Menurut info yang dihimpun detikJatim, Sumur Sritanjung itu dulunya adalah sebuah telaga. Sumur itu merupakan lokasi terbunuhnya Sri Tanjung oleh suaminya sendiri, Sidapaksa.
Darah yang keluar dari tubuh Sritanjung kemudian mengalir di telaga itu. Bau harum tercium hingga Sidapaksa pun berteriak 'Banyu Wangi'. Kisah itu kemudian dipercaya sebagai cikal bakal nama Banyuwangi.
Sumur itu berada di sebelah timur rumah dinas Bupati Banyuwangi. Sumur tersebut berukuran diameter 2 meter dengan kedalaman hampir 5 meter. Di dalam sumur tampak air yang jernih dan tak pernah surut meski kemarau.
Di samping sumur, disediakan bak untuk tempat mencuci muka. Sebab, yang datang ke sumur Sritanjung kerap membasuh muka agar diberikan keberkahan. Tak hanya masyarakat biasa, tapi juga pejabat yang datang ke sumur ini.
"Konon, siapapun yang membasuh muka di sumur ini juga dipercaya bisa membuat awet muda. Sebab, kisah Sri Tanjung selalu dikaitkan dengan kecantikan dan awet muda," kata Budayawan Banyuwangi, Aekanu Hariyono.
Pada waktu-waktu tertentu, air di Sumur Sri Tanjung juga menyebarkan aroma wangi. Hal itu telah dibuktikan oleh Adib, salah seorang penjaga pendopo mengaku pernah mencium aroma wangi di sumur tersebut.
"Pernah mencium bau wangi di sana. Tapi ndak tentu waktunya. Pokok malam hari," ujarnya kepada detikJatim, Kamis (3/3/2022).
Adib yang sehari-hari membersihkan lokasi sekitar sumur itu mengaku tak menyangka bisa mencium bau harum itu. Apalagi dirinya jarang membersihkan sekitar sumur pada malam hari.
"Waktu itu lupa saya jam berapa. Pokoknya sedang menunggu kegiatan apa gitu. Sempat mampir ke belakang (Sumur Sri Tanjung) dan mencium bau wangi. Hanya beberapa menit gitu," imbuh dia.
Aekanu mengatakan, masyarakat Banyuwangi percaya jika membasuh muka di Sumur Sritanjung bisa membuat awet muda.
(hse/fat)