Nama Banyuwangi Berasal dari Legenda Kisah Sri Tanjung-Sidapaksa

Nama Banyuwangi Berasal dari Legenda Kisah Sri Tanjung-Sidapaksa

Ardian Fanani - detikJatim
Kamis, 03 Mar 2022 18:06 WIB
asal usul Nama Banyuwangi, Ada Kisah Cinta Sritanjung-Sidapaksa
Legenda Banyuwangi dari Sritanjung-Sidapaksa (Foto: Ardian Fanani/detikJatim)
Banyuwangi -

Nama Banyuwangi tak luput dari kisah Sri Tanjung-Sidapaksa, yakni sebuah legenda tentang percintaan yang berakhir menyedihkan. Seperti apa ceritanya?

Menurut Budayawan Banyuwangi Aekanu Hariyono kisah Sritanjung-Sidapaksa memiliki banyak versi. Namun yang paling dipercaya adalah kisah percintaan mereka yang berakhir menyedihkan.

"Sri Tanjung harus rela kehilangan nyawa, karena fitnah keji sang Raja," kata Aekanu saat dihubungi detikJatim, Kamis (3/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita ini bermula saat seorang ksatria bernama Raden Sidapaksa mengabdi kepada Raja Sulakrama yang berkuasa di Negeri Sindureja. Sidapaksa diutus mencari obat oleh raja kepada kakeknya, Bhagawan Tamba Petra, yang bertapa di pegunungan.

Di sana Sidapaksa bertemu dengan seorang gadis yang sangat ayu bernama Sri Tanjung. Sri Tanjung bukanlah gadis biasa, karena ibunya adalah bidadari yang turun ke bumi yang diperistri seorang manusia.

ADVERTISEMENT

Keduanya pun bertemu dan jatuh cinta. Sidapaksa pun memboyong Sri Tanjung ke Istana Sindureja untuk dinikahi.

Setelah tiba di Sindureja dan menikah dengan Sidapaksa, Sri Tanjung mulai dikenal masyarakat. Ternyata kecantikan Sri Tanjung membuat banyak pria terpesona, termasuk raja Sulakrama.

"Sang raja menyimpan hasrat untuk merebut Sritanjung dari tangan suaminya, sehingga dia mencari siasat agar bisa memisahkan Sri Tanjung dari Sidapaksa. Sidapaksa pun diutus ke khayangan untuk mengirimkan surat ke para dewa," ujar Aekanu.

Saat Sidapaksa pergi, Sri Tanjung digoda Raja Sulakrama. Sri Tanjung menolak, tetapi Sulakrama memaksa dan hendak memperkosanya. Mendadak datang Sidapaksa yang melihat istrinya berpelukan dengan sang Raja.

Raja Sulakrama yang licik malah balik memfitnah Sri Tanjung dengan menuduhnya sebagai wanita penggoda yang mengajaknya untuk berbuat zina.

"Sidapaksa termakan hasutan sang raja dan mengira istrinya telah berselingkuh, sehingga dia terbakar amarah dan kecemburuan," tambah Aekanu.

Sri Tanjung pun dibawa ke telaga. Dengan penuh kesedihan, Sri Tanjung bersumpah. Yakni bila dirinya sampai dibunuh dan dia tidak mengeluarkan darah, melainkan air yang harum, maka itu merupakan bukti bahwa dia tak bersalah.

Sidapaksa yang sudah gelap mata menikam Sri Tanjung dengan keris hingga tewas. Maka keajaiban pun terjadi, sumpah Sri Tanjung terbukti. Luka tikaman yang mengalir bukan darah segar melainkan air yang beraroma wangi harum semerbak.

"Dalam kisah itu, Sidapaksa tak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa berteriak 'Banyu Wangi'. Dari situlah nama Banyuwangi muncul," tandas Aekanu.

Konon, air yang harum mewangi itu menjadi asal mula nama ibu kota kerajaan Blambangan, yakni Banyuwangi. Maknanya air yang wangi.




(hse/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads