Tak terkecuali pripih candi di Situs Gemekan yang tinggal tutup kotaknya saja. Tutup kotak pripih berbahan batu andesit ini ditemukan tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim pada hari pertama ekskavasi tahap dua. Benda purbakala ini berukuran 23,4 x 23 x 9,5 cm.
"Bentuknya balok pipih bujur sangkar. Di dalamnya terdapat semacam bentuk kerucut yang menandakan bentuk tutup. Kami perkirakan ini tutup kotak pripih," kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Gemekan, Muhammad Ichwan kepada wartawan di lokasi ekskavasi, Jumat (4/3/2022).
Kotak berisi pripih pada umumnya ditanam di dalam sumuran candi. Namun di Situs Gemekan, tutup kotak pripih justru ditemukan di luar sumuran. Yaitu terkubur sekitar 10 cm di sebelah selatan struktur candi.
Bagian bawah struktur sisi selatan candi itu dalam kondisi rusak dan berlubang. Ichwan menduga rusaknya struktur tersebut akibat ulah para penjarah yang mencuri pripih di dalam sumuran candi.
"Struktur selatan candi tempat penemuan tutup kotak pripih nampak sudah dijebol dari bawah samping selatan. Kemungkinan zaman dulu ada upaya penjarahan pripih," terangnya.
Ichwan menjelaskan, kotak pripih biasanya berisi sesaji, mantra atau rajah dan benda-benda berharga. Menurutnya, pripih menjadi kekuatan magis candi sebagai bangunan suci untuk memuja para dewa.
"Fungsinya semacam memberikan kekuatan tubuh candi karena sumuran candi mewakili dewa-dewa alam bawah. Alam atas juga ada. Bertemunya alam bawah dan alam atas adalah di ruangan candi," jelasnya.
Tutup kota ![]() |
Saat ini, tim ekskavasi juga menggali sumuran di tengah-tengah struktur Candi Gemekan. Sumur tersebut berukuran 140 x 140 cm per segi. Sejauh ini, mereka baru menemukan sebuah benda berbahan perunggu, serta fragmen keramik dan gerabah.
"Temuan benda berbahan perunggu di dalam sumuran pada lapisan atas berupa fragmen berbentuk silinder. Masih kami teliti bentuk dan fungsinya," tandas Ichwan.
Bangunan purbakala yang ditemukan di Situs Gemekan, Dusun Kedawung, Desa Gemekan, Sooko, Mojokerto pada ekskavasi tahap pertama 7-12 Februari 2022, berupa candi seluas 6 x 6 meter persegi. Candi ini berdenah cruciform dengan struktur menjorok keluar pada masing-masing sisinya.
Bangunan utama candi tersebut bersambung dengan struktur tangga sepanjang 150 cm dari timur ke barat. Sedangkan lebarnya 140 cm dari utara ke selatan. Candi Gemekan dikelilingi pagar seluas 32 x 32 meter persegi. Namun, struktur candi maupun pagar sudah tidak utuh lagi.
Candi Gemekan merupakan peninggalan Kerajaan Medang atau Mataram Kuno pada masa pemerintahan Mpu Sindok. Periodesasi tersebut dikuatkan dengan temuan prasasti di sudut timur laut candi pada Rabu (9/2). Prasasti berbahan batu andesit ini terkubur di kedalaman 130 cm.
Posisi prasasti sudah ambruk dengan bagian atasnya menghadap ke timur laut. Bagian bawah dan sisi kanan atasnya sudah pecah. Baru lima fragmen prasasti yang ditemukan. Nampak depan, prasasti Gemekan berbentuk segi lima yang melebar ke bagian atas.
Bagian puncak prasasti meruncing atau berbentuk prisma. Sedangkan bagian dasarnya diduga datar sebagai dudukan prasasti. Tinggi prasasti yang tersisa 91 cm, lebar 88 cm, tebal 21 cm. Isi prasasti menggunakan Aksara Jawa Kuno diukir pada keempat permukaannya sehingga disebut prasasti catur muka.
Berdasarkan sebagian isinya yang sudah diterjemahkan ahli epigrafi, Prasasti Gemekan dibuat pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Hino Mpu Sindok tahun 852 saka atau 930 masehi. Kala itu, Mpu Sindok membeli tanah masyarakat dengan 3 kati emas untuk membangun peribadatan.
Satu tahun sebelum mengeluarkan Prasasti Gemekan, Penguasa Kerajaan Mataram Kuno atau Medang itu memindahkan kekuasaannya dari Jateng ke Jatim tahun 929 masehi, jauh sebelum Majapahit bercokol. Mpu Sindok memerintah sampai 947 masehi. Sedangkan Majapahit berdiri tahun 1293 masehi.
(fat/fat)