Pemkot Malang mengambil langkah antisipasi kenaikan sejumlah komoditas yang mendorong terjadinya inflasi. Di antaranya, menandatangani kerja sama antardaerah (KAD) yang dilakukan dengan Pemkab Lumajang.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan pada periode Juli 2024mengalami deflasi sebesar -0,01 persen di angka 1,83 persen untuk inflasi year on year.
Angka ini jelasnya masuk dalam range inflasi yang ditetapkan nasional yaitu 2,5 persen (Plus minus satu).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski terhitung aman, Wahyu mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada pada gejolak harga beberapa komoditas yang bisa mempengaruhi laju inflasi di Kota Malang.
"Tentu kita harus tetap waspada, sebab dalam Rakornas TPID hari Senin lalu disebutkan beberapa komoditas seperti minyak goreng, beras dan cabai rawit mengalami kenaikan harga," ujar Wahyu kepada wartawan, Jumat (2/8/2024).
Wahyu menegaskan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan beberapa upaya mengantisipasi gejolak harga, terutama untuk komoditas cabai rawit.
Selain menandatangani kerja sama antardaerah (KAD) dengan Pemkab Lumajang, juga memantau harga-harga komoditas di pasar-pasar oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah Kota Malang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang mencatat kenaikan harga cabai sebesar 42,07 persen menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi pada Juli 2024.
Selain kentang sebesar 13.74 persen dan kebutuhan sekolah dasar, faktor kekeringan karena memasuki musim kemarau jadi faktor penurunan produksi cabai rawit.
(mua/fat)