di Albania"
[Gambas:Video 20detik]
(dpe/dte)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT