Ekskavasi Situs Gemekan, Mojokerto dilanjutkan ke tahap 2 selama 6 hari. Penggalian arkeologi kali ini untuk mengupas keseluruhan struktur pagar dan candi peninggalan Mpu Sindok, Raja Medang atau Mataram Kuno.
Ketua Tim Ekskavasi Situs Gemekan, Muhammad Ichwan mengatakan, ekskavasi tahap dua hanya 6 hari. Yaitu 1-6 Maret 2022. Seperti tahap pertama 7-12 Februari, ekskavasi kali ini juga didanai Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaloka, Malang.
"Ekskavasi tahap dua ini sangat penting karena tahap pertama kami sudah menemukan denah candi, prasasti dan struktur pagar di sisi timur," kata Ichwan saat dikonfirmasi, Sabtu (5/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim ini menjelaskan, tim ekskavasi sudah menentukan sejumlah sasaran pada tahap 2. Pertama, mengupas seluruh sisi struktur candi di Situs Gemekan.
Pada ekskavasi tahap pertama, para arkeolog sejatinya sudah menemukan hampir seluruh bangunan candi yang tersisa. Candi di tengah sawah Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Sooko, Mojokerto ini berbentuk cruciform dengan struktur menjorok keluar pada masing-masing sisinya.
Luas bangunan utama candi hanya 6x6 meter persegi. Tinggi struktur yang tersisa 146 cm atau 16 lapis bata merah kuno. Bangunan utama candi bersambung dengan struktur tangga di sisi timurnya.
Struktur tangga sepanjang 150 cm membentang dari timur ke barat. Sedangkan lebarnya 140 cm dari utara ke selatan. Anak tangga yang tersisa di ujung timur hanya setinggi 5 lapis bata.
"Target kami salah satunya menampakkan lagi bentuk struktur candi lebih jelas, terutama sisi selatan dan timur," terang Ichwan.
![]() |
Penggalian arkeologi tahap dua, lanjut Ichwan, juga untuk menemukan semua sisi pagar keliling candi di Situs Gemekan. Pihaknya telah menemukan sisa-sisa struktur pagar sisi timur pada ekskavasi tahap pertama. Panjangnya 8 meter membentang dari utara ke selatan, tebal 59 cm, tingginya struktur yang tersisa 4-5 lapis bata.
"Kami ingin menampakkan pagar sisi barat, selatan dan utara. Perkiraan kami luasan pagar ini 32x32 meter persegi. Semoga ekskavasi kali ini juga menemukan pecahan prasasti," tandasnya.
Selain itu, temuan arkeologi besar di Situs Gemekan juga berupa prasasti yang ditemukan tim ekskavasi di sudut timur laut candi yang telah rusak pada Rabu (9/2). Prasasti berbahan batu andesit ini terkubur di kedalaman 130 cm.
Posisinya sudah ambruk dengan bagian atas prasasti menghadap ke timur laut. Bagian bawah dan sisi kanan atas prasasti sudah pecah. Baru lima fragmen prasasti yang ditemukan.
Tampak depan, prasasti Gemekan berbentuk segi lima yang melebar ke bagian atas. Bagian puncak prasasti meruncing atau berbentuk prisma. Sedangkan bagian dasarnya diduga datar karena sebagai dudukan prasasti. Tinggi prasasti yang tersisa 91 cm, lebar 88 cm, tebal 21 cm. Isi prasasti menggunakan Aksara Jawa Kuno diukir pada keempat permukaannya.
Berdasarkan sebagian isinya yang sudah diterjemahkan ahli epigrafi, prasasti di Situs Gemekan dikeluarkan Sri Maharaja Rakai Hino Mpu Sindok pada tahun 852 saka atau 930 masehi. Mpu Sindok membeli tanah masyarakat dengan 3 kati emas untuk membangun peribadatan.
Satu tahun sebelum mengeluarkan Prasasti Gemekan, Penguasa Kerajaan Mataram Kuno atau Medang itu memindahkan kekuasaannya dari Jateng ke Jatim tahun 929 masehi, jauh sebelum Majapahit bercokol. Mpu Sindok memerintah sampai 947 masehi. Sedangkan Majapahit berdiri tahun 1293 masehi.
(fat/fat)