Pemkot Malang tengah serius melakukan transformasi angkutan publik di Kota Malang. Ini dilakukan karena saat ini angkot di Kota Malang kurang diminati masyarakat.
Sosialisasi program Buy The Service pun mulai dilakukan kepada para sopir angkutan umum di Terminal Arjosari dan Terminal Madyopuro. Skema itu dinilai efektif karena juga akan mendapat dukungan dari Kemenhub.
Penjabat Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan bahwa Pemkot Malang tengah diminta membuat kajian untuk mematangkan program BTS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan mencoba skema BTS ini karena efektif dan sudah diterapkan di sejumlah daerah," ujar Wahyu kepada wartawan, Kamis (11/7/2024).
Dia mengatakan bahwa saat ini Pemkot Malang sedang menghimpun masukan dari para pengemudi angkot yang telah lebih dulu beroperasi di Kota Malang. Menurutnya, konsultasi publik ini sangat penting dalam pembuatan kajian dan untuk meminimalisasi keluhan sopir.
Pada skema BTS itu, kata Wahyu, rencananya ada sejumlah titik yang menjadi tujuan utama bagi armada yang digunakan. Antara lain mal, pasar, tempat kerja, pariwisata, hingga kampus.
"Intinya adalah kami mempunyai sistem yang nanti akan dibuat senyaman mungkin: AC, tepat waktu, sopirnya sopan, tidak merokok, ada WiFi, tidak ngebut," kata Wahyu.
Wahyu memperkirakan bahwa pada September mendatang kajian berkaitan dengan penerapan BTS di Kota Malang itu bisa rampung. Selanjutnya hasil kajian mulai disiapkan untuk diuji coba.
"Kemudian kami bawa ke Kementerian Perhubungan untuk disetujui dan nanti akan mendapatkan subsidi yang akan diimbangi dengan APBD," kata Wahyu.
Rencananya, pada awal penerapannya nanti angkutan publik akan digratiskan. Tujuannya untuk mengetahui tingkat efektivitas perubahan skema terhadap transformasi itu.
"Untuk awal-awal kami coba gratis dulu supaya masyarakat ini lebih bisa menikmati terlebih dahulu," pungkasnya.
Adanya program BTS disambut gembira sopir angkot. Ketua Paguyuban Sopir Angkot Jalur Landungsari-Dinoyo-Gadang (LDG), Masyudi akan mendukung program Pemkot Malang dan berharap sejumlah program yang disampaikan segera direalisasikan.
"Kami setuju saja selama program itu berdampak positif bagi kami. Kita sebelumnya sudah ada pun sudah ditandatangani bersama ketua jalur, ketua paguyuban sopir juga bersama perwakilan-perwakilan angkutan, itu jelas semua sudah," jelasnya terpisah.
Apresiasi dan dorongan realisasi sejumlah program tersebut juga disampaikan Ketua Paguyuban Sopir Angkot Jalur Arjosari-Gadang (AG), Fredy. Menurutnya, selama ini pendapatan para sopir menurun lebih dari 50% sejak maraknya angkutan daring.
"Harapan kami, ayolah kita saling berkomunikasi agar segera ada solusi yang terbaik. Komunikasi di antara para pihak terkait sangat penting agar ada komunikasi 2 arah dan imbal balik yang positif. Kami berharap apa yang disampaikan Penjabat Wali Kota Malang itu segera terealisasi," harapnya.
(dpe/fat)